melemah,  sirip  punggung  yang  meregang,  sesekali  mulut  disembulkan  ke permukaan serta sebagian ikan memasuki fase  pingsan ringan dan pingsan berat.
Perubahan aktivitas ikan uji mulai terlihat pada menit ke-45 hingga menit ke-60. Pada perlakuan konsentrasi 5  memasuki tahap pingsan  pada menit ke 130, 130
dan  145.  Perlakuan  konsentrasi  10    memasuki  tahap  pingsan  pada  menit  ke 80,75, dan 75, sedangkan pada perlakuan konsentrasi 15  ikan memasuki tahap
pingsan pada menit ke 60, 70, dan 70. Pada Tabel 5, 6 dan 7 tahap-tahap yang dilalui ikan saat dilakukan anestesi
dimulai dari fase normal hinggan fase pingsan. Fase normal yaitu fase ketika ikan masih  reaktif  terhadap rangsangan luar, pergerakan operculum dan kontraksi otot
normal  selanjutnya  ikan  memasuki  fase  kehilangan  keseimbangan.  Fase  ini  ikan mengalami kontraksi otot lemah, berenang tidak teratur memberikan reaksi hanya
terhadap  rangsangan  getaran  dan  sentuhan  yang  sangat  kuat  dan  pergerakan operculum cepat. Fase pingsan ringan ikan mulai mengalami  reaktifitas terhadap
rangsangan luar sedikit menurun, pergerakan operculum melambat, keseimbangan normal  Tidwel  et.al  2004.  Ikan  memasuki  fase  pingsan  ringan  saat  tidak
mengalami  reaktivitas  terhadap  rangsangan  luar,  kecuali  dengan  tekanan  kuat. Pergerakan  operculum  lambat,  keseimbangan  normal.    Menurut  Pratisari  2010
ikan nila yang mengalami fase pingsan ringan, pingsan berat dan roboh memiliki tingkat respirasi dan metabolisme yang rendah. Dari saat ikan mengalami pingsan
ringan sampai pingsan, pengaruh konsentrasi pada perlakuan 10  dan 15  tidak menunjukan  perbedaan  yang  nyata  secara  visual  hal  ini  diduga  dosis  yang
diberikan sudah cukup untuk mempengaruhi sistem syaraf ikan. Pemberian dosis yang  berlebih  akan  menyebabkan  kerusakan  sistem  syaraf  dan  akan  berakibat
overdosis atau kematian Arliansah 2009
4.2.2 Waktu onset pemingsanan
Waktu onset adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu keadaan dimana  status  hewan  uji  kehilangan  kesadaran  Mckelvey  dan  Wayne  2003.
Pencatatan  waktu  onset  pemingsanan  ikan  bawal  dilakukan  mulai  dari  kondisi normal sampai kondisi pingsan. Pencatatan ini bertujuan untuk melihat pengaruh
penambahan ekstrak hati hati batang pisang terhadap waktu yang dibutuhkan ikan
bawal  hingga pingsan. Hasil pengamatan terhadap waktu onset pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Grafik pengaruh perlakuan terhadap waktu onset Gambar  5  menunjukkan  bahwa  pembedaan  pemberian  ekstrak  hati  batang
pisang tunas, muda dan tua serta perbedaan konsentrasi ekstrak hati batang pisang yang  digunakan  menyebabkan  waktu  onset  yang  berbeda-beda..  Waktu  onset
paling  cepat  ditunjukkan  oleh  perlakuan  ekstrak  hati  atang  pisang  tua  dengan pemberian  konsentrasi  sebesar  15  ,  yaitu  selama  66,66  menit.  Waktu  onset
paling lama ditunjukkan oleh  perlakuan ekstrak  hati batang pisang muda dengan pemberian konsentrasi sebesar 5 , yaitu selama 145 menit. Perlakuan tunas hati
pisang  memberikan  hasil  beda  nyata  konsentrasi  5    dan  10    dengan konsentrasi  15  .  Perlakuan  ekstrak  hati  batang  pisang  muda  memberikan  hasil
beda  nyata  konsetrasi  5    dengan  konsentrasi  10    dan  15    sedangkan  pada perlakuan hati batang pisang tua konsentrasi 5  memberikan hasil berbeda nyata
terhadap konsentrasi lainnya. Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa waktu tercepat didapatkan pada
konsetrasi 15   pada perlakuan ekstrak hati batang pisang tua  yang disebabkan karena  pada  hati  batang  pisang  tua  memiliki  kandungan  bahan-bahan  yang  lebih
tinggi  daripada  hati  batang  pisang  yang  tunas  dan  muda.  Menurut  Djulkarnain 1998  hati  batang  pohon  pisang  dapat  dijadikan  penghilang  rasa  sakit.
Kandungan  bahan-bahan  kimia  antara  lain  flavonoid  dan  saponin.  Flavonoid
merupakan  senyawa  polifenol  yang  merupakan  satu  golongan  fenol  alam  yang terbesar  dan  bersifat  polar  sehingga  mudah  larut  dalam  pelarut  polar  seperti  air,
etanol,  metanol,  butanol,  aseton,  dan  sebagainya  Markham  1988.    Pengujian terhadap waktu onset akibat pemberian ekstrak hati batang pisang pada penelitian
ini  dapat  disimpulkan    kurang  memuaskan  karena  waktu  onset  yang  dibutuhkan ikan  hingga  pingsan  cukup  lama.  Menurut  Gunn  2001,  anestesi  yang  ideal
adalah  anestesi  yang  mampu  memingsankan  ikan  kurang  dari  tiga  menit. Lamanya  waktu  yang  dibutuhkan  ekstrak  hati  batang  pisang  untuk  memberikan
pengaruh terhadap aktivitas ikan uji diduga karena konsentrasi uji yang diberikan belum  cukup  untuk  mempengaruhi  keseimbangan  fungsi  saraf  dan  jaringan  otak
ikan uji.
4.2.3 Tingkat kelulusan hidup survival rate ikan