Gambaran Umum Kota Surakarta

A. Gambaran Umum Kota Surakarta

A.1 Sejarah Kota Surakarta Kota Surakarta bermula dari sebuah desa yang dihuni oleh seorang Kyai yang bernama Kyai Sala sehingga disebut Desa Sala, dalam perkembangannya Desa seluas ± 44,04 Km² tersebut pada akhirnya dikenal sebagai Kota Surakarta BIK, 2006. Sejarah diawali dengan rusaknya Keraton Surakarta akibat pemberontakan “Geger Pecinan”, yaitu pemberontakan RM Garendi yang dibantu Adipati Maropuro dan barisan pemberontak Cina. Dengan rusaknya keraton tersebut maka pada tahun 1744 Desa Sala dipilih oleh Sunan Paku Buwana II menjadi Ibu Kota kerajaan yang kemudian disebut Surakarta Hadiningrat BIK, 2006. Prosesi pindahnya Keraton Surakarta Hadiningrat ke Surakarta dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 1745. Dengan demikian secara resmi Ingkang Insun Sinuhun Kenjeng Susuhunan Pakoe Boewono II bertahta di Keraton Surakarta. Tanggal itu pulalah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Surakarta BIK, 2006. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai negara, selanjutnya dalam perkembangannya Surakarta telah memenuhi standar kriteria sebagai Daerah Otonom berdasarkan UU No. 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang disebut dengan Daerah Kotamadya Surakarta. Kemudian berdasarkan UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah Kotamadya Surakarta disebut Daerah Tingkat II dan berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang disempurnakan dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai Kota Surakarta BIK, 2006. Kota Surakarta memiliki semboyan BERSERI yang merupakan akronim dari Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah. Selain itu Solo juga memiliki slogan pariwisata Solo the Spirit of Java yang diharapkan bisa membangun pandangan Kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. A.2 Keadaan Wilayah Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa tengah yang berupa dataran rendah yang terletak diantara sungai Pepe, Jenes, dan Bengawan Solo, dengan ketinggian kurang lebih ±92 meter dari permukaan laut. Kota Surakarta terletak antara 110 ˚45’15”- 110˚45’35” Bujur Timur dan antara 7 ˚36’00” - 7˚56’00” Lintang Selatan dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Karanganyar dan Kab. Boyolali. b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar. c. Sebalah Selatan, berbatasan dengan Kab. Sukoharjo. d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar. Dengan luas wilayah sebesar 44.040.593 Ha, Kota Surakarta memiliki 5 Kecamatan yaitu: Kecamatan Laweyan, Kec. Banjarsari, Kec. Jebres, Kec. Pasar Kliwon, dan Kec. Serengan yang terdiri dari 51 Kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 534.540 jiwa. Sebagian besar lahan dipakai sebagai tempat pemukiman sebesar 61,68 dan untuk kegiatan ekonomi berkisar antara 20 dari luas lahan yang ada BPS, 2008. A.3 Pemerintahan Kota Surakarta Surakarta merupakan Daerah Tingkat II yang di kepalai oleh Walikota dibantu oleh Wakil Walikota. Untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dengan baik, dibentuk Struktur Organisasi Pemerintah Kota Surakarta dimana untuk menjalankan tugas-tugas pemerintahan Kota Surakarta memiliki memiliki organisasi-organisasi pemerintahan sebagai berikut: Tabel 2.1 Rincian Organisasi Pemerintahan Kota Surakarta Jenis Organisasi Bentuk Organisasi Jumlah Kecamatan 5 Buah Administrasi Pemerintah Kelurahan 51 Buah Bagian 4 Buah Dinas 15 Buah Kantor 8 Buah Instansi Pemerintah Badan 4 Buah Sumber: www.surakarta.go.id

B. Gambaran Umum BKD Surakarta