X X X X

34 EBT diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan kewajiban jangka pendek diperoleh dari neraca perusahaan. X 4 = SalesTotal Assets Jika memiliki skor kurang dari 0,862 maka perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan bangkrut dan sebaliknya, jika skor lebih dari 0,862, maka perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tidak bangkrut. Tabel 2.3 Cut off Point S-Score Kategori Interpretasi Tidak bangkrut S-Score 0,862 Bangkrut S-Score 0,862 Sumber: Diolah dari berbagai sumber Model ini menghasilkan tingkat keakuratan sebesar 92,5 dengan menggunakan 40 perusahaan yang diuji oleh Springate. Beberapa peneliti lain juga telah menguji model ini dan menemukan tingkat akurasi yang berbeda-beda. Berikut diuraikan masing-masing rasio yang terdapat dalam model Springate:

1. X

1 = Working Capital Total Assets Rasio yang mengukur likuiditas perusahaan. Rasio ini juga digunakan pada model Altman.

2. X

2 = Net Profit before Interest and TaxesTotal Assets Rasio ini digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Rasio profitabilitas ini juga digunakan pada model Altman. Universitas Sumatera Utara 35

3. X

3 = Net Profit before TaxesCurrent Liabilities Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari utang jangka pendek sebelum pembayaran pajak mengukur profitabilitas perusahaan. Rasio ini yang membedakan model Springate dengan model Altman.

