Alat dan Bahan Penelitian .1 Alat Penelitian Analisis Data

11. Model induk adalah model stainless steel yang ditempah dengan 2 buah abutment berbentuk mahkota yang telah dipreparasi. 12. Titik-titik pengukuran: a. Buko Lingual BL adalah diameter dari abutment 6,33 mm. b. Okluso Gingival OG adalah jarak dari titik oklusal ke akhiran servikal abutment 8,02 mm. c. Inter Preparasi IP adalah jarak dari titik tengah dari abutment I ke titik tengah dari abutment II 28,25 mm. 3.4 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.1 Tempat Pembuatan Sampel Laboratorium Departemen Prostodonsia FKG USU

3.4.2 Tempat Pengujian Sampel

Laboratorium Departemen Prostodonsia FKG USU

3.4.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2012 3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan adalah : a. Sendok cetak fisiologis dari model induk b. Model induk c. Rubber bowl dan spatula d. Kaca pengaduk pelat kaca glass plate Universitas Sumatera Utara Gambar e. f. g. h. i. j. 3.5 a. b. c. r 7. Digital K Lekron s Kaliper dig Beaker gla Stopwatch Vibrator Laptop den

5.2 Bahan P

Bahan ceta Korea Larutan So Larutan Johnson,In Kaliper Ketel spatula sem gital keteliti ass Pyrex 25 ngan softwa Penelitian ak Polivinil odium Hipok pemutih ndonesia itian 0,01 mm men Dentica ian 0,01 mm 50 ml Iwak are SPSS ve l Siloksan p klorit 10 pakaian s m G a m Krisbow K ki TE-32 rsion 15.0 putty ligh sodium hi ambar 8. A F S KW 06-422 ht bodywas ipoklorit Alat-Alat Pen Fisiologis, M Spatula, Spatula semen 2, 200 mm x sh I-Sil Sp 5,25 B nelitian : S Model Induk, Glass Plate n, Beaker Gl x 8” pident , Bayclin- endok Cetak Rubber Bow e , Lekron lass k wl Universitas Sumatera Utara d. e. f. g. G 3.6 3.6 3.6 1. dari resin a ±2mm y Gips keras Powder Air Plastik ben Gambar 9. B T P 6 Cara Pene 6.1 Persiapa

6.1.1 Pembu

Sebelum p akrilik swap yang menutu s tipe IV Fuj liquid resin ning atau sel Bahan-Bahan Tipe IV, Pow Pemutih Paka elitian an Pembua uatan Samp proses pence polimerisasi upi batas te ji Rock Mo n akrilik swa llopan sebag Penelitian: B wder Liqu aian tan Sampe pel Kelomp etakan dilak i pada mode epi. Kemud oldasynt, Ge apolimerisas gai spacer Bahan Cetak uid Resin Ak l Penelitian pok A kukan pemb el induk yan dian diberi ermany si Vertex, H PVS Putty krilik Swapo n buatan send ng telah dila tangkai sen Holland Wash, Gips olimerisasi , dok cetak fis apisi selemb ndok cetak s Keras Larutan siologis bar wax dapat Universitas Sumatera Utara terbuat dari kawat atau resin akrilik swapolimerisasi. Setelah akrilik mengeras, sendok cetak dilepaskan dari model dan dirapikan. 2. Pencetakan pada model induk menggunakan sendok cetak fisiologis dengan bahan cetak elastomer jenis polivinil siloksan silikon adisi putty light bodywash . 3. Keluarkan bahan cetak polivinil siloksan putty dengan perbandingan base dan katalis dengan perbandingan yang sama, lalu dimanipulasi dengan tangan hingga warnanya homogen dan merata. Kemudian dilakukan pencetakan pada model induk dengan teknik two step menggunakan spacer selembar sellopan dan tunggu sampai bahan cetak menggeras. 4. Terlebih dahulu keluarkan spacer sellopan pada cetakan putty dan lalu bahan cetak polivinil siloksan wash pasta base dan katalis diaduk di atas glass plate dengan perbandingan 1:1 sampai sewarna sehingga didapat campuran yang homogen dan konsistensinya padat kemudian dimasukkan ke dalam sendok cetak fisiologis dan dicetak ke model induk. 5. Setelah cetakan mengeras, cetakan dibuka dicuci dengan air mengalir selama 10 detik kemudian dikeringkan dengan semprotan udara. 6. Kemudian hasil cetakan direndam ke dalam beaker glass yang berisi larutan sodium hipoklorit 2 selama 10 menit. 7. Setelah 10 menit hasil cetakan dibilas dengan air mengalir lalu dikeringkan dengan semprotan udara. 8. Cetakan lalu diisi sampai penuh dengan gips keras tipe IV Fuji Rock sesuai dengan wp ratio menurut pabrik dan diaduk hingga homogen kemudian Universitas Sumatera Utara dimasukkan ke hasil cetakan menggunakan vibrator untuk menghindari adanya gelembung udara. 9. Setelah itu model gips dibiarkan kering selama 1-2 jam. 10. Proses pencetakan ini dilakukan sebanyak 3 sampel per hari hingga diperoleh 10 sampel untuk kelompok A, kemudian sampel diberi nomor dan diukur dengan kaliper digital.

