Bobot
100 1
x w
wt t
− =
α
Ketarangan: α = Laju pertumbuhan harian bobot
wt = bobot rata-rata pada akhir perlakuan hari ke-t w0 = bobot rata-rata pada awal perlakuan hari ke-0
Panjang
100 1
x l
lt t
− =
α
Keterangan α = Laju pertumbuhan harian panjang
wt = panjang rata-rata pada akhir perlakuan hari ke-t w0 = panjang rata-rata pada awal perlakuan hari ke-0
3.3.3.3 Frekuensi dan Periode Molting
Frekuensi molting merupakan nilai yang merepresentasikan tingkat keseringan molting pada udang selama pemeliharaan sedangkan periode
molting merupakan lama waktu rata-rata yang diperlukan untuk molting. Nilai perode diperoleh dari lama pemeliharaan dibagi dengan frekuensi molting.
i ni
n n
Frekuensi +
+ +
= ..
2 1
Frekuensi Periode
30 =
Keterangan: n =
jumlah mollting perindividu selama pemeliharaan i =
jumlah individu
3.3.4 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 3 kali ulangan setiap perlakuan.
Rancangan perlakuannya adalah sebagai berikut: 1. Perlakuan menggunakan udang Sulawesi dengan kisaran pH 5
2. Perlakuan menggunakan udang Jawa dengan kisaran pH 5 3. Perlakuan menggunakan udang Jenerik dengan kisaran pH 5
4. Perlakuan menggunakan udang Sulawesi dengan kisaran pH 7 5. Perlakuan menggunakan udang Jawa dengan kisaran pH 7
6. Perlakuan menggunakan udang Jenerik dengan kisaran pH 7 Model percobaan sesuai dengan Matjik dan Sumertajaya 2002, yaitu:
ij Yij
ε τ
μ +
+ =
Keterangan: Yij = Data hasil pengamat pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ = Nilai tengah umum
τ =
Pengaruh perlakuan ke-I = 1, 2, 3,….,n
ij ε =
Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-1 dan ulangan ke-j
3.3.5 Analisis data:
Data yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis statistik dengan menggunakan Microsoft Excel 2003, yang meliputi:
1. Analisis keragaman dengan one way anova pada microsoft excel 2003
dengan selang kepercayaan 95, digunakan untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan terhadap derajat kelangsungan hidup.
2. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap laju pertumbuhan harian, diambil data individu sebagai ulangan dengan bobot dan panjang awal
yang seragam. 3. Analisis deskripsi yang digunakan untuk melihat kelayakan air
pemeliharaan, membaca keterangan kematian pada udang serta frekuensi dan periode molting, yang disajikan dalam bentuk gambar dan
tabel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
4.1.1 Media Pemeliharaan
4.1.1.1 Derajat Keasaman pH Derajat keasaman menjadi perlakuan di dalam percobaan ini, dengan
memelihara udang di pH 5 dan sebagai kontrol adalah pH normal air yaitu pH 7. Nilai air berpH 5 yang didapatkan pada strain Sulawesi adalah pada kisaran
5,2±0,13, pada strain Jawa adalah 5,3±0,09 dan pada strain Jenerik adalah 5,4±0,11. Untuk air berpH 7 didapatkan nilai kisaran 7,1±0,11 ; 7,1±0,09 ;
7,0±0,13 pada strain Sulawesi, Jawa dan Jenerik berturut-turut. Nilai harian pH dapat terlihat pada Gambar 1.
1 2
3 4
5 6
7 8
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
25 27
29
Hari ke- Ni
la i p
H
Sulawesi 5 Jawa 5
Jenerik 5 Sulawesi 7
Jawa 7 Jenerik 7
Gambar 1. Nilai harian pH pada media pemeliharaan udang galah
Macrobrachium rosenbergii selama 30 hari pada strain Sulawesi, Jawa dan Jenerik
4.1.1.2 Fisika dan Kimia Parameter fisika dan kimia yang diamati pada percobaan ini adalah suhu,
oksigen terlarut DO, alkalinitas, kesadahan, karbondioksida bebas, ammonia, nitrit, kekeruhan, kecerahan dan deskripsi warna air yang dilakukan 10 hari
sekali, yaitu pada air baru dan air sebelum diganti. Hasil pengamatan parameter- parameter tersebut disajikan dalam bentuk tabel pada Tabel 3 dan Tabel 4.