21.7 baik dan hanya 5.3 dalam kondisi sangat baik. Ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu Pro vinsi DKI Jakarta adalah salah satu yang mengalami
degradasi di Indonesia. Polusi dan sedimentasi di Teluk Jakarta telah menyebabkan degradasi kondisi terumbu karang di Kepulauan Seribu secara terus menerus,
bahkan telah menyebabkan hilangnya sembilan pulau dalam kurun 1901-1982 UNESCO 1997.
Hasil pengamatan pendahuluan menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di Kepulauan Seribu secara umum mempunyai kecenderungan yang
semakin baik seiiring dengan meningkatnya jarak dari daratan utama. Hasil yang serupa dilaporkan oleh UNESCO 1997 serta Giyanto dan Soekarno 1997
terutama sepanjang gradasi polusi dari Teluk Jakarta menuju bagian terluar Kepulauan Seribu sampai jarak sekitar 80 km. Rendahnya persentase penutupan
karang hidup dan tingginya persentase penutupan komponen abiotik d i zona-zona yang lebih dekat dengan daratan utama diakibatkan oleh masukan air tawar dari
sungai-sungai yang dapat menurunkan salinitas dan meningkatkan sedimentasi. Berdasarkan uraian di atas, maka upaya pemanfaatan spons baik sebagai
hewan eksotis maupun dalam industri biofarmaka melalui teknik budidaya spons yang tepat menjadi suatu hal yang penting dilakukan. Untuk menunjang
keberhasilan tersebut, maka diperlukan suatu penelitian mengenai habitat dan distribusi spons khususnya spons kelas Demospongiae sehingga diperoleh
informasi tentang karateristik habitat bagi masing-masing jenis spesies spons.
1.2. Tujuan dan kegunaan penelitian
Penelitian ini bertujuan: 1 memberikan informasi tentang sebaran dan komposisi jenis spons di habitat terumbu karang dan lamun, 2 menguraikan
interaksi spons dan substrat dasar terumbu karang dan lamun, dan 3 menguraikan keterkaitan spons dengan kedalaman serta kualitas perairan. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang karakteristik ekologis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan beberapa
jenis spons sebagai acuan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya hayati spons secara berkelanjutan.
1.3. Pendekatan pemecahan masalah
Spons merupakan salah satu komunitas hewan laut penyusun ekosistem terumbu karang. Sebagai suatu mahluk hidup keberadaan serta kehid upan spons
sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi lingkungan perairan di sekitarnya baik secara fisik, kimiawi maupun biologi. Faktor-faktor lingkungan fisik seperti suhu
perairan, pencahayaan, arus serta beberapa parameter kimiawi seperti keberad aan materi organik , salinitas, kelarutan nutrien dan padatan tersuspensi telah diketahui
memiliki peran yang cukup penting di dalam kehidupan spons. Disamping itu, oleh karena spons menempati suatu relung secara bersama-sama dengan hewan
laut lainnya termasuk ikan, maka terjadi kompetisi secara alamiah untuk memperoleh tempat hidup yang lebih nyaman baik secara temporal maupun
spasial untuk tumbuh dan bereproduksi. Kompetisi yang demikian akan menyebabkan komunitas spons secara
terus menerus berusaha mengembangkan strategi adaptasi diri terhadap lingkungannya. Beberapa jenis spons yang tidak mampu untuk beradaptasi secara
alamiah akan tersingkir dan mengalami kepunahan sehingga hanya beberapa jenis saja yang mampu bertahan hidup. Kompetisi juga berlangsung baik intra spesies
maupun inter spesies spons. Dari sisi ekologi spons juga memiliki peran yang tidak kalah penting.
Sebagai organisma penyaring, spons secara aktif akan memfiltrasi air laut untuk makan, bernafas dan mengekresikan produk buangannya. Berdasarkan hasil
penelitian dikatakan bahwa spons mampu secara aktif memompa air laut sampai 10 kali b esar volume tubuhnya setiap jam sehingga merupakan ‘mesin -pembersih’
yang paling efisien di laut Brusca dan Brusca 1990. Selain itu spons juga mampu memodifikasi bahan-bahan kimia toksik yang diekresikan dari tumbuhan
dan hewan laut lainnya menjadi komponen yang bermanfaat bagi dirinya. Produk hasil modifikasi dan yang diproduksi oleh spons inilah yang beberapa diantaranya
diketahui memiliki potensi toksisitas terh adap patogen manusia, sel-sel kanker dan lain sebagainya serta berguna dalam pengobatan berbagai penyakit karena
bersifat anti fungi, anti bakteri dan anti mikroba. Diagram alir perumusan masalah disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Diagram alir perumusan masalah.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi spons Demospongiae