3.6.1.2 Pembuatan Sampel Kelompok B

1. Sebelum proses pencetakan dilakukan pembuatan sendok cetak fisiologis dari resin akrilik swapolimerisasi pada model induk yang telah dilapisi selembar wax ±2mm yang menutupi batas tepi. Kemudian diberi tangkai sendok cetak dapat terbuat dari kawat atau resin akrilik swapolimerisasi. Setelah akrilik mengeras, sendok cetak dilepaskan dari model dan dirapikan. 2. Pencetakan pada model induk menggunakan sendok cetak fisiologis dengan bahan cetak elastomer jenis polivinil siloksan silikon adisi putty light bodywash. 3. Keluarkan bahan cetak polivinil siloksan putty dengan perbandingan base dan katalis dengan perbandingan yang sama, lalu dimanipulasi dengan tangan hingga warnanya homogen dan merata. Kemudian dilakukan pencetakan pada model induk dengan teknik two step menggunakan spacer selembar sellopan dan tunggu sampai bahan cetak menggeras. 4. Terlebih dahulu keluarkan spacer sellopan pada cetakan putty dan lalu bahan cetak polivinil siloksan wash pasta base dan katalis diaduk di atas glass plate Universitas Sumatera Utara dengan perbandingan 1:1 sampai sewarna sehingga didapat campuran yang homogen dan konsistensinya padat kemudian dimasukkan ke dalam sendok cetak fisiologis dan dicetak ke model induk. 5. Setelah cetakan mengeras, cetakan dibuka dicuci dengan air mengalir selama 10 detik kemudian dikeringkan dengan semprotan udara. 6. Kemudian hasil cetakan direndam ke dalam beaker glass berisi larutan pemutih pakaian 5,25 yang telah diencerkan 1:10 dengan air menjadi 0,5 selama 10 menit. 7. Setelah 10 menit hasil cetakan dibilas dengan air mengalir lalu dikeringkan dengan semprotan udara. 8. Cetakan lalu diisi sampai penuh dengan gips keras tipe IV Fuji Rock sesuai dengan wp ratio menurut pabrik dan diaduk hingga homogen kemudian dimasukkan ke hasil cetakan menggunakan vibrator untuk menghindari adanya gelembung udara. 9. Setelah itu model gips dibiarkan selama 1-2 jam. 10. Proses pencetakan ini dilakukan sebanyak 3 sampel per hari hingga diperoleh 10 sampel untuk kelompok B, kemudian sampel diberi nomor dan diukur dengan kaliper digital.

