jaringan yang sehat. Pucuk tebu tersebut dipotong sepanjang 20 cm tepat di atas meristem. Sterilisasi dengan cara pencelupan ke dalam alkohol 70 dan dibakar
di atas nyala api spiritus. Sterilisasi diulang sampai 3 kali sambil membuka dan membuang lapisan daun pucuk hingga diperoleh daun muda yang masing
menggulung dan dipotong berukuran 2 – 3 mm sebanyak 10 potong. Penanaman eksplan dilakukan dengan menggunakan pinset pada media
MS-I Lampiran 2 dalam kondisi gelap, masing-masing botol kultur diisi 5 potong eksplan, kemudian ditutup dengan kertas aluminium. Semua pekerjaan
sterilisasi dan penanaman eksplan dilakukan dalam kabinet air flow. Botol-botol kultur yang telah ditanami eksplan selanjutnya disimpan dalam ruang inkubasi
selama 1 bulan sampai diperoleh kalus yang mempunyai struktur kompak dan mampu berproliferasi. Setelah satu bulan kalus disubkultur pada media MS-I.
3.3.1.2. Regenerasi Tanaman Tebu
Pada tahap regenerasi kalus menjadi planlet disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap :
1 regenerasi kalus pada media optimasi regenerasi; 2 regenerasi kalus transforman pada media optimasi regenerasi.
Tahap regenerasi kalus pada media optimasi regenerasi dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial 3 x 3 dengan 5 ulangan. Yang
terdiri dari faktor A adalah konsentrasi BAP yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : A1. 0.50 mgL
A2. 0.75 mgL A3. 1.00 mgL
Faktor B adalah konsentrasi kinetin yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : B1. 0.0 mgL
B2. 0.2 mgL B3. 0.4 mgL
Pada tahap ini terdapat 9 kombinasi dengan 5 ulangan untuk masing-masing kombinasi, sehingga terdapat 45 satuan percobaan. Botol-botol kultur yang telah
ditanami eksplan selanjutnya diinkubasi dalam ruang kultur selama 5 minggu. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah tunas dan daun.
Model rancangannya adalah : Y
ijk
= µ + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ ε
ijk
µ : Nilai rataan umum
α
i :
Pengaruh kosentrasi BAP pada media optimasi regenerasi ke-i i = 0.50 ; 0.75 ; 1.00
β
j
: Pengaruh konsentrasi kinetin pada media optimasi regenerasi ke-j j = 0 ; 0.2 ; 0.4
αβ
ij
: Pengaruh interaksi antara konsentrasi BAP pada media optimasi regenerasi ke-i dan konsentrasi kinetin pada media
optimasi regenerasi ke-j ε
ijk
: Pengaruh galat percobaan konsentrasi BAP pada media optimasi regenerasi ke-i dan konsentrasi kinetin pada media
regenerasi ke-j dan ulangan ke-k Y
ijkl
: Nilai pengamatan Setelah tunas tumbuh dipindahkan ke media cair dan bagian basalnya
dipotong untuk induksi akar. Tahap induksi perakaran dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial 2 x 4 dengan 5 ulangan, yang terdiri dari
faktor A adalah kultivar tebu yaitu : A1. CB 6879
A2. PA 183 Faktor B media perakaran yang terdiri dari 4 taraf, yaitu :
B1. 0.25 mgL IBA dan 0.20 mgL IAA B2. 0.25 mgL IBA dan 0.50 mgL IAA
B3. 0.50 mgL IBA dan 0.20 mgL IAA B4. 0.50 mgL IBA dan 0.50 mgL IAA
Pada tahap ini terdapat 8 kombinasi dengan 5 ulangan, masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Botol-botol kultur yang telah ditanami eksplan diinkubasi selama 5
minggu dalam ruang kultur. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah akar yang tumbuh, panjang akar.
Model rancangannya adalah : Y
ijk
= µ + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ ε
ijk
µ : Nilai rataan umum
α
i :
Pengaruh kultivar tebu ke-i i = 1, 2 βj
: Pengaruh IBA dan IAA pada media induksi perakaran ke-j j = 0.25:0.20 ; 0.25:0.50 ; 0.50:0.20 ; 0.50:0.50
αβ
ij
: Pengaruh interaksi antara kultivar tebu ke-i dengan IBA dan IAA pada media induksi perakaran ke-j
ε
ijk
: Pengaruh galat percobaan kultivar tebu ke-i dan IBA dan IAA pada media induksi perakaran ke-j, ulangan ke-k
Y
ij
: Nilai pengamatan Media optimasi regenerasi yang diperoleh dari regenerasi kalus ini dipakai
pada tahap regenerasi kalus transforman.
3.3.2. Transformasi Kalus Tebu dengan Gen Fitase Santosa et al, 2004 yang