15 kemudian ambil 3 ml dari gonad yang telah diencerkan tersebut, hitung jumlah butir
telur yang terdapat dalam 3 ml.
3.3.2.7. Penentuan Diameter Telur
Pengamatan diameter telur ikan tambakan H. temminckii dilakukan dengan cara mengambil gonad ikan contoh betina yang memiliki TKG III dan IV.
Kemudian contoh telur diambil dari bagian posterior, median, dan anterior. Setelah itu telur diamati di bawah mikroskop yang telah dilengkapi dengan mikrometer
okuler dengan metode sensus.
3.4. Analisis Data 3.4.1. Perhitungan Jumlah Kelas Ukuran Ikan
Jumlah kelas ukuran dihitung dengan menggunakan rumus Sturges Sugiyono, 2003 dengan tahapan-tahapan :
Menghitung rentang datawilayah :
Wilayah = Data terbesar Data terkecil
Menghitung lebar kelas :
Lebar kelas = Jumlah kelas Wilayah
Menghitung jumlah kelas ukuran :
K = 1 + 3,3 × Log n
Keterangan : K = Jumlah kelas ukuran n = Jumlah data pengamatan
3.4.2. Hubungan Panjang dan Berat
Hubungan panjang dan berat menggunakan rumus Hile 1963 in Effendie 1997 yaitu sebagai berikut :
W =
a
L
b
Keterangan : W = Berat tubuh ikan gram L = Panjang tubuh ikan mm
16 a = intercept perpotongan kurva hubungan panjang-berat dengan
sumbu-y b = slope kemiringan
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui pola pertumbuhan panjang dan berat ikan tersebut, jika didapatkan nilai b = 3 berarti pertumbuhan ikan
seimbang antara pertumbuhan panjang dengan pertumbuhan beratnya isometrik. Akan tetapi jika nilai b 3 berarti pertambahan panjangnya lebih dominan dari pada
pertambahan beratnya allometrik negatif dan jika b 3 maka pertambahan
beratnya lebih dominan dari pertambahan panjangnya allometrik positif. Uji-t dilakukan untuk menguji nilai b = 3 atau b 3, dengan hipotesis :
Ho : b = 3, hubungan panjang dengan berat adalah isometrik H1 : b 3, hubungan panjang dengan berat adalah allometrik,
Untuk penarikan keputusan nilai thitung dibandingkan dengan Ttabel pada selang kepercayaan 95 . Jika :
t
hitung
t
tabel : tolak hipotesis nol Ho
t
hitung
t
tabel : gagal tolak hipotesis nol thitung : b1
b0sb1
Keterangan : b1 = b dari hubungan panjang-berat bo = 3
Sb1 = simpangan koefisien b
3.4.3. Faktor Kondisi
Faktor kondisi K berdasarkan pada panjang dan berat ikan contoh. Ikan memiliki pertumbuhan yang bersifat isometrik apabila nilai b = 3, maka faktor
kondisi menggunakan rumus dengan persamaan Effendi 1979 :
K TI = 10
5
WL3
Keterangan : KTI = faktor kondisi W = berat rata-rata ikan dalam satu kelas gram
17 L = panjang rata-rata ikan dalam satu kelas mm
Ikan yang mempunyai pertumbuhan yang bersifat allometrik apabila b 3, maka persamaan yang digunakan adalah :
K = WaL
b
keterangan : K = faktor kondisi
W = berat rata-rata ikan satu kelas gram L = panjang total rata-rata satu kelas mm
a dan b = konstanta dari regresi
3.4.4. Aspek Kebiasan Makanan 3.4.4.1. Komposisi Jenis Makanan
Perhitungan indeks bagian terbesar IP Index of Preponderance, dilakukan untuk mengetahui persentase suatu jenis organisme makanan tertentu terhadap
semua organisme makanan yang dimanfaatkan oleh ikan contoh. Indeks bagian terbesar dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan menurut Natarajan dan
Jhingran 1961 in Effendie 1979:
IP
i
=
Keterangan : IP
i =
indeks bagian terbesar jenis organisme makanan ke-i V
i
= persentase volume jenis organisme makanan ke-i O
i
= frekuensi kejadian jenis organisme makanan ke-i n = jumlah jenis organisme makanan
3.4.5. Aspek Biologi Reproduksi 3.4.5.1. Nisbah Kelamin