batuk. Sejumlah penelitian juga membuktikan, tanaman ini berkhasiat diaforetik atau peluruh keringat, analgesik atau pereda nyeri, desinfektan atau pembunuh
kuman, ekspektoran atau peluruh dahak dan antispasmodik atau pereda nyeri perut Handita 2011.
2.3 Pemanenan Daun Kayu Putih
Tanaman kayu putih merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Bagian yang diambil dari tanaman kayu putih ini untuk menghasilkan minyak
atsiri adalah daunnya. Produksi daun kayu putih dapat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, iklim, cara pemeliharaan tegakan kayu putih, sistem penanaman tumpang
sari atau tidak, jarak tanam dan juga umur tanaman Muttaqin 1996. Semakin tua umur pohon maka jumlah produksi daun tanaman kayu putih akan semakin
meningkat. Selain itu dengan dilakukannya pemeliharaan tegakan kayu putih seperti penyiangan dan pendangiran diharapakan jumlah produksi daun kayu putih
dapat naik dua kali Soepardi 1953 dalam Ulya 1998. Pohon kayu putih sudah dapat dipanen daunnya ketika sudah berumur 4
sampai 5 tahun. Pangkasan yang pertama kali umunya dilakukan pada ketinggian kurang lebih 130 cm dari tanah dan pada pemangkasan kedua dilakukan setelah
jangka waktu dua tahun dari pemangkasan pertama. Selang waktu pemangkasan kedua ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi tanaman untuk tumbuh dan
berkembang sehingga tunas dan cabang-cabang batang menjadi lebih besar dan kuat Soepardi 1953 dalam Ulya 1998. Menurut Muttaqin 1996, daun kayu
putih memiliki umur pangkas maksimum 12 bulan. Sehingga saat pemangkasan daun kayu putih perlu dipertimbangkan untuk melakukan pemangkasan daun kayu
putih pada selang umur 9 sampai dengan 12 bulan sehingga didapatkan umur pangkas optimal dengan mempertimbangkan nilai rendemen dan hasil daun kayu
putih. Pribadi 1987, mengatakan bahwa pohon kayu putih yang semakin lama
umur pangkasnya memiliki rendemen yang semakin tinggi dan kadar sineol minyaknya juga semakin tinggi. Menurut Amrullah 2011,
pemanenan daun kayu putih dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Dengan cara pemetikan sistem
urut dan 2. Dengan cara rimbas. Cara pemetikan sistem urut dilakukan dengan cara dipotong menggunakan alat, seperti sabit kecil khusus untuk daun-daun
yang sudah cukup umur. Cara ini menjadi kurang praktis, karena pemetik harus memilih daun satu per satu. Sedangkan cara pemetikan daun yang sering dipakai
adalah cara rimbas, yaitu dengan memangkas daun kayu putih yang berumur 5 tahun keatas dengan ketinggian 5 meter. Setelah satu tahun pemangkasan ketika
tanaman sudah memiliki daun yang lebat, tanaman kayu putih siap untuk dipanen kembali dengan sistem rimbas.
2.4 Penyimpanan Daun Kayu putih