4. X

4 = SalesTotal Assets Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan penjualan dengan aset yang ada mengukur aktivitas perusahaan. Rasio ini juga digunakan pada model Altman. Hal yang membedakan model Springate dengan model Altman dalam penggunaan model prediksi kebangkrutan ini adalah dihilangkannya beberapa rasio yang digunakan model Altman, yaitu X 2 = laba yang ditahan terhadap total aset, dan X 4 = nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari utang, kemudian menambahnya dengan rasio EBT Net profit before taxescurrent liabilities, yang dipercaya bisa membedakan antara perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan yang tidak mengalami kebangkrutan.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai perbandingan ketepatan model-model prediksi telah banyak dilakukan, salah satunya oleh Hadi dan Anggreini pada 2008. Keduanya meneliti tentang tiga model prediksi Altman, Springate, dan Zmijewski guna mengetahui prediktor terbaik bagi perusahaan delisting. Hadi dan Anggreini Universitas Sumatera Utara 36 berhasil mencapai kesimpulan The Zmijewski tidak mampu memprediksi delisting sementara Altman menjadi model prediksi terbaik dibandingkan dengan dua model lainnya, namun penelitian ini tidak mengklasifikasikan sampel delisting berdasarkan alasan mengapa perusahaan dikeluarkan dari BEI. Alasan perusahaan delisting bisa saja karena keinginan perusahaan sendiri, sehingga penggabungan perusahaan ini bisa menimbulkan salah interpretasi. Beragamnya model prediksi yang telah ditemukan, membuat peneliti lain kembali mencoba membandingkan model-model prediksi yang ada, seperti dilakukan Moghadam et al 2010 dengan melakukan penelitian mengenai perbandingan Model Altman dan Ohlson dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Hasil yang didapat menyatakan Model Ohlson memprediksi lebih baik dibandingkan dengan Altman. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Renanta 2011 mendukung penelitian Hadi dan Anggreini 2008, di mana Model Altman kembali menjadi model prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan Springate. Sementara Avenhuis pada 2013, melalui penelitiannya kembali memperkuat penelitian Moghadam, bahwa Ohlson mampu memprediksi kebangkrutan lebih baik dari Altman, dan Zmijewski. Penelitian yang dilakukan Angga 2014 mendukung penelitian Hadi dan Anggreini, di mana Altman dinyatakan lebih baik memprediksi kebangkrutan dibandingkan dengan Springate dan Ohlson yang bertolak belakang dengan penelitian Moghadam et al 2010, Renanta 2011, dan Avenhuis 2013. Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 2.4 Daftar Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Sampel Penelitian Variabel Hasil 1 Syamsul Hadi, Atika Anggreini 2008 Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik Perbandingan antara The Zmijewski Model, The Altman Model, dan The Springate Model 42 perusahaan, 21 listed dan 21 delisted dari BEI pada 2003- 2007 X Model Altman, Model Springate, dan Model Zmijewski Y Kebangkrutan The Zmijewski tidak mampu memprediksi kebangkrutan, sementara Altman dan Springate mampu memprediksi kebangkrutan dengan Altman dinyatakan sebagai model prediksi terbaik. 2 Abolfazl Ghadiri Moghadam , Farzane Nasir Zadeh, Mohamma d Masoud Gholampo ur Fard 2010 Review of the prediction power of Altman and Ohlson Models in predicting bankruptcy of Listed Companies in Tehran Stock Exchange ā€“ Iran 20 Perusahaan Listed dan 20 Perusahaan Delisted 1998-2005 X Model Altman, Model Ohlson Y Kebangkrutan Both original Ohlson bankruptcy prediction model in 1980 without any modification of multipliers and coefficients and Logistic regression technique showed better prediction results than original Atman model in 1983 or Discriminat analysis technique. 3. Vahdat Ahgajani, Abolfazl Ghadiri Moghadam The Creation Of Bankruptcy Prediction Model Using Springate and SAF Models 30 Perusahaan Listed dan 30 Perusahaan Delisted 2003-2011 X Model Springate, Model SAF Y Kebangkrutan Model Springate mampu memprediksi kebangkrutan dengan tingkat keakuratan lebih tinggi dibandingkan model SAF. 4. Erizka Famia Renanta 2011 Analisis Ketepatan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Perbandingan antara Model Altman dengan Model Springate 11 Perusahaan Delisted Tahun 2009 Model Altman, Model Springate Model Altman lebih tinggi sebesar 87,5 dibanding dengan model Springate sebesar 81,3 dalam memprediksi kebangkrutan. Universitas Sumatera Utara 38 No Nama Peneliti Judul Penelitian Sampel Penelitian Variabel Hasil 5. Jeroen Oude Avenhuis 2013 Testing Generalizability of Bankcruptcy Prediction Models of Altman, Ohlson, and Zmijewski for Dutch Listed and Large Non- Listed Firms 14 perusahaan bangkrut, dan 326 perusahaan tidak bangkrut dari Bursa Efek Belanda Model Altman, Model Ohlson, dan Model Zmijewski Model Ohlson mampu memprediksi kebangkrutan lebih baik dibandingkan dengan Altman dan Springate. 6. Stevanus Aditya Bayu Angga 2014 Perbandingan Model Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Publik 22 perusahaan manufaktur dan non manufaktur, 11 diantaranya delisted dan 11 lainnya listed pada 2001-2012 Model Altman, Model Ohlson, dan Model Springate Model Altman mampu memprediksi kebangkrutan lebih baik dibandingkan dengan Springate dan Ohlson. Universitas Sumatera Utara 39 KEBANGKRUTAN Y H 1 H 2 H 3 H 4

2.6 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai ketepatan model-model prediksi kebangkrutan dalam memprediksi kemampuan perusahaan, maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H 1 = Model Altman dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan H 2 = Model Ohlson dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan H 3 = Model Springate dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan H 4 = Model Altman mampu memprediksi kebangkrutan lebih baik dibandingkan dengan Ohlson dan Springate. MODEL ALTMAN X 1 MODEL SPRINGATE X 3 MODEL OHLSON X 2 Universitas Sumatera Utara 40 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang bersumber dari hasil laporan publikasi BEI dan sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian ini. Menurut Erlina 2011, data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari: 1. Laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan delisted dan listed periode 2008-2012 2. Data Gross National Bruto GNP dari Badan Pusat Statistik periode 2008- 2012. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian