mata tanpa bantuan mikroskop 11 mm, misalnya tikus, cacing tanah, Arthropoda, Chilopoda kelabang, Diplopoda kaki seribu, Arachnida lebah, kutu, dan
kalajengking, Insekta belalang, jangkrik, semut, dan rayap, dan Moluska; serta mesofauna yang berukuran 0.16 – 10.4 mm, misalnya Collembola Rahmawaty, 2000;
dan mikrofauna yang berukuran 0.16 mm, misalnya Protozoa dan Nematoda mikroskopis Wallwork, 1970.
Arthropoda tanah banyak terdapat pada lapisan top soil, yaitu tanah yang banyak mengandung humus dan bahan organik. Pada umumnya lapisan ini ketebalannya
berkisar 0 – 25 cm yang terdapat sumber pakan dan oksigen yang cukup untuk kehidupan arthropoda tanahfauna tanah Suhardjono Adisoemarto, 1997. Menurut
Wallwork 1970 bahwa di daerah tropika Formicidae dan Collembola serta Acarina menduduki 80 dari populasi Arthropoda tanah. Rahmawaty 2000 mengatakan
bahwa keragaman jenis Arthropoda tanah tertinggi terdapat pada hutan yang memiliki vegetasi rapat dengan lantai hutan yang berserasah tebal dan bergantung pada kerapatan
vegetasi permukaan tanah. Perbedaan keterdapatan taksa, kepadatan populasi atau jumlah individu fauna
tanah salah satunya dapat disebabkan oleh perbedaan komposisi vegetasinya Mercianto et al., 1997. Collembola bersama dengan Acarina merupakan komponen utama
penyusun mesofauna tanah di hampir semua ekosistem terrestrial, dan Collembola berperan penting pada proses dekomposisi serasah dan membentuk struktur mikro pada
tanah. Klasifikasi fauna tanah dapat didasarkan pada beberapa hal, yaitu derajat
kehadiran di dalam tanah Coleman et al., 2004, panjang tubuh Van der Drift, 1951 dalam Widyastuti, 2004, pola makan Wallwork, 1970 dan berdasarkan habitat
hidupnya dalam tanah Suin, 2006. Coyne dan Thompson 2006 berpendapat bahwa cara termudah dan sederhana untuk mengklasifikasikan fauna tanah adalah berdasarkan
panjang tubuh.
C. Klasifikasi Fauna Tanah
Fauna tanah dikelompokkan berdasarkan derajat kehadiran dalam tanah, yaitu transient, temporary residents, periodic residents dan permanent residents. Transient
merupakan kelompok fauna tanah yang hidup di tanah hanya pada saat fase hibernasi,
ketika fase hibernasi selesai kelompok ini umumnya hidup pada lapisan tanaman hidup. Contoh dari kelompok ini adalah “Ladybird beetle”. Temporary residents adalah fauna
tanah yang berada di dalam tanah mulai dari fase telur hingga berbentuk larva, dimana larva ini mendapatkan makanan dengan cara mendekomposisikan sisa-sisa serasah
dalam tanah. Tipula spp. Diptera merupakan salah satu anggota kelompok ini Coleman et al., 2004.
Sistem klasifikasi fauna tanah menurut panjang tubuh terbagi menjadi mikrofauna 0.2 mm, mesofauna 0.2 - 2.0 mm, makrofauna 2.0 - 20.0 mm dan
megafauna 20 mm Van der Drift, 1951 dalam Widyastuti, 2004. Menurut Wallwork 1970 fauna tanah dapat dibedakan menjadi mikrofauna 0.1 mm dan
mesofauna 0.1 - 10.0 mm. Sistem klasifikasi menurut panjang tubuh merupakan sistem yang paling umum digunakan dalam proses identifikasi fauna tanah Coleman et al.,
2004 karena lebih sederhana dan mudah digunakan Coyne dan Thompson, 2006. Cacing tanah merupakan makrofauna yang paling dikenal dan dapat dikatakan
merupakan yang terpenting dari fauna tanah, terutama peranannya sebagai “ecosystem engineer” Coleman et al., 2004. Sedangkan Protozoa merupakan salah satu contoh
mikrofauna. Tanah sangat kaya akan Protozoa yang berperan sebagai predator mikrob tanah. Protozoa cenderung ditemukan pada pori-pori tanah Killham, 1994.
Makrofauna tanah mencakup Macroarthropoda, Oligochaeta cacing tanah. Makrofauna tanah lebih resisten terhadap kondisi fisik dan kimia tanah dibandingkan
fauna tanah lain yang lebih kecil. Fauna tanah yang dominan pada kelompok mesofauna adalah Rotifera, Tartigrada, dan Mikroarthropoda terutama Acari dan Collembola.
Sebagian besar dari anggota mesofauna termasuk ke golongan permanent residents Coyne dan Thompson, 2006.
Sistem klasifikasi fauna tanah berdasarkan habitatnya terbagi menjadi epigeon, hemiedafon, dan eudafon. Epigeon merupakan fauna tanah yang hidup pada lapisan
tumbuhan di permukaan tanah, hemiedafon hidup pada lapisan bahan organik tanah sedangkan eudafon hidup pada lapisan tanah mineral Suin, 2006. Berdasarkan pola
makannya, fauna terbagi menjadi lima kelompok yaitu carnivore, phytophagus, saprophagus, microphytic-feeders, dan miscellanous-feeders. Carnivore merupakan
predator dan bersifat parasit, contohnya Centipede, Diptera parasit, dan beberapa jenis
Coleoptera dan Nematoda. Phytophagus adalah fauna tanah pemakan tumbuhan dan akar tanaman. Saprophagus merupakan fauna tanah yang hanya memakan bahan
organik yang berasal dari tanaman yang telah mati. Microphytic-feeders adalah fauna tanah pemakan jamur dan spora serta mikrob tanah lainnya. Miscellanous-feeders
adalah fauna tanah pemakan tumbuhan dan hewan segar maupun busuk Wallwork, 1970.
D. Faktor yang Mempengaruhi Fauna Tanah