Nilai pH pada perairan dipengaruhi oleh CO
2
yang terlarut dari atmosfir atau yang dihasilkan oleh metabolisme ikan, asam-asam mineral dan polusi,
asam-asam organik yang terjadi secara alamiah dari deposit humus atau hidrolisis garam-garam dari deposit mineral yang tercuci ke dalam suplai air
Boyd 1992. Udang galah optimal hidup pada pH 7 sampai 8,5 New 1995 dalam Chen dan Lee 1997. Haines 1981 dalam Chen dan Lee 1997
menyatakan bahwa pada air yang asam, krustasea dan ikan bisa mengalami kelainan pertumbuhan dan perubahan tulang. Keberadaan kandungan
karbondioksida di perairan dipengaruhi oleh pH dan suhu. Menurut Effendi 2003 bahwa nilai pH 4,3 di perairan banyak terdapat CO
2
, H
2
CO
3
, sedangkan pada pH 8,3 diperairan CO
2
dan H
2
CO
3
digantikan oleh HCO
3 -
.
2.3.2 Gambut
Menurut Noor 2001 gambut adalah material atau bahan organik yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah berlebihan, bersifat tidak mampat
dan tidak atau sedikit mengalami perombakan. Menurut Rachman 1996 dalam
Noor 2001, luas lahan gambut di Indonesia sebesar 20 juta Ha. Soekardi dan Hidayat 1988
dalam Noor 2001 menyebutkan bahwa lahan gambut tersebar di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Kepulauan Maluku.
Berdasarkan iklim, gambut di Indonesia dikategorikan sebagai gambut tropika. Gambut tropika biasanya bersifat masam dengan kisaran pH sebesar 4 sampai
5 Noor 2001 dan menurut Andriesse 2003 pada gambut tropika sebagian besar mengandung kapur hanya sebesar 0,3.
Pada tanah gambut, sumber keasamannya adalah dari pirit senyawa sulfur dan asam-asam organik. Tanah gambut mempunyai asam-asam organik
yang terdiri atas asam humat, asam fulvat, dan humin. Asam humus merupakan campuran kompleks dari bahan yang telah terdekomposisi. Tannin, lignin dan
asam fulvat adalah subkelas dari asam humus yang dapat mengubah air menjadi kuning. Asam humus mengandung sulfur, nitrogen dan fosfor dalam jumlah yang
berbeda-beda. Asam humus juga mengandung logam seperti Ca, Mg, Cu dan Zn yang bisa membentuk chelat dengan cara yang belum diketahui. Semakin sadah
air, asam humus semakin tidak efektif Yew 2004.
2.3.3 Hujan Asam
Asam dapat terbentuk dari saat nitrogen oksida dan sulfur dioksida dihasilkan oleh mobil, minyak, industri dan pembakaran batubara. Pada saat
hujan, bahan-bahan tersebut dimunculkan dalam bentuk asam nitrit dan asam sulfur. Menurut Godfrey 1988 hujan asam terjadi pada awal abad ke 19,
meningkat secara drastis pada tahun 1950 dan mencapai level off pada 1980.
Nilai pH rata-rata air hujan di Massacusetts adalah 4,2 dan mengandung hidrogen, sulfat serta nitrat yg menimbulkan asam. Fakta menyebutkan bahwa
dari 18 anak sungai di Massacusetts yang mempunyai ikan-ikan sehat diawal, setelah hujan asam 2 anak sungainya kehilangan seluruh ikan dan 8 anak sungai
lainnya tersisa satu ekor ikan serta hanya 8 anak sungai sisanya dapat mempertahankan eksistensinya. Dilaporkan juga oleh Chen dan Chen 2002
bahwa di Taiwan, hujan asam yang melanda perkotaan mempunyai kisaran pH 4,06-4,57 dan di pedesaan adalah 4,5-5,24.
Beamish et al 1975 dalam Boyd 1982 menyatakan bahwa terjadi bencana terhadap populasi ikan di beberapa
kota penting di Eropa dan Amerika utara akibat dari presipitasi asam yang lama terhadap sungai dan danau.
2.4 Daun Ketapang Terminalia cattapa