3. Programer
Programer bertugas menyusun program berdasarkan spesifikasi program dari analis sistem. Program yang ditulis programer: a
Menggambar persoalan-persoalan tersebut pada komputer; b Memberitahukan kepada komputer bagaimana persoalan baru
diselesaikan; c Memberi tahukan kepada komputer bagaimana cera untuk membuat laporan hasil komputerisasi M. Suyanto, 2005: 12.
4. Administrator
jaringan Administrator Jaringan bertugas merancang, menciptakan, dan
memelihara data base yang terintegrasi. Pekerjaan ini meliputi pemilihan dan penginstalan perangkat lunak dan perangkat keras
yang cocok dan memilih media transmisi. Administrator Jaringan mengkoordinasikan diskusi antara pemakai group untuk menjelaskan
isi dan format database. Dengan demikian data yang redudan dapat diperkecil. Administrator Jaringan juga bertanggungjawab atas
intregasi dan keamanan database M. Suyanto, 2005: 12.
5. Operator
Komputer Operator Komputer, bertugas: a Melayani peralatan instalasi
komputer; b Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan prosedur yang telah ditetapkan; c Menyiapkan input data; d Memasukkan
data ke dalam komputer; e Mengawasi peralatan-peralatan komputer; f Menjadwal pekerjaan komputer M. Suyanto, 2005: 13.
Spesialis informasi juga mempelajari dasar-dasar manajemen dan bagaimana cara bekerja sama dengan manajer dalam merancang sistem
informasi. Pembagian tugas pada pegawai sangat penting dilakukan karena
semakin besar ketidakpastian di dalam tugas, semakin tinggi tingkat kesulitan dalam pelaksanaannya Kumorotomo dan S.A Margono, 2004:
63.
b. Kualifikasi Pegawai
Efektivitas dan keberhasilan operasional dari sistem informasi merupakan fungsi dari kualitas personel yang dipekerjakan dan digaji
untuk bekerja dalam sistem tersebut. Tanpa pemilihan atau seleksi dan pelatihan personel yang cukup memadai akan ditemui kesulitan dalam
pengembangan sistem informasi yang memadai pula Susartono, dkk, 2003: 9. Untuk itu, perlu dipilih personel yang capable dan menugasi
mereka pelaksanaan tugas-tugas yang telah ditentukan, memantau kinerjanya dan membuat program-program pelatihan untuk karyawan baru
serta meng-update pelatihan untuk seluruh pegawai. Kualifikasi pegawai tidak hanya menyangkut pada latar belakang pendidikan tetapi juga skill
dan sikap yang mereka miliki untuk mengoperasikan sistem informasi. Apabila suatu sistem informasi ingin diwujudkan dalam
implementasi yang berhasil, maka pertama-tama setiap orang harus dibuat sadar akan peranan dan tanggungjawabnya dalam sistem, dan kedua,
sistem apa yang sebenarnya dapat disediakan untuk orang-orang tersebut. Dalam arti, setelah orang-orang menyadari akan peranan dan
tanggungjawabnya dalam sistem, kemudian sistem tersebut juga harus diusahakan dapat memenuhi kebutuhan orang dalam arti dapat
memuaskan. Untuk hal itu dibutuhkan adanya proses pendidikan dan pelatihan dalam memperoleh atau mempengaruhi orang-orang.
c. Pelatihan
Menunjang atau tidaknya penerapan sebuah teknologi informasi tidak semata-mata ditentukan oleh hasil uji suatu sistem itu sendiri, tetapi
lebih ditentukan oleh dapat diterima atau tidaknya sistem itu oleh pemakainya, tidak dapat diasumsikan pula bahwa setiap calon pemakai
sudah menguasai teknik-teknik penggunaan atau aplikasi sistem baru tersebut. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA 2005: 23, ada dua
alasan mengapa pelatihan tersebut perlu dilakukan. Alasan pertama ialah agar mereka memahami dengan tepat bahwa sistem informasi yang baru
“lebih baik” dari sistem informasi yang lama. Yang kedua ialah memberikan kepada mereka keterampilan yang diperlukan untuk
mengaplikasikannya dengan tepat. Dua kategori personel yang harus mendapatkan tipe pendidikan
atau pelatihan sistem baru adalah: 1
Pemakai informasi users Dalam katagori ini termasuk semua unsur manajemen, spesialis staf,
personel-pesonel dari semua unsur fungsional, baik mulai pendaftar sampai pada staf akuntan dan pimpinan yang berkepentingan terhadap
organisasi. Proses pendidikan ini dimulai dari tahap analisa sampai pada persyaratan-persyaratan informasi yang diperlukan.
2 Personel yang mengoperasikan operating personel
Dalam katagori ini meliputi orang-orang yang terlibat dalam penyiapan input-proses data dan mereka yang memelihara dan mengoperasikan
komponen lagic dan fisik. Dalam kategori ini diperlukan, adanya pelatihan baik pelatihan untuk tujuan melatih pengoperasian sistem
baru juga pelatihan untuk kelanjutan terhadap implementasi sistem yaitu apabila sistem memerlukan perubahan sebagaimana memerlukan
personel yang baru Susartono, dkk, 2003: 6.
Alternatif-alternatif yang dapat memberikan pelatihan untuk personel sistem informasi, termasuk pemanfaatan lembaga-lembaga
pendidikan formal seperti universitas, akademi, institute perguruan tinggi, seminar profesi, konferensi, tugas belajar, dan lain-lain.
Supaya pemakainan program dapat berjalan dengan baik, pelatihan bagi para pemakai user training sangat penting perannya. Dalam kaitan
ini petunjuk-petunjuk pemakaian, manual, dan dokumentasi program harus dimanfaatkan benar-benar untuk menunjang keberhasilan pelatihan. Di
dalam pendidikan dan pelatihan, perlu diperhatikan bahwa pendekatan di
dalam pelaksanaan latihan-latihan itu akan menentukan efektivitas dan hasil yang diperoleh. Pelatihan yang berupa kuliah atau kursus lebih tepat
jika dilaksanakan untuk memberi pemahaman tentang bagaimana berfungsinya sebuah sistem baru. Sedangkan learning by doing akan lebih
tepat untuk melatih pegawai-pegawai operasional yang baru. Menurut W. Kumorotomo dan S.A. Margono 2004: 60, jenis-
jenis pelatihan dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1
Seminar and group intruction seminar dan kelompok 2
Process Trainning Training proses 3
Tutorial Trainning pengajar privat 4
Simulation simulasi 5
One-The-Job- Trainning Magang 6
Information Center pusat informasi
E.4.2. Pelaksanaan Prosedur
Sebuah prosedur adalah kumpulan dari peraturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang
dikehendaki Abdul Kadir, 2002: 70. Menurut Kumorotomo dan S.A Margono, permasalahan yang muncul pada segi birokrasi biasanya
terdapat pada tahap prosedur 2004: 87. Menurut Charles S. Parker 1986: 626 perincian prosedur meliputi: prosedur kerja dan prosedur kontrol
data.
a. Prosedur kerja