4.5 Vegetasi
Ekosistem teresterial di wilayah studi Sangatta dan Bengalon merupakan wujud ekosistem hutan hujan khatulistiwa yang berubah karena aktivitas manusia, termasuk
adanya kejadian kebakaran hutan. Vegetasi darat didominasi oleh hutan primer dan sekunder. Hutan primer terdiri dari hutan campuran yang lebat dengan ketinggian
pohon hingga lebih dari 50 meter yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae yang kaya akan spesies dan hutan rawa-rawa air tawar. Ciri morfologis Dipterocarpaceae
campuran adalah dijumpainya batang pohon tinggi berbentuk silinder, batang penopang, Kuliflora dan Ramiflora, daun Pinnate, jenis liana pemanjat pohon, tumbuhan epifit, dan
Briofita relatif jarang. Dalam hutan ini ditemukan genus Hopea, Shorea, Dyrobalanops, Eusideroxylon, dan Koompassia. Hutan rawa-rawa air tawar yang ditemukan pada
umumnya berasal dari genus Alstonia, Campnosperma, Terminalia, Shorea, Nauclea, Eugenia, Palaquium, Diospyros, Barringtonia, Garcinia, Gonystylus dan Melaleuca.
Hutan di sekitar lokasi penambangan PT. KPC merupakan hutan sekunder bekas penebangan pepohonan Dipterocarpaceae dan Eusideroxylon zwageri. Petani ladang
umumnya menghuni lahan di sepanjang jalan logging. Hutan sekunder hasil rehabilitasi lahan ditanami jenis Paraserianthes falcataria
dan spesies lainnya. Tumbuhan di lokasi penambangan didominasi oleh spesies pionir dari jenis Macaranga gigantean, Macaranga hypoleuca, Macaranga paersonii, Geunsia
pentandra, Melicope sp., Cananga odorata, Pterospermum javanicum, Vitex pinnata, Anthocephalus chinensis, Octomeles sumatranus, Duabanga moluccana dan
Artocarpus. Ketinggian pohon tersebut sekitar 15 - 20 meter dengan diameter 20 - 25 meter. Vegetasi asli umumnya mewakili kurang dari 10 tumbuhan kanopi atas.
Tumbuhan dengan ketinggian sekitar 10 meter didominasi oleh Ficus obscura dan beberapa spesies Ficus. Tumbuhan rendah didominasi oleh Zingiberceae, serta jenis
Marantaceae. Lahan pertanian di sepanjang sungai Sangatta dan Bengalon serta jalan raya
ditanami oleh padi dan pisang. Pekarangan di daerah pemukiman ditanami buah-buahan dan sayuran.
4.6 Karakteristik Tanah Lokasi Penelitian Sebelum Penambangan
Kondisi tanah di lokasi tambang PT. KPC secara umum menunjukkan perkembangan sedang hingga lanjut, terdapat pada tipe lahan dataran berombak dan
perbukitan. Bahan induk tanah umumnya berasal dari endapan Alluvium-Colluvium, batupasir dan batuliat. Jenis tanah utama di tambang Sangatta adalah Inceptisol, Ultisol
dan Alfisol Kaltim Prima Coal, 2005. Jenis tanah Inceptisol menunjukkan perkembangan tanah sedang, dimana
diferensiasi horison belum tegas, umumnya berasosiasi dengan jenis tanah Ultisol. Tanah ini sebagian besar terdapat di daerah dataran berbukit. Terdapat 2 great grup
tanah untuk Inceptisol, yaitu Dystropepts dan Eutropepts. Kondisi lahan dimana tanah Inceptisol dijumpai, beberapa diantaranya menunjukkan adanya bahaya erosi lokal
dengan bentuk erosi berupa erosi parit. Jenis tanah Ultisol merupakan tanah dominan yang berkembang pada wilayah
studi. Jenis ini menunjukkan reaksi tanah yang sangat masam hingga masam, dengan kejenuhan alumunium yang rendah hingga sangat tinggi. Solum tanah cukup dalam
sampai dalam, drainase tanah sedikit lancar hingga lancar. Jenis Ultisol dapat diklasifikasikan dalam 2 great grup yaitu; Hapludults dan Kandiudults. Kondisi lahan
dimana tanah Ultisol dijumpai, diantaranya menunjukkan erosi lokal dengan tingkat bahaya erosi sedang hingga berat dengan kenampakan erosi parit.
Jenis Alfisol yang ada di tambang Sangatta luasnya sangat terbatas. Secara khusus jenis tanah ini terdapat di Pit HarapanC-Northeks-Surya, Pit AB, dan dumping AB.
Jenis Alfisols yang terdapat di lokasi tersebut diklasifikasikan ke dalam great grup Kandiudalfs.
Dalam wilayah studi diketahui kelas tekstur tanah lapisan atas 0-20 cm adalah lempung berpasir, lempung liat berpasir, lempung berliat, dan liat, sedang pada lapisan
bawah 20-60 cm menunjukkan ukuran fraksi tanah yang lebih halus, seperti lempung liat berpasir, lempung berliat dan liat. Struktur tanah pada lapisan atas 0-20 cm
umumnya bervariasi dari tipe remah hingga gumpal setengah bersudut dengan ukuran kecil sampai besar. Bobot isi pada wilayah studi berkisar 1,21-1,51 gcm
3
. Permeabilitas tanah pada lokasi studi bervariasi antara 0,2-1,28 cmjam.