44
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Terdapat empat pola aliran rantai pasok alpukat di pasar sekitar lokasi wisata Bogor, yaitu :
a. Pola Aliran Rantai Pasok 1 : Petani
Pedagang Pengumpul kecil Pedagang Pengumpul besar
Pedagang Grosir
Pedagang Pengecer Konsumen
b. Pola Aliran Rantai Pasok 2 : Petani
Pedagang Pengumpul kecil Pedagang Pengumpul besar
Pedagang Pengecer
Konsumen c. Pola Aliran Rantai Pasok 3 :
Petani Pedagang Pengumpul besar
Pedagang Pengecer Konsumen
d. Pola Aliran Rantai Pasok 4 : Petani
Pedagang Pengecer Konsumen
Pedagang pengecer skala kecil, sedang ataupun besar di Sari Barokah menggunakan pola aliran rantai pasok 4 bila jumlah pasokan yang berasal dari pengumpul besar belum mencukupi.
Pedagang pengecer di Pasar Bogor dengan modal yang lebih besar akan menggunakan pola aliran rantai 1 untuk menambah pasokan alpukatnya, sementara pedagang pengecer dengan modal yang
lebih kecil akan menggunakan pola aliran rantai pasok 4. 2. Jenis kerusakan mekanis yang terjadi pada saat pengamatan berupa lecet, memar, retak, cutting,
puncture dan splitting. Tingkat kerusakan mekanis di pedagang pengecer rata-rata sebesar 63.93.
Pada masa simpan hari ke 9 alpukat yang busuktidak dapat terjual mencapai 51.07, sementara alpukat lainnya mengalami penurunan mutu diikuti dengan penurunan harga jual.
3. Kontribusi biaya tidak tetap sangat besar pada biaya pokok dan sangat dipengaruhi oleh harga pembelian rata-rata alpukat. Penjualan pada tiap entitas telah melampaui titik impasnya masing-
masing. Hal ini menunjukkan seluruh entitas telah memperoleh keuntungan dalam pemasaran alpukat. Semakin besar selisih antara penjualan dan titik impas maka keuntungan yang diperoleh
juga makin besar. 4. Pedagang pengumpul besar yang memasok ke Sari Barokah dan Pasar Bogor masing-masing
memperoleh rasio nilai tambah 21.29 persen dan 46.09 persen dengan tingkat keuntungan masing- masing 18.76 persen dan 41.58 persen. Rasio nilai tambah yang didapatkan pedagang grosir 41.59
persen dengan tingkat keuntungan 41.16 persen. Pedagang pengecer di Sari Barokah dan Pasar Bogor masing-masing memperoleh rata-rata rasio nilai tambah 33.26 persen dan 44.21 persen
dengan rata-rata tingkat keuntungan masing-masing 31.17 persen dan 43.45 persen. Tidak terdapat perbedaan yang begitu besar pada rasio nilai tambah dan tingkat keuntungan pada masing-masing
entitas.
B. SARAN
1. Setiap entitas rantai pasok alpukat perlu melakukan penanganan pascapanen yang lebih baik, seperti pemanenan dan kegiatan bongkar muat yang lebih hati-hati serta pengemasan yang lebih
sesuai pada saat pendistribusian. 2. Setiap entitas perlu melakukan pencatatan keuangan yang lebih spesifik dan terstruktur untuk
mengetahui biaya yang dikeluarkan.
45 3. Perlu dilakukan pendistribusian margin melalui peningkatan imbalan tenaga kerja. Peningkatan
imbalan tenaga kerja dapat dilakukan dengan melakukan inovasi pemasaran yag lebih melibatkan tenaga kerja.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan teknologi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing entitas untuk perbaikan pascapanen, seperti pelapisan lilin pada
alpukat ataupun penggunaan kemasan karton berventilasi.
46
DAFTAR PUSTAKA
Anatan L, Ellitan L. 2008. Supplay Chain Management Teori dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta. Badan Pusat Statistika. Data Ekspor Menurut Komoditi. http:www.bps.go.idexim-frame.php. [26
Januari 2012] Badan Pusat Statistika. Produksi Buah-Buahan Menurut Provinsi.
http:www.bps.go.idtab_subview.php?tabel=1daftar=1id_subyek=55notab=2. [26 Januari 2012]
Badan Pusat Statistika. 2007. Jawa Barat Dalam Angka. http:www.jabarprov.go.idrootdalamangkadda2007.pdf. [26 Januari 2012]
Badan Pusat Statistik. 2010. Kota Bogor dalam Angka. http:bogorkota.bps.go.idPublikasiKBDAKota20Bogor20Dalam20Angka202010.pd
f. [ 23 Juli 2012] Baga KM. 1997. Alpukat, Budidaya dan Pengembangannya. Penerbit Kansius, Yogyakarta
Brown JE. 1994. Agroindustrial Invesment and Operations. World Bank Publications. USA Chen F, Drezner Z, Ryan JK, Simchi-Levi D. 2000. Quantifying the bullwhip effect in a simple
supply chain : the impact of forecasting, lead time and information. Management Science, 46 3, 436-443.
Departemen Perindustrian.
2007. Kajian
Pengembangan Kompetensi
Inti Daerah.
http:aurino.comwordpresswp-contentuploads200804laporan-akhir-ikm-bogor.pdf. [23
Juli 2012] Departemen Pertanian. Basis Data Statistik Pertanian. http:aplikasi.deptan.go.idbdspnewdata.asp.
[26 Januari 2012] Direktorat Gizi Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bhratara Karya
Aksara. [FAO] Food Agricultural Organization. 1989. Prevention of post-harvest food losses: Fruits,
vegetables and root crops. http:www.fao.orgdocrepT0073ET0073E00.htm. [3 Agustus 2012]
Hani. 2007. Analisis Rantai Pasok Buah Kelapa Studi Kasus Rantai Pasok Buah Kelapa Tua di Kotamadya Bogor [skripsi]. Bogor : Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Helda. 2004. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Ikan Teri di Pulau Pasaran, Provinsi Lampung [skripsi]. Bogor : Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Indrajit RE, Djokopranoto R. 2002. Konsep Manajemen Supplay Chain Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang.
Jakarta: Grasindo Kalie MB. Juni 1996. Kiat bertanam alpukat agar berbuah lebat. Trubus 319 Th XXVI
Kusniati D. 2011. Kajian Pengaruh Tipe Ventilasi dan Suhu Penyimpanan terhadap Perubahan Mutu Buah Alpukat Persean Americana, Mill dan Sebaran Suhu dalam Kemasan [skripsi]. Bogor :
Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Marimin, Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai
Pasok . Bogor: IPB Press
[MENEGRISTEK]. Prihatman K ed. 2000. AlpukatAvocad. http:www.warintek.ristek.go.idpertanianalpukat.pdf. [12 Februari 2012]
Pantastico ERB. 1986. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan, dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Syuran Tropika dan Sub tropika. Gajah Mada Press. Yogyakarta.
