Sifat Biologi Tanah HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor biotik adalah adanya organisme lain yang berada dalam habitat yang sama, yaitu mikroflora, tumbuhan dan fauna lainnya Suin, 2006. Faktor abiotik adalah pH tanah, suhu tanah, aerasi, dan kadar air tersedia. Tabel 5. Kepadatan dan Keragaman Populasi Fauna Tanah pada Lahan Reklamasi pada Berbagai Umur Reklamasi Lahan Umur Reklamasi Lokasi Lereng Taksa Fauna Kepadatan indm 2 Biomassa mg Kepadatan Total indm 2 Biomassa Total mg Shannon’s diversity index H ’ Biomassa mg Surya Panel 7 Baru Reklamasi Coleoptera 49.76 0.8689 100 1.37 0.69 0.66 Hymenoptera 49.76 0.8689 5 Surya Panael 7 Atas Isoptera 1343.52 16.2 1791 20.36 1.32 2.5 Aranae 49.76 0.5724 Coleoptera 298.56 26.067 Symphyla 49.76 0.48 Hymenoptera 49.76 0.5 5 Surya Panael 7 Tengah Isoptera 49.76 0.6 448 4.93 1.21 1.01 Hymenoptera 199.04 2 Aranae 149.28 17.172 Symphyla 49.76 0.08 5 Surya Panael 7 Bawah Isoptera 447.84 5.4 746 6.86 Aranae 49.76 0.5724 Isotomidae 149.28 0.0132 Coleoptera 49.76 0.8689 Acari 49.76 0.0045 9 H East Atas Entomobrydae 49.76 0.0088 50 0.01 9 H East Tengah Isoptera 99.52 1.2 498 3.71 Hymenoptera 248.8 2.5 Acari 99.52 0.009 Isotomidae 49.76 0.0044 9 H East Bawah Hymenoptera 49.76 2.5 50 2.50 13 Gajah Hitam Atas Hymenoptera 696.64 7 1194 14.35 Entomobrydae 348.32 5.88 Acari 49.76 0.0045 Isoptera 49.76 0.6 Coleoptera 49.76 0.8689 13 Gajah Hitam Tengah Isotomidae 447.84 7.56 864 4.45 1.34 13 Gajah Hitam Bawah Coleoptera 99.52 17.378 796 5.31 1.99 Acari 49.76 0.0045 Hymenoptera 149.28 1.5 Symphyla 199.04 0.32 Isotomidae 99.52 0.0088 Isoptera 99.52 1.2 Hutan asli Hutan asli Entomobrydae 99.52 1.68 199 2.45 1.04 Pseudoscorpion 49.76 0.1587 Isoptera 49.76 0.6 Hutan asli Hutan asli Entomobrydae 49.76 0.0084 50 0.01 Ind: individu Gambar 4. Beberapa Jenis Fauna Tanah pada Lahan Bekas Tambang Lahan reklamasi bekas tambang batubara PT. KPC memiliki kisaran nilai pH relatif masam, sehingga jumlah fauna yang ditemukan juga sedikit. Kebanyakan fauna tanah termasuk kedalam kelompok mesophiles yang hidup pada suhu 100 – 400 o C. Jenis mikroarthopoda seperti Acari dan Collembola pada suhu tinggi akan bergerak lebih dalam pada lapisan tanah karena lebih menyukai tempat yang lembab. Lahan reklamasi berumur 5 tahun di lereng atas memiliki kadar air lebih tinggi Tabel 6 memiliki keanekaragaman fauna lebih banyak jika dibandingkan dengan profil lainnya dengan kepadatan 1.791 individum 2 . Keragaman fauna tanah juga dipengaruhi oleh jenis makanan yang terdapat di habitatnya. Hasil analisis fauna tanah menunjukkan tidak ditemukannya cacing tanah walaupun tingkat dekomposisi bahan organik rendah CN rasio rendah. Hal ini menunjukkan tanah reklamasi bekas tambang kurang subur. Aranae Hymenoptera Symphyla Collembola Pseudoscorpion Keragaman fauna tanah dihitung berdasarkan rumus Shannon’s diversity index H’. Keragaman fauna tanah dapat dihitung berdasarkan kepadatan populasi maupun biomassa fauna tanah Widyastuti, 2004. Tabel 6 menunjukkan profil lahan reklamasi berumur 5 tahun di lereng atas memiliki keragaman populasi dan biomassa tertinggi dibandingkan profil lainnya, yaitu kepadatan sebesar 1.32 individum 2 dan biomassa sebesar 2.5 mg. Tabel 6. Total Mikrob dan Fungi, dan Respirasi Tanah