Hadie dan Hadie 1993 menyatakan bahwa penelitian terkini menyebutkan bahwa derajat kelangsungan hidup dan pertumbuhan
M. rosenbergii mempunyai hubungan erat dengan kesadahan dan alkalinitas.
Saat kesadahan terlalu rendah, udang akan memerlukan waktu lebih lama setelah molting dalam pembentukan eksoskeleton. Udang saat fase lembut
akan sangat mudah dibunuh oleh predator. Udang yang dipapar pada air lunak lebih rawan terkena penyakit pada kondisi kualitas air yang lain. Kesadahan yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang. Menurut Sawyer dan Mc Carty 1967
dalam Boyd 1982 jenis air terbagi berdasarkan kesadahannya dalam mgL CaCO
3
sebagai berikut: Kesadahan
Nilai mgCaCO
3
0-75 lunak
75-150 sadah
moderat 150-300 sadah
300 sangat
sadah
2.5.6 Total Amonia Nitrogen TAN
Amonia yang terkandung di perairan berasal dari perombakan bahan organik dan pengeluaran hasil metabolisme ikan maupun biota akuatik lainnya
melalui ginjal dan jaringan insang. Di samping itu, amonia di kolam maupun tambak berasal dari proses dekomposisi protein yang berasal dari sisa pakan
dan organisme yang mati. Kadar Total Amonia Nitrogen TAN dalam bentuk NH
3
maupun NH
4 +
di dalam suatu perairan dipengaruhi juga oleh pH dari perairan tersebut. Pada pH 7 atau kurang, nilai TAN diperairan lebih banyak dalam bentuk
ionisasi yang bersifat kurang toksik. Sebaliknya pada pH lebih dari 7, TAN lebih banyak dalam bentuk tak terionisasi bebas yang bersifat toksik. Selain pH, suhu
perairan juga akan mempengaruhi besarnya kadar amonia NH
3
. Dengan meningkatnya suhu maka akan dapat meningkatkan kadar amonia di dalam
perairan. Pada pH 7,0; 7,2 dan 7,4 pada suhu 26 ÂșC presentase amonia bebas terhadap amonia total adalah berturut-turut adalah 0,6, 0,95 dan 1,50
Effendi, 2003. Amonia yang terlalu tinggi akan mempengaruhi permeabilitas ikan terhadap air dan menurunkan konsentrasi ion dalam tubuhnya sehingga
akan mempengaruhi tekanan osmotik tubuhnya, dengan demikian ikan akan meningkatkan tingkat konsumsi oksigen pada jaringan insang serta mengurangi
kemampuan darah dalam mengedarkan oksigen. Kadar amonia NH
3
yang dapat ditoleransi oleh ikan adalah 0,0125 ppm Boyd 1982. Menurut The
European Inland Fisheries Advisory Commision 1973 dalam Boyd 1982,
konsentrasi ammonia yang bersifat toksik pada paparan singkat untuk semua spesies adalah 0,6-2 mgL NH3-N untuk semua spesies.
2.5.7 Nitrit NO
2
Nitrit NO
2
merupakan produk hasil proses nitrifikasi dan reduksi nitrat atau merupakan produk pertengahan dari konversi amonia pada proses nitrifikasi
Eddy dan Williams 1987 dalam Chen dan Lee 1997. Daya racun nitrit dihasilkan
dalam proses reduksi hemoglobin atau dalam fungsi darah. Keracunan nitrit sering disebut
methemoglobinemia HbNO
2
. Darah yang mengandung methemoglobin dalam jumlah yang banyak akan berwarna coklat, sehingga
umumnya keracunan nitrit disebut brown blood disease. Hal ini disebabkan
karena disaat NO
2
dalam perairan tinggi Hb cenderung lebih berikatan dengan NO
2
daripada dengan O
2
sehingga terbentuk HbNO
2
. Krustasea mengandung hemosianin yang bersenyawa dengan tembaga dalam heme sebagai pengganti
besi. Reaksi nitrit dengan hemosianin masih kurang dipahami, tetapi nitrit dapat beracun bagi krustacea Boyd 1990. Penelitian Amstrong
et al. 1976 dalam Chen dan Lee 1997 menyatakan bahwa LC50 larva udang galah selama 10-14
hari yang dipelihara di salinitas 12 ppt adalah 8,6 mgL NO
2
.
2.5.8 Kecerahan