47 Pramudya B, Dewi N. 1992. Diktat Kuliah : Ekonomi Teknik. Departemen Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB. Pusat Informasi Pasar Uang. Suku Bunga Deposito. http:pusatdata.kontan.co.idv2bungadeposito.
[26 Juli 2012] Rukmana R. 1997. Alpukat. Yogyakarta : Kanisius.
Ritonga OS. 2005. Analisis Pemasaran Komoditas Kentang dengan Pendekatan Konsep Supplay Chain Management di Kota Semarang Propinsi Jawa Tengah [skripsi]. Bogor : Program
Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Suastawa IN. 2008. Diktat Kuliah : Sifat Fisik dan Mekanik Bahan Pertanian. Departemen Teknik
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Sudiyono A. 2002. Pemasaran Pertanian. Yogyakarta: UMM Press.
Sukandar NWH. 2000. Analisis Nilai Tambah dan Prospek Pengembangan Industri Pengolahan Ubi Kayu Perbandingan Metode M. Dawam Rahardjo dan Hayami [skripsi]. Bogor : Program
Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Tinaprilla N. 1992. Analisis Tititk Impas, Nilai Tambah dan Pemasaran Jamur Tiram Studi Kasus
pada CV Tunas Sari Kotamadya Bogor [skripsi]. Bogor : Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Widodo KH, Pramudya K, Abdullah A. 2010. Supplay Chain Management Agroindustri yang Berkelanjutan
. Bandung: Lubuk Agung.
48
49 Lampiran 1. Produksi buah alpukat menurut provinsi ton tahun 2010
Provinsi Alpukat
Aceh 5,095
Sumatera Utara 7,644
Sumatera Barat 29,457
R i a u 535
J a m b i 2,379
Sumatera Selatan 3,382
Bengkulu 2,219
Lampung 9,864
Bangka Belitung 328
Kepulauan Riau 80
DKI Jakarta 44
Jawa Barat 61,096
Jawa Tengah 15,562
DI Yogyakarta 3,697
Jawa Timur 44,540
Banten 760
B a l i 1,626
Nusa Tenggara Barat 679
Nusa TenggaraTimur 16,048
Kalimantan Barat 224
Kalimantan Tengah 52
Kalimantan Selatan 6
Kalimantan Timur 555
Sulawesi Utara 4,865
Sulawesi Tengah 2,533
Sulawesi Selatan 7,701
Sulawesi Tenggara 392
Gorontalo 54
Sulawesi Barat 732
M a l u k u 170
Maluku Utara 391
Papua Barat 786
Papua 782
Indonesia 224,278
Sumber : Badan Pusat Statistika
50 Sumber : Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat
Lampiran 2. Produksi buah-buahan menurut jenis di Jawa Barat kwintal tahun 2009
51 Lampiran 3. Daftar Pertanyaan yang digunakan dalam Penelitian
Daftar Pertanyaan Untuk Pedagang PengumpulPedagang Grosir
Pemasok dari kota : Tanggal :
Nama : Jabatan Responden :
Alamat : KelaminUmur :
Tempat lahir : Pendidikan :
Sejak kapan usaha saudara ini dimulai ? Apakah saudara memiliki jenis pekerjaan atau usaha lain ?
Apakah disini ada perkumpulan usaha sejenis ? Apa alasan saudara melakukan usaha ini
a. Keuntungan yang baik
[ ] Ya [ ] Tidak b.
Pemasarannya Terjamin [ ] Ya [ ] Tidak
c. KeturunanTradisi
[ ] Ya [ ] Tidak d.
Perawatannya Mudah [ ] Ya [ ] Tidak
e. Cuacanya cocok
[ ] Ya [ ] Tidak f.
Telah menguasai teknik budidaya [ ] Ya [ ] Tidak
g. Lainnya,
Apakah saudara pernah menerima bantuan kreditmodal ? [ ] Pernah [ ] Tidak Pernah
Jika Pernah, sebutkan : a.
Dari Siapa : b.
Jenis KreditBantuan yang didapat : c.
Jumlah bantuan yang didapat : d.
Tingkat bunga : e.
Jankga waktu pengembalian : f.
Besar angsuran kredit per bulannya : Apakah bantuankredit tersebut membuat penjualan saudara semakin meningkat ?
[ ] Ya [ ] Tidak Jika Tidak, mengapa ?
Adakah perjanjianketentuan dengan pemberi bantuan mengenai caraaturan penjualan ? [ ] Ya [ ] Tidak
Jika Ya, sebutjan ? Kapasitas usaha kg rata-ratabulan ?
52 Lampiran 3. lanjutan
Mendapat alpukat dari :
1. Petani alpukat Memasok dari : satu petani beberapa petani
Dari Petani 1
2 3
4 Nama
Alamat No. Telp
Jumlah Alpukat kg
JenisMutu Harga Beli
Sistem Bayar Biaya Transport
PenyusutanLoss 1. Kuantitatif
2. Kualitatif Penyebab Susut
Ambil Hari : Pukul :
2. Pengumpul Alpukat Memasok dari : satu pengumpulbeberapa pengumpul
Dari Pengumpul 1
2 3
4 Nama
Alamat No. Telp
Jumlah Alpukat kg
JenisMutu Harga Beli
Sistem Bayar Biaya Transport
PenyusutanLoss 1. Kuantitatif
2. Kualitatif Penyebab Susut
Ambil Hari : Pukul :
53 Lampiran 3. lanjutan
Tujuan Pasokan : Pasar tujuan
pasokan di Bogor Memasok secara
mingguan, harian, tidak tetap sesuai
permintaan Jumlah pasokan
kg JenisMutu
Harga jual Sistem Bayar
PenyusutanLoss 1. Kuantitatif
2. Kualitatif Penyebab Susut
Jika dipesan, waktu sejak pesan sd pesanan sampai ke pedagang jam ? Biaya yang dikeluarkan untuk selain biaya membeli alpukat
1. Memuat alpukat : Rp. …………..per……. 2. Biaya angkut sekali memasok
- Sewa truk : - Bahan bakar :
- Sewa sopir : - Retribusi :
- Lainnya : Tenggang waktu :
Mulai memuat pukul……….sd pukul…………. Memulai perjalanan ke Bogor pukul……….., sampai di Bogor pukul ………….. Membongkar muatan pukul…………., selesai pukul…………..
Perhitungan Biaya Pokok : a.
Penyusutan harga dan umur pemakaian : Gudang
: Kendaraan
: Timbangan
: Kontainer
: Ember
: Terpal
: Pisau
: Lap Kain
: Lain-lain
: b.
Sewa Gudang :
f. Pengemasan :
c. Tenaga Kerja
: g. Biaya Lainnya
: d.
Retribusi Uraikan :
e. Listrik dan Air :
54 Lampiran 3. lanjutan
Apakah saudara menjual jenis komoditas lainnya ? Berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai produk terjual habis ?
Apakah saudara mengalami kesulitan memasarkan hasil ? Apakah usaha alpukat ini masih bisa berkembang kedepannya ?
Sebelum penjualan, apakah saudara melakukan kegiatan sortir dan grading kembali ? [ ] Ya [ ] Tidak
Jika Ya berdasarkan apa : Bagaiman saudara memperoleh informasi tentang harga jual alpukat ?
Bagaimana saudara menentukan harga jual ? Apakah saudara menaggung sendiri resiko dari kegiatan penjualan?
Apakah saudara memberikan batuankredit kepada petani alpukat? Jika Ya, berapa lama dan kapan jangka waktu pengembaliannya
Daftar Pertanyaan Untuk Pedagang Pengecer
1. Deskripsi Pasar Retail Tanggal :
Nama : Alamat :
2. Identitas Responden Usaha Nama :
Jabatan responden : Alamat :
No. Telpon: KelaminUmur :
Tempat lahir : Pendidikan :
Sejak kapan usaha saudara ini dimulai : Apakah saudara memiliki jenis pekerjaan atau usaha lain :
Apakah disini ada perkumpulan usaha sejenis ? 3. Profil Pola Pembiayaan Usaha
Apa alasan saudara melakukan usaha ini a. Keuntungan yang baik
[ ] Ya [ ] Tidak b. Pemasarannya Terjamin
[ ] Ya [ ] Tidak c. KeturunanTradisi
[ ] Ya [ ] Tidak d. Perawatannya Mudah
[ ] Ya [ ] Tidak e. Cuacanya cocok
[ ] Ya [ ] Tidak f. Telah menguasai teknik budidaya
[ ] Ya [ ] Tidak g. Lainnya,
Apakah saudara pernah menerima bantuan kreditmodal ? [ ] Pernah [ ] Tidak Pernah
Jika Pernah, sebutkan : a. Dari Siapa
b. Jenis KreditBantuan yang didapat c. Jumlah bantuan yang didapat
d. Tingkat bunga e. Jankga waktu pengembalian
f. Besar angsuran kredit per bulannya
55 Lampiran 3. lanjutan
Apakah bantuankredit tersebut membuat penjualan saudara semakin meningkat ? [ ] Ya [ ] Tidak
Jika Tidak, mengapa ? Adakah perjanjianketentuan dengan pemberi bantuan mengenai caraaturan penjualan ?
[ ] Ya [ ] Tidak Jika Ya, sebutjan ?
4. Aspek Pemasaran Kapasitas usaha kg rata-ratabulan ?
Dengan siapakah saudara melakukan kegiatan pembelian alpukat? Uraian
Petani Pengumpul
besar Pedagang
Grosir Keterangan
AlamatLokasi JenisMutu Alpukat
Jumlah kg Harga beli RpKg
Sistem Pembayaran Biaya Transport Rpkg
Biaya Bongkar Muat Rpkg
PenyusutanLoss 1. Susut Kuantitatif
2. Susut kualitatif Penyebab susutloss
Sistem Pemesanan [ ] dipesan [ ] ditawari [ ] rutin Jika dipesan, waktu sejak pesan sd pesanan diterima jam ?
Apakah ada pelanggang rutin ? pengecerrestorancatering Uraian
Keterangan AlamatLokasi
JenisMutu Alpukat Jumlah kg
Masa Jual hari Harga jual RpKg
Sistem Pembayaran Biaya Transport Rpkg
Biaya Bongkar Muat Rpkg
PenyusutanLoss 1. Susut Kuantitatif
2. Susut kualitatif Penyebab susutloss
56 Lampiran 3. lanjutan
Biaya Pemasaran yang harus saudara tanggung terdiri dari : a. Penyusutan harga dan umur pemakaian :
Lapak :
Terpal :
Pisau :
Timbangan :
Lap Kain :
Lain-lain :
b. Sewa KiosLapak :
c. Sewa Gudang :
d. Tenaga Kerja :
e. Retribusi :
f. Listrik :
g. Pengemasan :
h. Biaya Lainnya :
Apakah saudara menjual jenis komoditas lainnya ? Berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai produk terjual habis ?
Apakah saudara mengalami kesulitan memasarkan hasil ? Apakah usaha alpukat ini masih bisa berkembang kedepannya ?
Sebelum penjualan, apakah saudara melakukan penyortiran kembali ? [ ] Ya [ ] Tidak
Jika Ya berdasarkan apa ? Bagaiman saudara memperoleh informasi tentang harga jual alpukat ?
Bagaimana saudara menentukan harga jual ? Apakah saudara menaggung sendiri resiko dari kegiatan penjualan?
Apakah saudara memberikan batuankredit kepada petani alpukat? Jika Ya, berapa lama dan kapan jangka waktu pengembaliannya
