Anestesi Teknik imotilisasi mengunakan ekstrak hati batang pisang (Musa spp) dalam simulasi transportasi kering ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum)

digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang berpotensi keras atau beracun seringkali disebut sebagai sapotoksin. Saponin terdiri atas agligen polisiklik yang disebut sapogenin dan gula sebagai glikon. Sapogenin dapat diuraikan kembali dari struktur kimia ikatan hidrogennya menjadi dua bentuk, yaitu steroid dan triterpenoid. Adanya saponin dalam tanaman diindikasikan dengan adanya rasa pahit. Bila saponin dicampur dengan air akan membentuk busa stabil Cheek 2005.

2.5 Anestesi

Anestesi merupakan suatu kondisi ketika tubuh atau bagian tubuh kehilangan kemampuan untuk merasa insensibility. Anestesi dapat disebabkan oleh senyawa kimia, suhu dingin, arus listrik atau penyakit Tidwell et.al 2004 Bahan anestesi mengganggu secara langsung maupun tidak langsung terhadap keseimbangan kationik tertentu di dalam otak selama masa anestesinya. Terganggunya keseimbangan ionik dalam otak menyebabkan ikan tersebut mati rasa karena syaraf kurang berfungsi. Anestesi menurut Mckelvey dan Wayne 2003 ada 4 tahapan, tahap pertama atau sering disebut stadium analgesia, hewan masih sadar tetapi disorientasi dan menunjukkan sensitivitas terhadap rasa sakit berkurang, respirasi dan denyut jantung normal atau meningkat, semua reflek masih ada, hewan masih bangun dan dapat juga urinasi, defekasi. Tahap kedua yaitu kesadaran mulai hilang namun refleks masih ada, pupil membesar dilatasi tetapi akan menyempit konstriksi ketika ada cahaya masuk. Tahap kedua atau stadium eksitasi berakhir ketika hewan menunjukkan tanda-tanda otot relaksasi, respirasi menurun dan refleks juga menurun. Tahap ketiga atau stadium anestesi, pada stadium ini biasanya dilakukan operasi. Hewan kehilangan kesadaran, pupil mengalami konstriksi dan tidak merespon cahaya yang masuk, refleks hilang refleks palpebrae. Tahapan keempat adalah pernafasan dan jantung terhenti, dan hewan mati. Indikator tahapan anestesi antara lain aktivitas refleks refleks palpebrae, pedal refleks, kornea refleks, refleks laring, refleks menelan, relaksasi otot, posisi mata dan ukuran pupil, sekresi saliva dan air mata, respirasi dan denyut jantung. Respon tingkah laku ikan dalam t ahap pemingsanan dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2. Respon tingkah laku ikan dalam tahap pemingsanan Tingkat Sinonim Respon tingkah laku ikan Normal Reaktif terhadap rangsangan luar, pergerakan operculum dan kontraksi otot normal Ia Pingsan ringan light sedation Reaktifitas terhadap rangsangan luar sedikit menurun, pergerakan operculum melambat, keseimbangan normal Ib Pingsan deep sedation Reaktifitas terhadap rangsangan luar tidak ada, kecuali dengan tekanan kuat. Pergerakan operculum lambat, keseimbangan normal IIa Kehilangan keseimbangan sebagian Kontraksi otot lemah, berenang tidak teraturmemberikan reaksi hanya terhadap rangsangan getaran dan sentuhan yang sangat kuat, pergerakan operculum cepat IIb Kehilangan keseimbangan total Kontraksi otot berhenti, pergerakan operculum lemah namun teratur, reflek urat syaraf tulang belakang menghilang III Gerakan reflek tidak ada Reaktifitas tidak ada, pergerakan operculum lambat dan tidak teratur, detak jantung lambat, reflek tidak ada IV Roboh medullary collaps Pergerakan operculum berhenti, respirasi terhenti, diikuti beberapa menit kemudian penghentian detak jantung Sumber : Tidwell et.al 2004

2.6 Transportasi Hidup Sistem Kering