Pohon Ketapang sangat baik hidup di tanah maritim subtropis dan iklim tropis dengan hujan dalam kisaran 1000-3500 per tahun, yang merata sepanjang
tahun. Pohon ini tumbuh pada kisaran suhu 23-32 ºC. Pohon ini bertumbuh baik pada daerah yang menerima sinar matahari penuh. Pohon ini juga dapat
mentoleransi kekeringan selama 6 bulan. Banyak manfaat dari pohon ketapang, baik itu daun, pohon dan buahnya. Tannin diproduksi dari kulit kayu, daun, akar
dan cangkang buah. Daun ketapang dapat digunakan sebagai obat seperti diaphoretik, anti-indigesti dan anti disentri Anonimous 2006.
2.5 Kualitas air 2.5.1 Disolved Oxygen DO
Disolved Oxygen DO, yaitu banyaknya kandungan oksigen yang terlarut di dalam suatu perairan yang dinyatakan dalam mgliter. Kelarutan oksigen
dalam air dipengaruhi suhu air, salinitas, agitasi dan tekanan. Menurut Boyd 1982, kelarutan oksigen dalam air menurun dengan meningkatnya suhu dan
kelarutan gas dalam air menurun dengan meningkatnya salinitas. Pengaruh tekanan udara terhadap oksigen terlarut yaitu mempercepat proses kelarutan
dan pelepasan oksigen. Berkurangnya oksigen terlarut dalam air, tentu saja akan mempengaruhi fisiologi repirasi ikan.
Biological Oxygen Demand BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses dekomposisi bahan organik
sedangkan Chemical Oxygen Demand COD adalah menyatakan jumlah total
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua bahan organik yang terdapat di perairan. Nilai COD akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
nilai bahan organik di perairan Effendi 2003.
2.5.2 Karbondioksida
Karbondioksia berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan hijau dan fitoplankton di perairan. Karbondioksida dalam perairan berasal dari hasil
respirasi hewan, tumbuhan dalam air, difusi CO
2
dari udara dan hasil dekomposisi bahan organik Effendi 2003. Karbondioksida yang dimanfaatkan
dalam proses fotosintesis terutama karbondioksida bebas. Kandungan karbondioksida bebas yang sangat tinggi dapat meracuni kehidupan ikan dan
organisme air lainnya. Keracunan karbondioksida terjadi karena daya serap hemoglobin terhadap oksigen terganggu. Menurut Ropiah dan Mahyuddin 2000
dalam Darussalam 2005 di dalam perairan terdapat tiga bentuk karbondioksida, yaitu :
1. Karbondioksida bebas CO
2
2. Karbondioksida setengah terikat dalam bentuk bikarbonat seperti CaHCO
3 2
dan MgHCO
3 2
3. Karbondioksida terikat dalam monokarbonat seperti CaCO
3
dan MgCO
3.
Karbondioksida bersenyawa dengan air membentuk asam karbonat H
2
CO
3
yang akan menghasilkan kondisi asam diperairan melalui disosiasi ion H
+
dan HCO
3 -
. Semakin tinggi konsentrasi CO
2
diperairan, maka semakin banyak H
2
CO
3
yang terbentuk sehingga kondisi perairan menjadi semakin asam. Boyd 1982 menyatakan seiring dengan tingginya suhu, maka CO
2
menurun. Perairan yang diperuntukkan bagi perikanan sebaiknya memiliki kadar CO
2
bebas 5 mgL. Sebagian organisme aquatik masih dapat bertahan hidup hingga kadar karbondioksida bebas mencapai 60 mgL Hart 1944
dalam Boyd 1982.
2.5.3 Suhu
Suhu juga mempengaruhi kelarutan gas-gas dalam air termasuk oksigen, semakin tinggi suhu maka semakin kecil kelarutan oksigen dalam air dan proses
biologi serta kimia akan meningkat, sehingga konsumsi oksigen akan meningkat pula Haris 1988
dalam Darusalam 2005. Pada saat suhu meningkat, presentasi amoniak yang tidak terionisasi terhadap total amoniak akan meningkat Boyd
1982 Ikan dan krustasea adalah organisme yang bersifat poikilothermal atau
berdarah dingin, sehingga suhu tubuhnya selalu mengikuti kondisi suhu air disekitarnya. Suhu air mengalami perubahan secara harian maupun musiman
sehingga suhu tubuh ikan dan crustacea akan berubah dari waktu ke waktu Boyd 1982. Udang galah dapat dipelihara pada suhu diantara 14 sampai 35 ºC,
tetapi yang optimal adalah 29-31 ºC New 1995 dalam Chen dan Lee 1997.
2.5.4 Alkalinitas