57 Lampiran 4. Kegiatan pascapanen pedagang pengumpul besar.
Pengangkutan alpukat dari pedagang pengumpul kecilpetani ke gudang pedagang pengumpul besar
Alpukat diletakkan di atas terpal untuk memulai kegiatan penyortiran
Penyortiran dan Pengemasan
58 Lampiran 4. lanjutan
Alpukat yang telah dikemas disimpan dalam gudang penyimpanan sebelum dikirim
Alpukat yang tidak masuk timbangan dan alpukat yang rusak
59 Lampiran 5. Tingkat kerusakan mekanis di pedagang pengecer
Tanggal Asal Alpukat
Alat Trasnportasi
Kemasan Jumlah Barang
yang diterima kg
Penyimpanan hari ke-
Jumlah Contoh
Alpukat kg Jumlah
Kerusakan Mekanis kg
Tingkat Kerusakan
Susut 23-Mar
Petani Bogor Motor
Karung 150
2 8.10
5.40 66.67
3.33 Pengumpul Bandung
Colt-Diesel Karung
400 1
16.20 9.36
57.78 Pengumpul Bandung
Colt-Diesel Karung
150 1
10.68 9.26
86.67 3.33
Pengumpul Bandung Colt-Diesel
Karung 150
1 9.00
5.10 56.67
1.33 27-Mar
Petani Bogor Motor
Karung 120
1 6.00
3.90 65.00
Pengumpul Cianjur Pick Up
Karung 203
1 10.35
6.21 60.00
0.49 28-Mar
Pengumpul Bandung Colt-Diesel
Karung 173
61.39 1.73
Kemasan 1 : 85 9.00
5.30 Kemasan 2 : 88
9.00 5.75
29-Mar Petani Bogor
Motor Karung
40 2
3.50 2.80
80.00 17.50
Grosir Cibitung Pick Up
Peti Kayu 1322
54.11 Kemasan 1 : 46
9.00 4.60
Kemasan 2 : 45 9.00
4.65 Kemasan 3 : 47
9.00 4.40
Kemasan 4 : 49 9.00
5.40 Kemasan 5 : 45
9.00 5.30
30-Mar Pengumpul Badung
Colt-Diesel Karung
300 2
15.12 8.37
55.36 10.00
Petani Bogor Motor
Peti Kayu 50
65.56 Kemasan 1 : 50
9.00 5.90
Pengumpul Bandung Colt-Diesel
Karung 300
1 16.00
12.40 77.50
0.33 1-Apr
Petani Bogor Motor
Karung 30
2 3.30
0.60 18.18
Petani Bogor Motor
Karung 150
3 8.40
4.20 50.00
3.33 Pengumpul Garut
Pick Up Karung
900 3
15.50 8.80
56.77 1.11
3-Apr Petani Bogor
Motor Karung
25 1
3.25 2.47
76.00 4.00
6-Apr Pengumpul Bandung
Pick Up Karung
900 2
20.00 10.80
54.00 0.22
Pengumpul Bandung Pick Up
Karung 900
2 15.00
8.70 58.00
1.11 Pengumpul Bandung
Pick Up Karung
85 2
6.00 3.60
60.00 1.18
Pengumpul Bandung Pick Up
Karung 173
2 10.80
9.72 90.00
0.58 Pengumpul Bandung
Colt-Diesel Karung
150 1
8.50 6.46
76.00 6.67
8-Apr Pengumpul Garut
Pick Up Karung
300 2
15.20 11.28
74.21 0.33
Petani Bogor Motor
Karung 100
1 8.40
4.62 55.00
1.00 Petani Bogor
Motor Karung
52 2
4.50 3.60
80.00 1.92
10-Apr Petani Bogor
Motor Karung
50 1
3.50 2.80
80.00 12-Apr
Pengumpul Bandung Pick Up
Karung 1020
2 15.50
11.70 75.48
0.98 Pengumpul Bandung
Pick Up Karung
520 15.00
7.80 52.00
1.92 Petani Bogor
Motor Karung
72 1
5.50 4.73
86.00 Pengumpul Bandung
Pick Up Karung
150 1
8.00 4.80
60.00 1.33
Pengumpul Bandung Colt-Diesel
Karung 180
10.60 7.42
70.00 Pengumpul Bandung
Colt-Diesel Karung
130 6.60
2.82 42.73
3.08 Pengumpul Bandung
Pick Up Karung
210 1
11.90 5.44
45.71 0.95
60 Lampiran 6. Contoh perhitungan biaya pokok dan titik impas responden pedagang pengumpul
Bu Nunung Perhitungan Biaya Tetap :
Penyusutan
Penyusutan Harga Awal Harga Akhir
Umur Total
Keterangan Gudang dan garasi
12,000,000 2,400,000
10 960,000.00
Mobil 30,000,000
6,000,000 7 3,428,571.43
Timbangan Gantung 700,000
- 10
70,000.00 Kapasitas 110 kg Terpal
100,000 -
1 100,000.00 Rp. 50,0003×3m, Setahun 2x ganti
Total Penyusutan 4,558,571.43 Rptahun
Bunga Modal
Total Investasi Gudang dan Garasi, Mobil, Timbangan, Terpal : Rp. 42,800,000 Tingkat Bunga Deposito : 6.75tahun
Total Bunga Modal : Rp. 42,800,000 × 0.0675tahun = Rp.2,889,000tahun Retribusi Pasar
: Rp. 200,000bulan = Rp. 2,400,000tahun Total Biaya Tetap
Modal usaha untuk alpukat dari keseluruhan modal usaha : 40
: 4,558,571.43+2,889,000+2,400,000 × 0.4 = Rp. 3,939,028.57tahun Perhitungan Biaya Tidak Tetap :
Retribusi
Retribusi Rpminggu
Rptahun Keterangan
Tol 14,000
672,000 48 minggutahun Penimbangan Mobil
10,000 480,000
Total Retribusi 1,152,000
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Rpminggu
Rptahun Keterangan
Bongkar Muat 200,000
9,600,000 Supir
100,000 4,800,000
Sortir 150,000
7,200,000 Untuk 3 orang Konsumsi
100,000 4,800,000
Total Tenaga Kerja 26,400,000
Bahan bakar dan Pelumas
Baha bakar : Rp. 200,000minggu : Rp 9,600,000tahun Pelumas : Rp. 176,0003 bulan
: Rp 704,000tahun
Total : Rp. 10,304,000tahun Pengemasan
Karung : Rp 1,200karung untuk 80 kg alpukat = Rp. 15kg Tali : Rp. 20,000bungkus untuk 100 karung = Rp. 2.5kg
Jumlah pengemasan : Jumlah alpukat terkirim × Pengemasan
: 69,120 kgtahun × Rp.17.5kg = Rp. 1,209,600tahun
61 Lampiran 6. lanjutan
Pembelian Alpukat : Rp 3,375kg Harga pembelian rata-rata dalam satu tahun
Total Biaya Tidak Tetap
:
, ,
, , , ,
∗ .+,-. ,0 1234567
+
89. , :, 34567 ,0 1234567
+ Rp. 3,375kg = Rp. 3,587.92kg Biaya Pokok
:
.,::, 0. +,-. ,0 1234567
+ Rp. 3,587.92kg = Rp. 3,639.21 Titik Impas
Harga jual rata-rata : Rp. 5,187.50kg :
.,::, 0. +,-. . , 0. ;= ., 0.: ;
= 2,462.53 kg ≈ 2,463 kg
Pak Ntus Perhitungan Biaya Tetap :
Penyusutan
Penyusutan Harga Awal
Harga Akhir Umur
Jumlah Keterangan
Gudang dan garasi 45,000,000
9,000,000.00 10 3,600,000.00
Mobil 40,000,000
8,000,000.00 7 4,571,428.57
Timbangan Gantung 450,000
