dengan 17.00 WIB. Pada penelitian ini dilakukan ulangan sebanyak dua kali untuk tiga faktor yang akan diteliti, yaitu lama penyimpanan, perlakuan
penyimpanan dan volume air penyulingan. Selain itu, juga dilakukan penyulingan untuk daun 0 hari. Waktu 0 hari ini merupakan waktu setelah daun
mengalami penebangan, pengangkutan dan pemisahan daun dari ranting yang besar.
3.3.2 Penyulingan
Penyulingan daun kayu putih dilakukan dengan sistem penyulingan kukus. Jumlah daun yang disuling sebanyak 2,5 kg untuk setiap tangki
penyulingan. Jumlah tangki penyulingan yang digunakan sebanyak dua buah, dimana untuk masing-masing tangki penyulingan diisi dengan 2,5 kg daun
kayu putih. Lama penyulingan yang dilakukan selama 4 jam dari awal pemasakan sampai akhir selesai pemasakan Sunanto 2003. Setelah
penyulingan selesai akan diperoleh hasil berupa minyak kayu putih yang tercampur dengan sebagian air dari penyulingan. Cara untuk memisahan air
dari minyak kayu putih dapat dilakukan dengan menggunakan corong pemisah dan dengan menggunakan pipet untuk air yang masih ada di dalam minyak
kayu putih tetapi jumlahnya sedikit.
3.3.3 Analisis Sifat Fisika dan Kimia
Pengujian sifat fisika dan kimia minyak kayu putih dapat dilakukan sesuai dengan standar nasional Indonesia, yaitu SNI 06-3954-2006. Sifat fisika yang
diuji dari minyak kayu putih, diantaranya bobot jenis, indek bias dan putaran optik. Sedangkan untuk pengujian sifat kimia minyak kayu putih yang diuji
adalah kadar sineol minyak kayu putih dan kelarutan dalam etanol. Selain itu juga dilakukan perhitungan nilai rendemen yang dihasilkan dari masing-
masing contoh uji minyak kayu putih.
3.3.3.1 Rendemen
Rendemen merupakan nilai yang menunjukkan berapa banyak minyak kayu putih yang dihasilkan dari penyulingan daun kayu putih. Nilai
rendemen ini dinyatakan sebagai persentase dari perbandingan antara berat
minyak kayu putih hasil penyulingan atau output dengan berat daun kayu putih yang disuling atau input. Perhitungan nilai rendemen dapat mengikuti
rumus di bawah ini : Berat minyak kayu putih output
Rendemen = x 100
Berat daun kayu putih input
3.3.3.2 Bobot Jenis
Penentuan nilai bobot jenis minyak kayu putih merupakan salah satu cara yang digunakan untuk analisis mutu minyak kayu putih secara fisika
yang dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat kemurnian minyak yang dihasilkan. Cara menentukan nilai bobot jenis dengan menggunakan
piknometer. Setelah piknometer dibersihkan lalu ditimbang berat kosong piknometer. Setelah itu, piknometer diisi dengan air suling atau aquades dan
dilakukan penimbangan, lalu piknometer dibersihkan. Piknometer yang telah bersih kemudian diisi dengan minyak kayu putih dan ditimbang
kembali. Setelah selesai maka nilai bobot jenis minyak kayu putih dapat diketahui dengan melakukan perhitungan dengan rumus di bawah ini :
m
2
– m Bobot jenis =
m
1
– m Keterangan : m = Nilai berat piknometer kosong.
m
1
= Nilai berat piknometer dengan isi air suling. m
2
= Nilai berat piknometer dengan isi minyak kayu putih.
3.3.3.3 Indeks Bias
Indeks bias dapat ditentukan dengan dasar pengukuran langsung sudut bias minyak dengan mempertahankan kondisi suhu yang tetap. Nilai indeks
bias minyak kayu putih atau minyak atsiri lainnya dapat diketahui dengan menggunakan alat refraktometer. Sebelum sampel atau contoh minyak
diletakkan di dalam alat ini, minyak tersebut harus berada pada suhu yang sama dengan suhu lingkungan tempat melakukan pengukuran nilai indeks
bias ini. Pembacaan nilai indeks bias pada refraktometer dilakukan bila keadaan suhu telah stabil.
3.3.3.4 Putaran Optik