jari-jari keras yang tidak tajam, sedangkan jari-jari yang lainnya lunak. Berbeda dengan sirip panggung bawal laut yang agak panjang, letak sirip bawal air tawar
agak bergeser ke belakang. Sirip dada, sirip perut, dan sirip anus kecil dan berjari- jari lunak. Sirip perut dan sirip dubur terpisah sedangkan pada bawal laut
menyatu. Sirip ekor jari-jari lunak dan berbentuk cagak Kordi 2011
2.3 Kualitas Air Pemeliharaan Bawal Air Tawar
Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya bawal air tawar karena air merupakan media hidup yang utama. Beberapa faktor fisika dan kimia
air yang dapat mempengaruhi hidup bawal air tawar adalah suhu, oksigen terlarut dissolved oxygen, karbondioksida CO
2
bebas, pH, alkalinitas, amoniak, nitrat dan nitrit. Air yang digunakan untuk pemeliharaan bawal air tawar secara umum
memiliki beberapa persyaratan seperti suhu, pH, degree of hardness dH, alkalinitas, oksigen terlarut, CO
2
, amoniak dan H
2
S Lukito dan Prayugo 2007. Berikut beberapa parameter yang dapat dijadikan indikator dalam menilai kualitas
suatu perairan, sebagaimana tertera dalam Tabel 1. Tabel 1Parameter kualitas air untuk budidaya bawal air tawar
Parameter Nilai
Oksigen 4-6 ppm
Karbondioksida Maks. 25 ppm
pH 7-8
Amonia Maks 0,1 ppm
Alkalinitas 50-300 ppm
Suhu 25-30°C
Kecerahan 20-40 cm oleh plankton
Warna Hijau Kecoklatan
DMA 2- 4,5
H2S Maks 0,1 ppm
Kesadahan 3-8 dGH
Sumber: Kordi 2011
2.4 Pohon Pisang
Menurut Priosoeryanto et al 2006, ekstrak batang pohon pisang ambon mengandung tanin, saponin dan flavonoid yang dapat berguna sebagai
antimikrobial dan perangsang pertumbuhan sel-sel baru pada luka. Ekstrak batang pohon pisang ambon mampu untuk mengobati luka pada kulit karena kandungan
bahan aktifnya mampu meningkatkan aliran darah ke daerah luka dan juga dapat
menstimulasi fibroblas sebagai respon untuk persembuhan luka. Berikut penampakan melintang hati batang pisang dapat dilihat pada gambar 2
Gambar 2 Penampang melintang batang pisang Anonim
b
2008 Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang merupakan satu golongan
fenol alam yang terbesar dan bersifat polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar seperti air, etanol, metanol, butanol, aseton, dan sebagainya. Flavonoid
umumnya ditemukan dalam bentuk glikosida yang larut air, sehingga pelarut air sangat baik untuk glikosida. Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang
bersifat racun aleopati terdapat pada kulit jeruk manis, merupakan persenyawaan glucoside yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon Markham 1988.
Senyawa flavonoid mempunyai efek biologis yang sangat kuat sebagai antioksidan, merangsang produksi oksidasi nitrit yang dapat melebarkan
pembuluh darah. Flavonoid juga dapat meningkatkan aliran darah ke otak sehingga berperan dalam memperbaiki kerusakan pembuluh darah dan bermanfaat
bagi kesehatan jantung. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida Harborne 1987 diacu dalam Priosoeryanto et al
2006. Senyawa yang juga terkandung dalam ekstrak hati batang pohon pisang
ambon adalah saponin. Saponin merupakan glikosida yang memiliki sifat khas membentuk busa. Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan
menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Saponin juga bersifat bisa menghancurkan butir darah merah lewat reaksi
hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah dingin, dan banyak diantaranya
digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang berpotensi keras atau beracun seringkali disebut sebagai sapotoksin. Saponin terdiri atas agligen polisiklik yang
disebut sapogenin dan gula sebagai glikon. Sapogenin dapat diuraikan kembali dari struktur kimia ikatan hidrogennya menjadi dua bentuk, yaitu steroid dan
triterpenoid. Adanya saponin dalam tanaman diindikasikan dengan adanya rasa pahit. Bila saponin dicampur dengan air akan membentuk busa stabil Cheek
2005.
2.5 Anestesi