- 10
45,000.00 Kapasitas 110 kg Kontainer
273,000 -
3 91,000.00 7 buah, Rp. 39,000buah
Terpal 100,000
- 1
100000.00 Rp. 50,0003×3m, Setahun 2x ganti Karpet alas
185,000 -
4 46,250.00
Total Penyusutan 8,453,678.57 Rptahun
Bunga Modal
Total Investasi: Rp. 86,008,000
Total Bunga Modal : Rp. 86,008,000 × 0.0675tahun = Rp.5,805,540tahun Beban Listrik
: Rp. 27,500bulan = Rp. 330,000tahun Total Biaya Tetap
: Rp. 8,453,678.57tahun + Rp.5,805,540tahun + Rp. 330,000tahun = Rp. 14,589,218.57tahun
Perhitungan Biaya Tidak Tetap
Retribusi
Retribusi Rppengiriman
Rptahun Keterangan
Tol : Bogor 30 pengiriman
9,000 270,000
Cipanas 72 pengiriman 2,000
144,000 Penimbangan Mobil
10,000 1,020,000 102 pengirimantahun
Total Retribusi 1,434,000
Tenaga Kerja
Sortir dan Bongkar Muat Bulan Upah
Jumlah Pengiriman Jumlah Keterangan
1 – 6 200,000
96 19,200,000 Untuk 4 orang
7 - 12 100,000
6 600,000 Untuk 2 orang
Total 19,800,000 Rptahun
62 Lampiran 6. lanjutan
Supir Tujuan
Upah Jumlah Pengiriman
Jumlah Keterangan
Bogor 150,000
30 4,500,000 Untuk 4 orang
Cipanas 100,000
72 7,200,000 Untuk 2 orang
Total 11,700,000 Rptahun
Total Biaya Tenaga Kerja : Rp. 19,800,000tahun + Rp. 11,700,000tahun = Rp. 31,500,000tahun Bahan Bakar dan Pelumas
Bahan Bakar Tujuan
Biaya Pengiriman Jumlah Pengiriman Jumlah
Keterangan Bogor
300,000 30
9,000,000 Cipanas
100,000 72
7,200,000
Total
16,200,000 Rptahun Pelumas
Bulan Pemakaian
Jumlah Keterangan
1 – 6 176,000 bulan
1,056,000 7 - 12 176,000 3 bulan
352,000
Total 1.408,000 Rptahun
Total Biaya Bahan Bakar dan Pelumas : Rp. 16,200,000tahun + Rp. 1,408,000tahun
= Rp. 17,608,000tahun Perbaikan dan Pemeliharaan Kendaraan
: Rp. 150,000pengiriman × 102 pengirimantahun = Rp. 15,300,000tahun Pengemasan
Karung : Rp 1,500karung untuk 80 kg alpukat = Rp. 18.75kg Tali : Rp. 19,000bungkus untuk 100 karung = Rp. 2.38kg
Jumlah pengemasan : Jumlah alpukat terkirim × Pengemasan
: 231,240 kgtahun × Rp.21.13kg = Rp. 4,886,101.2tahun Pembelian Alpukat : Rp 1,335.37kg
Harga pembelian rata-rata dalam satu tahun
Total Biaya Tidak Tetap
:
,, ,
, , 0,
, , ,00 ,
. +,-. ,
1234567
+ Rp. 1,335.37kg = Rp. 1,622.88kg Biaya Pokok
:
. , 0:, 0. +,-. ,
1234567
+ Rp. 1,622.88kg = Rp. 1,682.18kg Titik Impas
Harga jual rata-rata : Rp. 3,036.59kg :
. , 0:, 0. +,-. ., . :;= . , .00;
= 10,319.80 kg ≈ 10,320 kg
63 Lampiran 7. Contoh perhitungan biaya pokok dan titik impas responden pedagang grosir
Perhitungan Biaya Tetap
Penyusutan
Penyusutan Harga Awal
Harga Akhir Umur
Jumlah Keterangan
Timbangan mekanis 2,200,000
220,000 10
198,000 2 buah, Rp. 1,100,000buah
Total Penyusutan 198,000 Rptahun
Bunga Modal : Rp. 2,200,000 × 0.0675tahun = Rp. 148,500tahun
Tera Ulang : Rp. 300,000tahun Untuk 2 timbangan
Sewa Tempat : Rp. 30,000,000tahun
Listrik : Rp. 20,000bulan = Rp. 240,000tahun
Retribusi : Rp, 12,000hari × 154 haritahun Rata-rata hari kerja = Rp. 1,848,000tahun
Total Biaya Tetap
: Rp. 198,000tahun + Rp. 148,500tahun + Rp. 30,000,000tahun + Rp. 240,000tahun + Rp. 1,848,000tahun = Rp. 32,734,500tahun
Perhitungan Biaya Tidak Tetap
Tenaga Kerja
Bulan Upahbulanorang
Total Keterangan
1-3 600,000
7,200,000 4 orang
4-5 30,000
120,000 2 orang
6-7 600,000
4,800,000 4 orang
8 600,000
2,400,000 4 orang
9-10 30,000
120,000 2 orang
11-12 30,000
120,000 2 orang
Total Tenaga Kerja 14,640,000 Rptahun
Pembelian Alpukat : Rp 3,083.60kg Harga pembelian rata-rata dalam satu tahun
Total Biaya Tidak Tetap
:
. , , +,-.
, 1234567
+ Rp. 3,083.60kg = Rp. 3,106.69kg Biaya Pokok
:
. ,, +,-.
, 1234567
+ Rp. 3,106.69kg = Rp. 3,158.32kg Titik Impas
Harga jual rata-rata : Rp. 5,591.09kg :
. ,, +,-.
. , : . :;= ., . :;
= 13,176.02 kg ≈ 13,177 kg
64 Lampiran 8. Contoh perhitungan biaya pokok dan titik impas responden pedagang pengecer
Pedagang Pengecer Sari Barokah Pak Sayap Perhitungan Biaya Tetap :
Penyusutan
Penyusutan Harga Awal Harga Akhir
Umur Total
Keterangan Pajangan Buah
1,500,000 -
5 300,000.00 Bahaan kayu
Terpal 160,000
- 1
160,000.00 Pisau
60,000 -
3 20,000.00
Timbangan duduk 140,000
- 3
46,666.67 Lap Kain
80,000 -
1 80,000.00
Total Penyusutan 606,666.67 Rptahun
Bunga Modal
Total Investasi: Rp. 1,940,000 Tingkat Bunga Deposito : 6.75tahun
Total Bunga Modal : Rp. 1,940,000 × 0.0675tahun = Rp.130,950tahun Sewa Kios : Rp. 19,200,000tahun
Retribusi
Retribusi Rpminggu
Rptahun Keterangan
Kebersihan 6,000
288,000 48 minggutahun Pemda
15,000 720,000
DLLJ 3,000
144,000 Komisi Bus
60,000 2,880,000
Total Retribusi 4,032,000
Beban Listrik : Rp. 40,000bulan = Rp. 480,000tahun
Total Biaya Tetap
Modal usaha alpukat dari keseluruhan modal usaha : 20
: 606,666.67+130,950+19,200,000+4,032,000+480,000 × 0.2 = Rp. 4,889,923.33tahun Perhitungan Biaya Tidak Tetap :
Tenaga Kerja :
Rp. 21,600,000 × 0.2 = Rp. 4,320,000 Pengemasan
Plastik : Rp 25kg Jumlah pengemasan : Jumlah alpukat terjual × Pengemasan
: 33,264 kgtahun × Rp.25kg = Rp. 831,600tahun Pembelian Alpukat : Rp 6113,50kg
Harga pembelian rata-rata dalam satu tahun
Total Biaya Tidak Tetap
:
, , 0 , +,-.
