34 spatial spawner. Biasanya ikan yang tergolong kelompok ini memiliki diameter
telur yang besar. Menurut Brojo dkk 2001 gonad Pada TKG IV ikan mulai memasuki masa
pemijahan, sebagian diameter telur sudah lebih besar dibandingkan dengan diameter telur gonad pada TKG III. Menurut Effendie 1979 Telur yang berukuran besar
akan menghasilkan larva yang berukuran lebih besar dari pada telur yang berukuran kecil. Perkembangan diameter telur semakin meningkat dengan meningkatnya
tingkat kematangan gonad. Masa pemijahan setiap spesies ikan berbeda-beda, ada pemijahan yang berlangsung singkat total spawner, tetapi banyak pula dalam
waktu yang panjang partial spawner ada pada ikan yang berlangsung sampai beberapa hari. Semakin meningkat tingkat kematangan, garis tengah telur yang ada
dalam ovarium semakin besar pula Effendie 1979.
4.6. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Ikan Tambakan H.temminckii
Pengelolaan suatu sumber daya perikanan sangatlah penting dalam upaya menjamin kelestarian stok ikan di alam, dilihat dari pola pemijahan, ikan tambakan
memiliki pola pemijahan bersifat spatial spawner. Bulan Oktober, November, dan Desember merupakan musim puncak pemijahan sehingga untuk menjamin
kelestariannya diperlukan suatu upaya pembatasan upaya penangkapan ikan tambakan pada bulan tersebut serta pengunaan mesh size yang selektif terhadap
ukuran ikan. Adapun ukuran mata jaring yang direkomendasikan untuk menangkap ikan tambakan minimal 2.13 inchi. Menurut Effendie 1997 pengelolaan sumber
daya hayati perikanan bukan saja mengusahakan hasil tangkapan maksimum yang dapat dipertahankan oleh perairan secara efisien dari stok ikan yang di eksploitasi,
akan tetapi juga meliputi keadaan ekonomi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan perikanan. Penangkapan ikan tambakan sebaiknya dilakukan
pada bulan-bulan setelah musim puncak pemijahan yaitu sekitar bulan Februari September.
35
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Ikan tambakan H. temminckii merupakan ikan yang tergolong herbivora. Jenis makanan utama berupa Detritus diatas 55, dan makan lain berupa Diatom,
Desmid, Green alga dan Blue Green Alga. Pola pertumbuhan ikan tambakan adalah Isometrik yang artinya pertambahan panjang seimbang dengan pertambahan berat.
Nilai faktor kondisi ikan tambakan secara temporal yaitu Oktober Desember baik
jantan maupun betina tidak berbeda nyata, hal ini diduga karena lingkungan perairan mendukung perkembangan ikan tambakan. Hasil uji Chi-square diperoleh rasio
kelamin jantan dan betina sebesar 1:1,24 menunjukan terjadinya keseimbangan populasi di perairan Lubuk Lampam. Ikan tambakan jantan pertama kali matang
gonad pada ukuran 155 mm sedangkan ikan tambakan betina matang gonad pertama kali pada ukuran 169 mm. Selama bulan penangkapan Oktober
Desember ikan tambakan yang tertangkap memiliki TKG III dan TKG IV, hal ini diduga pada bulan
tersebut merupakan puncak pemijahan. Indek kematangan gonad jantan dan betina tertinggi pada bulan Oktober sebesar 3.0378 ; 17.9496. Indek kematangan gonad
akan semakin meningkat nilainya dan akan mencapi batas maksimum pada waktu musim pemijahan. Fekunditas ikan tambakan berkisar antara 19.000
144.104 butir telur. Berdasarkan pola distribusi diameter telur, tipe pemijahan ikan tambakan
termasuk partial spawner yaitu ikan mengeluarkan telurnya secara bertahap.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk penelitian kedepannya supaya mengkaji pola distribusi dan pengaruh sistem Lebak Lebung
terhadap keberadaan ikan tambakan di perairan Lubuk Lampam, Sungai Lempuing, Sumatra Selatan.