4.3.1 Pengujian kualitas air
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh mendasar bagi kelangsungan hidup bawal air tawar. Pengujian kualitas air pada
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia fisik air baik sebelum maupun setelah proses pemingsanan. Pengujian sebelum proses
pemingsanan bertujuan untuk melihat kelayakan kualitas air yang akan digunakan sebagai media pada proses pemingsanan. Sedangkan, proses pengujian kualitas air
setelah proses pemingsanan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian berbagai konsentrasi berbeda terhadap karakteristik fisik kimia air
yang telah digunakan setelah proses pemingsanan. Hasil analisis kualitas air dicantumkan pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil pengukuran kualitas air sebelum dan sesudah proses pemingsanan Perlakuan
Parameter uji pH
DO ppm TAN
mgâ Sebelum
7,40 6,31
2,17 Sesudah
4,97 1,23
3,28 Berdasarkan tabel 8 hasil pengujian kualitas air pada saat sebelum diberikan
perlakuan bahan anestesi didapatkan pH 7,40 , DO 6,31 dan total amoniak 2,17. Kualitas air setelah diberi perlakuan didapatkan nilai pH 4,97 , DO 1,23 dan nilai
Total amoniak 3,28. Setelah perlakuan nilai pH dan DO semakin menurun dan total amoniak menaik. Keasaman air menurut Pudjianto 1984 adalah
kemampuan kuantitatif banyaknya asam untuk menetralkan basa kuat sampai pH yang dikehendaki. Tingginya amoniak didapatkan ikan pada kondisi stress dan
membuang metabolisme
yang berlebihan.
Pembuangan metabolisme
mengakibatkan tingginya amoniak dalam kualitas air Wedeyemer 1996 Kandungan oksigen terlarut dalam air merupakan faktor pembatas dalam
mendukung optimalisasi organisme perairan. Oksigen dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatan ikan dan sebagai fasilitator proses oksidatif kimiawi
Amanah 2011. Jika konsentrasi DO yang sesuai tidak dipertahankan, ikan akan stres yang akhirnya menyebabkan kematian. Penurunan oksigen dari kualitas air
tersebut disebabkan peningkatan pemanfaatan oksigen dari ikan bawal air tawar.
Nilai oksigen terlarut yang didapatkan 1,23 mg â. Dari kondisi ini ikan masih bisa
bertahan hidup namun masih kurang mencukupi untuk melakukan kegiatan lain sehingga ikan akhirnya mengurangi proses metabolismenya. Kadar oksigen dari
1,0-5,0 ikan dapat bertahan hidup tetapi pertumbuhannya terganggu Swingle 1969 dalam Boyd 1990
Menurut Swingle 1969 dalam Boyd 1990, kisaran pH 6,5 â 9,0
merupakan kisaran yang layak bagi ikan untuk reproduksi. Kisaran pH air yang digunakan pada penelitian ini masih berada pada kisaran tersebut, sehingga bisa
diasumsikan bahwa perubahan pH air akibat pemberian ekstrak hati batang pisang masih dapat ditolerir oleh ikan bawal air tawar untuk tetap bertahan hidup namun
pH air setelah diberi perlakuan ikan di bawah batas normal. Pengaruh penurunan pH terhadap jumlah ikan akan berpengaruh terhadap laju resiprasi. Semakin padat
suatu wadah transportasi maka hasil respirasi dan CO â bebas akan semakin
meningkat, selain itu waktu transportasi, dan keasaman suatu media air juga dapat mempengaruhi nilai pH air Muhamad 2012. Tingkat stress ikan yang banyak
mengeluarkan CO
2
mengakibatkan perubahan pH pada kualitas air setelah perlakuan. Karbondioksida akan mempengaruhi keasaman air sehingga
menurunkan pH air. Tingginya kandungan karbondioksida dibarengi dengan turunnya pH akan lebih berbahaya terhadap kelangsungan hidup ikan Kottelat et
al. 1993. Penurunan pH terjadi reaksi kimia antara air dengan ion karbondioksida yang mengakibatkan pH menjadi turun. Persamaan reaksinya sebagai berikut
CO
2
+ H
2
O H
2
CO
3
H
2
CO
3
HCO
3
+H
-
4.3.2 Pengujian kelulusan hidup ikan bawal dalam simulasi transportasi