, 0 1234567
+ Rp. 6,113.50kg = Rp. 6,264.10kg Biaya Pokok
:
.,00:,: .+,-. , 0 1234567
+ Rp. 6,264.10kg = Rp. 6,407.04kg Titik Impas
Harga jual rata-rata : Rp. 8,755.49kg :
.,00:,: .+,-. .0, .:;= . , . ;
= 1,962.73 kg ≈ 1,963 kg
65 Lampiran 8. lanjutan
Pedagang Pengecer Pasar Bogor Pak Iwan Perhitungan Biaya Tetap :
Penyusutan
Penyusutan Harga Awal Harga Akhir
Umur Total
Keterangan Lapak
200,000 -
2 100,000
Terpal 120,000
- 1
120,000 Cutter
10,000 -
2 5,000
Timbangan Gantung 250,000
- 10
25,000 Kapasitas Lap Kain
40,000 -
1 40,000
Total Penyusutan 290,000 Rptahun
Bunga Modal
Total Investasi : Rp. 620,000 Tingkat Bunga Deposito : 6.75tahun
Total Bunga Modal : Rp. 620,000 × 0.0675tahun = Rp.41,850tahun Retribusi Pasar
Retribusi Rphari
Rptahun Keterangan
Kebersihan 1,000
336,000 336 haritahun Ketertiban
1,000 336,000
Tukang Sapu 1,000
336,000 Lapak
3,000 1,008,000
Total Retribusi 2,016,000
Tera Ulang Timbangan : Rp. 30,000tahun Beban Listrik :
Rp. 30,000bulan = Rp. 360,000tahun Total Biaya Tetap
: 290,000+41,850+2,016,000+30,000+360,000 = Rp. 2,737,850tahun
Perhitungan Biaya Tidak Tetap :
Pengemasan
Plastik : Rp 25kg Jumlah pengemasan : Jumlah alpukat terjual × Pengemasan
: 29,952 kgtahun × Rp.25kg = Rp. 748,800tahun Pembelian Alpukat : Rp 7,526.71kg
Harga pembelian rata-rata dalam satu tahun
Total Biaya Tidak Tetap
:
0,0 +,-. ,00 1234567
+ Rp. 4,277.20kg = Rp. 4,301.45kg Biaya Pokok
:
. ,,0 +,-. ,00 1234567
+ Rp. 4,301.45kg = Rp. 4,390.11 Titik Impas
Harga jual rata-rata : Rp. 7,526.71kg :
. ,,0 +,-. ., . ;= ., . ;
= 848.88 kg ≈ 849 kg
66 Lampiran 9. Contoh perhitungan nilai tambah responden pedagang pengumpul besar
Bu Nunung
1. Output yaitu jumlah alpukat yang dapat terjual dalam setahun = 66,048 kg 2. Input yaitu kapasitas pembelian dalam setahun = 76,800 kg
3. Tenaga Kerja Langsung = 48 hari × 77 = 48 × 5 orang = 240 HOKtahun
4. Harga Output yaitu harga penjualan rata-rata yang dihitung dari total penerimaan dibagi kapasitas
penjualan dalam setahun = Rp. 5,187kg
5. Upah tenaga kerja langsung = Rp. 21,600,000tahun × 0.4 Modal Usaha Alpukat 240HOKtahun
= Rp. 36,000HOK
6. Harga Bahan yaitu harga pembelian rata-rata yang dihitung dari total pengeluran dibagi kapasitas
pembelian dalam setahun = Rp. 3,375kg
7. Biaya Input Lain yaitu biaya yang dikeluarkan selain pembelian alpukat dan pembayaran tenaga kerja
Komponen Biaya Jumlah Rptahun
Penyusutan Investasi 4,558,571.43
Retribusi Pasar 2,400,000
Retribusi Pengiriman 1,152,000
Konsumsi 4,800,000
Oli 704,000
Bahan Bakar 9,600,000
Pengemasan 1,209,600
= Rp. 23,214,571.43tahun × 0.4+1,209,600 76,800kgtahun = Rp.136.66kg
Pak Ntus
1. Output = 230,010 kgtahun 2. Input = 246,000 kgtahun
3. Tenaga Kerja Langsung : Bulan 1-6 = 96 hari × 167 × 5 orang = 1097.14 HOK Bulan 7-12 = 6 hari × 107 × 3 orang = 25.71 HOK
Total = 1122.86 HOKtahun 4. Harga Output = Rp. 3,036.59kg
5. Upah tenaga kerja langsung = Rp. 31,500,000tahun 1122.86HOKtahun
= Rp. 28,053.44HOK 6. Harga Bahan = Rp. 1,335.37kg
7. Biaya Input Lain yaitu biaya yang dikeluarkan selain pembelian alpukat dan pembayaran tenaga kerja
Komponen Biaya Jumlah Rptahun
Penyusutan Investasi 8,453,678.57
Listrik 330,000.00
Retribusi Pengiriman 1,434,000.00
Oli 1,408,000.00
Bahan Bakar 16,200,000.00
Pemeliharaan kendaraan 15,300,000.00
Pengemasan 4,886,101.20
Total 48,011,779.77
= Rp. 48,011,779.77tahun 246,000kgtahun = Rp.195.17kg
67 Lampiran 10. Contoh perhitungan nilai tambah responden pedagang grosir
1. Output = 608,640 kgtahun 2. Input = 634,000 kgtahun
3. Tenaga Kerja Langsung : Bulan 1-3 = 96 hari × 77 × 4 orang = 360 HOK Bulan 4-5 = 6 hari × 77 × 2 orang = 16 HOK
Bulan 6-7 = 6 hari × 77 × 4 orang = 120 HOK Bulan 8 = 6 hari × 77 × 4 orang = 40 HOK
Bulan 9-10 = 6 hari × 77 × 2 orang = 16 HOK Bulan 11-12 = 6 hari × 77 × 2 orang = 16 HOK
Total = 568 HOKtahun 4. Harga Output = Rp. 5,591.09kg
5. Upah tenaga kerja langsung = Rp. 14,640,000tahun 568HOKtahun
= Rp. 25,774.65HOK 6. Harga Bahan = Rp. 3,083.60kg
7. Biaya Input Lain yaitu biaya yang dikeluarkan selain pembelian alpukat dan pembayaran tenaga kerja
Komponen Biaya Jumlah Rptahun
Penyusutan Investasi 198,000
Tera Ulang Timbangan 300,000
Sewa Gudang 30,000,000
Listrik 240,000
Retribusi 1,848.000
Total 32,586,000
= Rp. 32,586,000tahun 634,000kgtahun = Rp.51.40kg
68 Lampiran 11. Contoh perhitungan nilai tambah responden pedagang pengecer
Pedagang Pengecer Sari Barokah Pak Sayap
1. Output = 33,264 kgtahun 2. Input = 34,208 kgtahun
3. Tenaga Kerja Langsung : 336 hari × 127 × 3 orang = 1,728 HOK 4. Harga Output = Rp. 8,755.49kg
5. Upah tenaga kerja langsung = Rp. 21,600,000tahun×0.2Modal Usaha Alpukat 1,728HOKtahun
= Rp. 2,500HOK 6. Harga Bahan = Rp. 6,113.50kg
7. Biaya Input Lain yaitu biaya yang dikeluarkan selain pembelian alpukat dan pembayaran tenaga kerja
Komponen Biaya Jumlah Rptahun
Penyusutan Investasi 606,666.67
Retribusi 4,032,000.00
Beban Listrik 480,000
Sewa Kios 19,200,000.00
Pengemasan 831,600.00
= Rp. 24,318,666.67tahun × 0.2 + Rp. 831,600 34,208kgtahun = Rp.166.49kg
Pedagang Pengecer Pasar Bogor Pak Iwan
1. Output = 29,952 kgtahun 2. Input = 30,880 kgtahun
3. Tenaga Kerja Langsung : -
4. Harga Output = Rp. 7,526.71kg
5. Upah tenaga kerja langsung = -
6. Harga Bahan = Rp. 4,277.20kg
7. Biaya Input Lain yaitu biaya yang dikeluarkan selain pembelian alpukat dan pembayaran tenaga kerja
Komponen Biaya Jumlah Rptahun
Penyusutan Investasi 290,000
Retribusi 2,016,000
Beban Listrik 360,000
Tera Ulang Timbangan 30,000
Pengemasan 748,800
Total 3,444,800
= Rp. 3,444,900tahun 30,880kgtahun = Rp.111.55kg