pada Lahan Reklamasi pada Berbagai Umur Reklamasi Lahan Lokasi Kadar Air Total Mikrob Total Fungi Respirasi Tanah 0-20 cm 20-40 cm 10 6 spk g BKM tanah 10 4 spklg BKM tanah Jumlah CO2 mg CO2l 0-20 cm 20-40 cm 0-20 cm 20-40 cm 0-20 cm 20-40 cm 0 tahun : Surya Panel 7 19.30 25.14 0.58 3.51 0.18 0.40 3 3.51 5 tahun : Surya Panel 7 lereng atas 30.65 29.35 2.91 1.05 0.14 0.03 6.64 4.33 Surya Panel 7 lereng tengah 25.29 22.65 2.15 0.95 1.25 0.20 4.59 4.67 Surya Panel 7 lereng bawah 29.41 27.43 0.73 1.13 0.58 1.29 4.93 3.34 9 tahun : H East lereng atas 26.21 25.83 1.10 0.68 1.69 1.61 4.76 4.42 H East lereng tengah 27.83 30.98 0.59 0.49 1.11 0.65 5.87 6.47 H East lereng bawah 19.72 23.32 0.80 0.23 3.60 1.04 5.06 5.23 13 tahun : Gajah Hitan lereng atas 27.94 24.70 1.27 0.47 1.53 0.81 6.9 6.47 Gajah Hitan lereng tengah 27.88 28.56 1.29 0.30 0.76 0.23 6.46 6.47 Gajah Hitan lereng bawah 28.97 30.07 0.94 1.11 2.34 1.68 5.87 4.71 Hutan Asli 25.14 19.47 0.92 1.23 11.45 4.59 5.23 6.64 Populasi total mikrob dan fungi, dan respirasi tanah pada lahan reklamasi bekas tambang batubara disajikan pada Tabel 6. Lapisan atas 0-20 cm memiliki populasi mikrob dan fungi lebih tinggi dibandingkan lapisan bawahnya 20-40 cm. Hal ini dikarenakan lapisan tanah bagian atas lebih lembab dibandingkan lapisan bawahnya jika dilihat dari kadar air tanahnya. Lapisan bawah umur reklamasi 0 tahun memiliki populasi lebih tinggi dibandingkan lapisan atasnya, karena kadar air tanah lapisan atas lebih rendah dibandingkan kadar air lapisan bawah yaitu akibat dari minimnya vegetasi penutup lahan sehingga menyebabkan suhu tanah menjadi lebih panas dibandingkan lapisan bawahnya. Populasi mikrob tertinggi terdapat pada umur reklamasi 0 tahun kedalaman lapisan tanah 20-40 cm. Hal ini dikarenakan pada umur reklamasi 0 tahun mikrob tanah yang ikut terbawa saat tanah top soil dijadikan bahan urugan masih memiliki cadangan makanan. Bila dibandingkan dengan umur reklamasi 0 tahun, umur reklamasi 5, 9, dan 13 tahun memiliki populasi mikrob yang rendah karena adanya adaptasi lingkungan baru. Jumlah populasi yang terhitung merupakan jumlah total mikrob yang mampu bertahan pada lahan reklamasi setelah beradaptasi dengan indigeneous microbe yang terdapat pada lahan tambang. Populasi total fungi tertinggi terdapat pada profil hutan asli sebesar 1.145x 10 5 SPKg BKM. Hal ini terjadi karena fungi memerlukan fase adaptasi lebih lama dibandingkan mikrob terhadap lingkungan barunya Respirasi tanah pada lahan reklamasi bekas tambang batubara Tabel 6 pada umumnya lapisan atas 0-20 cm memiliki jumlah CO 2 yang lebih tinggi dibandingkan lapisan bawahnya 20-40 cm. Hal ini dikarenakan lapisan tanah bagian atas lebih banyak mengandung bahan organik yang dapat meningkatkan jumlah mikrob dalam tanah. Tetapi pada tanah umur reklamasi 0 tahun lapisan bawah 20-40 cm jumlah CO 2 yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan lapisan atas 0-20 cm. Hal ini disebabkan karena terjadi pencampuran antara top soil dengan overbuden yang diduga lapisan overbuden bagian bawah menjadi berada di bagian atas, sehingga kandungan bahan organik di lapisan bawah lebih tinggi daripada lapisan atas, dimana jumlah mikrob tanah lebih banyak pada lapisan bawah. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kegiatan reklamasi dan peningkatan umur reklamasi mempengaruhi perkembangan tanah dilihat dari sifat morfologi, fisik, kimia, dan biologi tanah. 2. Peningkatan umur reklamasi menyebabkan perubahan pada sifat morfologi tanah terutama pada lapisan atas. Perubahan sifat morfologi yang paling dipengaruhi oleh peningkatan umur reklamasi adalah warna tanah dan batas antar lapisan terutama pada tanah lapisan teratas akibat pengaruh penambahan bahan organik. 3. Peningkatan umur reklamasi menyebabkan perubahan pada sifat fisik tanah, yaitu peningkatan permeabilitas dan stabilitas agregat tanah, tetapi belum mempengaruhi bobot isi tanah. 4. Peningkatan umur reklamasi mempengaruhi sifat kimia tanah, hal ini terlihat dengan adanya peningkatan kandungan C-organik, N-total, Ca-dd, dan Mg-dd pada tanah lapisan atas. 5. Perubahan sifat biologi terjadi sampai lahan reklamasi berumur 5 tahun dimana pada tahun ke-5 mempunyai kepadatan individu, indeks keragaman dan biomassa tertinggi.

6.2 Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut pengamatan sifat morfologi, fisik, kimia, dan biologi tanah pada setiap umur reklamasi yang digunakan pada penelitian ini secara teratur dengan interval waktu tertentu untuk memantau perkembangan sifat-sifat tanah pada masing-masing umur reklamasi. Perlu dilakukan pengamatan setiap tahun secara intensif sehingga mengetahui perkembangan secara detail. DAFTAR PUSTAKA Anas. I. 1990. Penuntun Praktikum Metode Penelitian Cacing Tanah dan Nematoda. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Pendidikan Tinggi dan Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Annisa, R.A. 2010. Hubungan Morfologi Tanah Bekas Tambang Batubara dengan Beberapa Sifat Kimia, Fisik dan Biologi Tanah di PT. Kaltim Prima Coal. Skripsi. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor Arsyad, S., N. Sinukaban, dan S. Sukmana. 1975. Fisika Tanah. IPB. Bogor. Barnes, B. V., Donald R. Z., Shirley R. D. and Stephen H. S. 1997. Forest Ecology. 4 th Edition. John Wiley and Sons Inc. New York. 349-588 p. Bohn, H.L., B.L. McNeal, and G.A. Connor. 1979. Soil Chemistry. John Wiley sons, Toronto Canada Borror, D. J., Triplehom C.A., and Jonson N. F. 1989. An Introduction to the Study of Insect 6th ed.. Saunders College Pub. Philadelphia: Bradshaw, A.D. and M. J. Chadwick. 1980. The Restoration of Land. Black Well Scientific Publication. Oxford. Buol, S.W., F.D.Hale, and R.J.McCraken. 1980. Soil Genesis and Classification. 2 nd ed. The Lowa State. University Press. America Bussler, B. H., W. R. Byrnes, P.E. Pope, and W. R. Chaney. 1984. Properties of minesoil reclaimed for forest use. SoilScience Society of America Journal 48, 178-184. Chu, H. P. 1949. The lecithinase of Bacillus cereus and its comparison with Clostridium welchii a-toxin. J. Gen. Microbiol, 3, 255- 273. Coleman, D.C., D.A. Crossley, Jr, and Hendrix, P.F. 2004. Fundamentals of Soil Ecology 2 rd ed. Elsevier Academic Press. USA. Coyne, MS, dan JA Thompson. 2006. Math for Soil Scientist. Thomson Delmar Learning.Clifton Park, NY. Darwo. 2003. Respon Pertumbuhan Khaya anthoteca Dx. dan Acacia crassicarpa A. Cunn. Ex. Benth. Terhadap Penggunaan Endomikoriza, Pupuk Kompos dan Asam Humat pada Lahan Pasca penambangan Semen. Tesis, IPB. Bogor.