Kebiasaan Makanan 1. Makanan dan Kebiasaan Makanan

5 2.4. Kebiasaan Makanan 2.4.1. Makanan dan Kebiasaan Makanan Makanan merupakan faktor yang menentukan bagi populasi, pertumbuhan, dan kondisi ikan, sedangkan macam makanan satu spesies ikan biasanya bergantung pada umur, tempat dan waktu. Kebiasaan makanan ikan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang dimkan ikan. Sedangkan kebiasaan cara makan adalah hal- hal yang berhubungan dengan waktu, tempat dan cara mendapkan makanan Effendi 1979. Nikolsky 1963 menyatakan bahwa kebiasaan makanan pada ikan dibedakan atas empat kategori berdasarkan persentase bagian terbesar yang terdiri dari makanan utama, yaitu makanan yang biasanya dimakan ikan dan terdapat dalam jumlah yang sangat besar, makanan pelengkap, yaitu makanan yang ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikit pada saluran pencernaan, dan makanan tambahan yaitu makanan yang berada pada saluran pencernaan dalam jumlah yang sangat sedikit. Menurut Affandi dan Tang 2002 pada ikan-ikan yang berukuran yang sama, kapasitas lambung ikan berhubungan erat dengan kategori dan bentuk tubuh ikan. Pada ikan herbivora, ikan tidak memiliki lambung yang sesungguhnya sehingga fungsinya untuk menampung makanan digantikan oleh usus bagian depan. Usus bagian depan ini termodifikasi menjadi kantung yang membesar menggelembung dan selanjutnya disebut lambung palsu . Ikan mas merupakan salah satu ikan yang memiliki lambung palsu. Menurut Prianto et al 2006 kebiasaan makanan Ikan Biawan H. temminckii di Danau Sababila DAS Barito Kalimantan Tengah cenderung bersifat herbivora dengan makanan utamanya plankton. Hasil analisis dengan metode frekuensi kejadian diperoleh persentase makanan yang tertinggi adalah jenis Diatom 89,47 , Closterium 78,95 , Ulotrix 73,68 dan Mougetia 63.16 . Makanan merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan ikan. Untuk merangsang pertumbuhan yang optimal diperlukan jumlah dan mutu makanan dalam keadaan cukup serta sesuai dengan dengan kondisi perairan. Makanan yang dimanfaatkan oleh ikan digunakan untuk memelihara tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak Effendie 2002. 6

2.5. Faktor Kondisi