STUDY OF MECHANICAL DAMAGE AND SHELF LIFE OF AVOCADO IN BOGOR TRAVEL MARKET SUPPLY CHAIN
A. Tri Setiawan Mashudi and Emmy Darmawati Departement of Mechanical And Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Technology,
Bogor Agricultural University, IPB Dramaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java, Indonesia. Phone 62 251 8632327, e-mail : a.tri_setiawanyahoo.co.id
ABSTRACT
As one of the horticultural commodities, avocados have a high enough level of damage in the process of distribution to the hands of consumers. This study aimed to map the avocado supply chain
in the market which are located in Bogor tourist areas, then analyze the mechanical damage and shelf life, analyze the cost structure of production and the break even point, analyze the added value in
each of the entities in the supply chain. Data analysis methods used were descriptive and quantitative analysis. The focus of the avocado supply chain entities in this study consisted of traders, wholesalers
and retailers. There were four patterns of avocado supply chain flow. Retailers in Sari Barokah got avocados from two channels, that were traders and farmers. Retailers with large-scale in Pasar
Bogor got avocados from wholesalers, while others got avocados directly from farmer. Mechanical damage occurred in the retailers was about 63.93. Observations indicated the shelf life of rotten
avocado at 9
th
day reached 51.07, while the other was severely degraded avocado followed by a decline in selling prices. Amount of traders average total cost who supply to Sari Barokah and Pasar
Bogor were respectively Rp 3,639.21 kg and Rp 1,682.18 kg. Average total cost at the wholesaler level was Rp 3,385.45 kg. Average total cost of retailers in Sari Barokah and Pasar Bogor
respectively Rp 5.965 kg and Rp 4,924.73 kg. Sales in each entity has exceeded the breakeven point. Traders who supply to the Sari Barokah and Pasar Bogor each earn added value ratio of
21.29 and 46.09 with the rate of profit respectively 18.76 and 41.58. Ratio of added value that wholesaler earned were 41.59 and 41.16 rate of profit. The average of retailers added value in
Sari Barokah and Pasar Bogor were respectively 33.26 and 44.21 with 31.17 and 43.45 average rate of profit.
Keywords:mechanical damage, avocado, supply chain,added-value, break even point
A. TRI SETIAWAN MASHUDI. F14080136. KAJIAN TINGKAT KERUSAKAN DAN MASA SIMPAN ALPUKAT PADA RANTAI PASOK PASAR WISATA BOGOR.
Di bawah bimbingan Emmy Darmawati. 2012
RINGKASAN
Alpukat merupakan salah satu komoditas yang memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan. Sebagai salah satu komoditas hortikultura, alpukat memiliki tingkat kerusakan yang
cukup tinggi dalam proses distribusinya hingga ke tangan konsumen. Buah alpukat melewati beberapa proses dimulai dari pemanenan, pengangkutan, penyortiran, pengemasan, penyimpanan,
pendistribusian dan pemasaran untuk sampai ke konsumen akhir. Oleh karena itu diperlukan kajian mengenai masing-masing proses yang ada dengan tujuan mempertahankan kualitas alpukat sampai ke
tangan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan rantai pasok buah alpukat khususnya pasar
yang berlokasi di daerah wisata Bogor, kemudian menganalisis kerusakan mekanis dan masa simpan, menganalisis struktur biaya produksi dan titik impas serta menganalisis nilai tambah yang dihasilkan
pada masing-masing entitas di rantai pasok. Penelitian dilakukan di lokasi wisata Bogor antara lain pasar sekitar Kebun Raya Bogor dan
pasarpusat oleh –oleh khas Bogor di daerah Puncak. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Februari hingga Juni 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data-data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya.
Seluruh pedagang pengecer yang menjual alpukat didata berdasarkan jumlah kapasitas usahanya, kemudian dari kapasitas usaha tersebut dibagi dalam beberapa kelompok. Sampel dipilih
secara purposive dari tiap kelompok dengan pertimbangan kemudahan memperoleh informasi dari pedagang pengecer tersebut. Penelusuran rantai pasok berikutnya ditentukan dengan teknik snowball
sampling dimana entitas lainnya ditentukan berdasarkan keterangan dari pihak pedagang pengecer
yang berasal dari lokasi penelitian di lokasi wisata tersebut. Metode analisis data yang yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis
data berupa tingkat kerusakan mekanis, masa simpan, biaya pokok, dan nilai tambah di tiap entitas. Entitas dalam rantai pasok alpukat yang menjadi fokus dalam penelitian terdiri dari pedagang
pengumpul besar, pedagang grosir dan pedagang pengecer. Aktivitas pertama dalam rantai pasok dimulai dari pedagang pengumpul besar. Pedagang pengumpul besar memperoleh alpukat dari
beberapa pedagang pengumpul kecil atau beberapa petani. Pengiriman alpukat dilakukan setelah melewati tahap sortasi, grading dan pengemasan. Pedagang grosir membeli alpukat dari pedagang
pengumpul besar yang ada di sentra-sentra produksi alpukat, kemudian menjualnya ke pedagang pengecer. Pada tingkat pengecer, penyimpanan dilakukan secara sederhana dan tidak jauh berbeda
satu sama lainnya. Terdapat empat pola aliran rantai pasok. Pola aliran rantai pasok 1 terdiri dari petani, pedagang
pengumpul kecil, pedagang pengumpul besar, pedagang grosir, dan pedagang pengecer. Pola aliran rantai pasok 2 terdiri petani, pedagang pengumpul kecil, pedagang pengumpul besar, dan pedagang
pengecer. Pola aliran rantai pasok 3 terdiri dari petani, pedagang pengumpul besar, dan pedagang pengecer. Pola aliran rantai pasok 4 terdiri dari petani, dan pedagang pengecer.