3.6.1.3 Pembuatan Sampel Kontrol Kelompok C

1. Sebelum proses pencetakan dilakukan pembuatan sendok cetak fisiologis dari resin akrilik swapolimerisasi pada model induk yang telah dilapisi selembar wax ±2mm yang menutupi batas tepi. Kemudian diberi tangkai sendok cetak dapat Universitas Sumatera Utara terbuat dari kawat atau resin akrilik swapolimerisasi. Setelah akrilik mengeras, sendok cetak dilepaskan dari model dan dirapikan. 2. Pencetakan pada model induk menggunakan sendok cetak fisiologis dengan bahan cetak elastomer jenis polivinil siloksan silikon adisi putty light bodywash . 3. Keluarkan bahan cetak polivinil siloksan putty dengan perbandingan base dan katalis dengan perbandingan yang sama, lalu dimanipulasi dengan tangan hingga warnanya homogen dan merata. Kemudian dilakukan pencetakan pada model induk dengan teknik two step menggunakan spacer selembar sellopan dan tunggu sampai bahan cetak menggeras. 4. Terlebih dahulu keluarkan spacer sellopan pada cetakan putty dan lalu bahan cetak polivinil siloksan wash pasta base dan katalis diaduk di atas glass plate dengan perbandingan 1:1 sampai sewarna sehingga didapat campuran yang homogen dan konsistensinya padat kemudian dimasukkan ke dalam sendok cetak fisiologis dan dicetak ke model induk. 5. Setelah cetakan mengeras, cetakan dibuka dicuci dengan air mengalir selama 10 detik kemudian dikeringkan dengan semprotan udara. 6. Cetakan lalu diisi sampai penuh dengan gips keras tipe IV Fuji Rock sesuai dengan wp ratio menurut pabrik dan diaduk hingga homogen kemudian dimasukkan ke hasil cetakan menggunakan vibrator untuk menghindari adanya gelembung udara. 7. Setelah itu model gips dibiarkan selama 1-2 jam. Universitas Sumatera Utara 8. Proses pencetakan ini dilakukan sebanyak 3 sampel per hari hingga diperoleh 10 sampel untuk kelompok C, kemudian sampel diberi nomor dan diukur dengan kaliper digital.

3.6.2 Pengukuran Sampel

Pengukuran sampel dilakukan dengan menggunakan kaliper digital oleh operator yang sama sebanyak tiga kali kemudian ditabulasi dan dirata-ratakan. Pengukuran setiap kelompok dilakukan pada tiga dimensi yaitu pada posisi Buko Lingual BL yang merupakan diameter abutment, posisi Okluso Gingival OG yang merupakan tinggi abutment, dan Inter Preparasi IP yang merupakan jarak titik tengah antara dua abutment. Gambar 10. Sampel Kel A Gambar 11. Sampel Kel B Gambar 12. Sampel Kel C Universitas Sumatera Utara

3.7 Analisis Data

Data yang diperoleh dengan mencari rata-rata hasil pengukuran sampel yang direndam di dalam larutan sodium hipoklorit 2 selama 10 menit, direndam di larutan pemutih pakaian yang mengandung sodium hipoklorit 0,5 kemudian dibandingkan pada pengukuran sampel tanpa perlakuan perendaman desinfektan kontrol. Hasil data dikumpulkan dan ditabulasi kemudian dilakukan uji statistik dengan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.5 Pengaruh Perendaman Hasil Cetakan Polivinil Siloksan dalam

Larutan Sodium Hipoklorit 2, Larutan Pemutih Pakaian yang Mengandung Sodium Hipoklorit 0,5 dan Tanpa Peredaman Terhadap Stabilitas Dimensi pada Model Fisiologis Dilihat dari Buko Lingual Hasil perendaman cetakan polivinil siloksan dalam larutan sodium hipoklorit 2 Kelompok A, larutan pemutih pakaian yang mengandung sodium hipoklorit 0,5 Kelompok B dan tanpa perendaman Kelompok C diperoleh dengan menghitung rata-rata pengukuran pertama, kedua dan ketiga dari setiap sampel kelompok yang dilihat dari buko lingual dan diukur dengan alat kaliper digital. Stabilitas dimensi hasil cetakan polivinil siloksan dalam perendaman larutan sodium hipoklorit 2 Kelompok A menunjukkan nilai terbesar 6,360 mm dan nilai terkecil 6,343 mm dengan nilai rerata 6,351 mm dan standar deviasi 0,006 mm. Stabilitas dimensi hasil cetakan polivinil siloksan dalam perendaman larutan pemutih pakaian yang mengandung sodium hipoklorit 0,5 Kelompok B menunjukkan nilai terbesar 6,353 mm dan nilai terkecil 6,343 mm dengan nilai rerata 6,349 mm dan standar deviasi 0,006 mm. Stabilitas dimensi hasil cetakan polivinil siloksan tanpa perendaman Kelompok C menunjukkan nilai terbesar 6,343 mm dan nilai terkecil 6,333 mm dengan nilai rerata 6,335 mm dan standar deviasi 0,005 mm. Tabel 4 Universitas Sumatera Utara