Kerusakan mekanis yang terjadi pada rantai pasok alpukat adalah lecet, memar, retak hancur, cutting
, puncture, dan splitting. Pada pedagang pengecer terjadi kerusakan mekanis rata-rata sebesar
63.93. Hasil pengamatan masa simpan menunjukkan pada hari ke 9 alpukat yang busuktidak dapat terjual mencapai 51.07, sementara alpukat lainnya mengalami penurunan mutu diikuti dengan
penurunan harga jual. Besarnya biaya pokok di pedagang pengumpul besar yang memasok ke Sari Barokah dan Pasar
Bogor masing-masing Rp 3,639.21kg dan Rp 1,682.18kg. Biaya pokok pada tingkat pedagang grosir sebesar Rp 3,385.45kg. Rata-rata biaya pokok pada pedagang pengecer di Sari Barokah dan Pasar
Bogor masing-masing Rp 5,965kg dan Rp 4,924.73kg. Besarnya biaya pokok sangat dipengaruhi oleh masing-masing rata-rata harga pembelian alpukat. Penjualan pada tiap entitas telah melampaui
titik impasnya masing-masing. Hal ini menunjukkan seluruh entitas telah memperoleh keuntungan dalam pemasaran alpukat. Semakin besar selisih antara penjualan dan titik impas maka keuntungan
yang diperoleh juga makin besar. Pedagang pengumpul besar yang memasok ke Sari Barokah dan Pasar Bogor masing-masing
memperoleh rasio nilai tambah 21.29 persen dan 46.09 persen dengan tingkat keuntungan masing- masing 18.76 persen dan 41.58 persen. Rasio nilai tambah yang didapatkan pedagang grosir 41.59
persen dengan tingkat keuntungan 41.16 persen. Pedagang pengecer di Sari Barokah dan Pasar Bogor masing-masing memperoleh rata-rata rasio nilai tambah 33.26 persen dan 44.21 persen dengan rata-
rata tingkat keuntungan masing-masing 31.17 persen dan 43.45 persen. Tidak terdapat perbedaan yang begitu besar pada rasio nilai tambah dan tingkat keuntungan pada masing-masing entitas. Hal ini
menunjukkan pelaksanaan pemasaran entitas rantai pasok di Sari Barokah dan Pasar Bogor telah melakukan kerjasama yang saling menguntungkan.
.
1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Permintaan akan produk buah-buahan di Indonesia cenderung meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk, semakin membaiknya pendapatan masyarakat dan semakin tingginya kesadaran
masyarakat akan nilai gizi buah-buahan. Peningkatan permintaan ini menjadi faktor penting dalam peningkatan produksi buah-buahan. Salah satu komoditas yang memiliki prospek yang sangat baik
untuk dikembangkan adalah alpukat. Berdasarkan data dari Deptan jumlah produksi alpukat dari tahun 2005 sebesar 227,577 ton sampai tahun 2009 cenderung meningkat menjadi 257,642 ton walaupun di
tahun 2007 sempat mengalami penurunan. Selain tanaman alpukat ini dapat berbuah sepanjang tahun tanpa mengenal musim, nilai ekonomis buah alpukat juga cukup tinggi karena merupakan komoditas
perdagangan di pasar dalam dan luar negeri. Hal ini dapat ditujukkan dari peningkatan ekspor alpukat berdasarkan data dari BPS pada tahun 2009 sebesar 120 ton meningkat di tahun 2011.
Salah satu sentra produksi alpukat di Indonesia terdapat di provinsi Jawa Barat dengan tingkat produksi nasional terbesar pada tahun 2010 sebesar 27.24. Produksi buah alpukat menurut provinsi
pada tahun 2010 dapat dilihat di Lampiran 1. Kemudian berdasarkan data BPS, Kabupaten dan Kota Bogor menghasilkan alpukat sebesar 1,254.8 ton atau sebesar 1.53 dari produksi total Jawa Barat
pada tahun 2009. Produksi buah-buahan menurut jenis di Jawa Barat dapat dilihat di Lampiran 2. Walaupun alpukat dapat ditemukan di berbagai daerah Indonesia, tetapi alpukat menjadi suatu
komoditas yang khas di Bogor karena dapat ditemukan di pasar-pasar sekitar lokasi wisata Bogor. Hal yang menjadi masalah adalah tingkat kerusakan yang cukup tinggi dalam proses distribusi
alpukat dari produsen sampai siap dikonsumsi. Untuk sampai ke konsumen akhir, buah alpukat melewati beberapa proses dimulai dari pemanenan, pengangkutan, penyortiran, pengemasan,
penyimpanan, pendistribusian dan pemasaran. Kerusakan pada buah alpukat dapat saja berasal mulai dari pemanenan atau dimulai pada proses-prses setelahnya. Serangkain proses tersebut dapat berasal
dari berbagai aktivitas pelakuentitas yang saling berkaitan dengan tujuan akhir buah alpukat dapat sampai ke konsumen akhir. Memahami kegiatan yang dilakukan tiap entitas mulai dari kegiatan panen
hingga tempat penjualan akhir alpukat akan bermanfaat dalam melakukan perbaikan pascapanen guna mempertahankan mutu alpukat setelah pemanenan sampai di jajakan terutama di pasar yang ada di
sekitar lokasi wisata. Rangkaian kegiatan tersebut dapat dirangkum dalam suatu sistem rantai pasok. Entitas dalam rantai pasok komoditas pertanian dapat meliputi supplier petanikelompok
tanitengkulak, manufacturer pengolah komoditas produk pertanian yang memberikan nilai tambah, distributor
pedagang besar, retailer pengecer atau beberapa entitas lainnya. Berdasarkan rantai pasok yang ada saat ini, diperlukan kajian mengenai proses-proses yang ada
dengan tujuan mempertahankan kualitas alpukat untuk sampai ke konsumen dan pemberian nilai tambah pada tiap entitas. Tingkat kerusakan khususnya di pengecer perlu diamati karena merupakan
akumulasi dari kerusakan dari berbagai entitas sebelumnya. Selanjutnya dengan mengamati alpukat yang telah mengalami kerusakan mekanis dapat dilihat dampak terhadap masa simpan alpukat untuk
dibandingkan dengan masa jualnya.
2
B. TUJUAN