9
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif dan juga dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH
rendah asam kandungan oksigen terlarut akan berkurang sebagai akibatnya kosumsi oksigen berkurang aktivitas pernapasan naik dan selera makan akan berkurang. Hal sebaliknya juga terjadi
pada kondisi perairan yang basa. Titik kematian ikan biasanya terjadi pada pH 4 asam dan pH 11 basa. Sementara
pertumbuhan ikan yang baik terjadi pada pH antara 6-7 netral, meskipun tergantung jenis ikannya. Adanya penyakit ikan juga berhubungan dengan naik turunya nilai pH. Biasanya bakteri akan tumbuh
baik pada pH basa, sementara jamur akan tumbuh baik pada pH asam. Tingkat keasaman pH dalam sistem resirkulasi cenderung menurun karena meningkatnya
karbondioksida yang dihasilkan oleh respirasi ikan. Karbondioksida yang dihasilkan akan bereaksi
dengan air akan membentuk asam karbon dan menyebabkan pH turun.
4. Total Dissolve Solid TDS
Total Dissolve Solid TDS yaitu ukuran zat terlarut baik zat organik maupun zat anorganik misalnya : garam dll yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan jumlah zat terlarut
dalam part per million ppm atau sama dengan milligram perliter. mgl. Tingkat konsentrasi garam yang tinggi pada air sampai batas tertentu akan meningkatkan tekanan osmotik pada ikan sehingga
akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan ikan. Besarnya kandungan garam biasanya disetarakan dalam bentuk konduktifitas listrik EC dengan satuan ppm mgl atau mScm.
Tabel 1. Klasifikasi air berdasarkan kadar garamnya AS Kapoor, 2000
Kadar Garam mgl Klasifikasi Air
500 Bersih segar
500 – 1500 Sedang
1500 – 5000 Payau
5000 Asin
35000 Sangat asin
35000 Pahit
5. Amonia NH
3
Air yang beracun disebabkan oleh adanya endapan amonia, air yang terlalu basa atau asam. Biasanya akibat dari dekomposisi bahan organik seperti pembusukan tanaman, sisa kotoran ikan dan
sisa pakan Nixon, 2004. Di dalam air amoniak terdapat dalam 2 bentuk, yaitu NH
4 +
atau biasa disebut Ionized Ammonia IA yang kurang beracun dan NH
3 +
atau Unionized Ammonia UIA yang beracun. Makin tinggi pH air, daya racun amonia semakin meningkat, sebab sebagian besar berada dalam bentuk NH
3,
sedangkan ammonia dalam bentuk NH
3
lebih beracun dari pada yang berbentuk ion NH
4 +
. Amonia dalam bentuk molekul dapat menembus bagian membrane sel lebih cepat dari pada ion NH
4 +
Colt dan Amstrong, 1981 dalam Tancung 2009.
10
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITITAN
Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2011 sampai dengan Februari 2011 di Wisma Wageningan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan adalah : 1.
Sistem Resirkulasi Air Terkendali SRAT yang terdiri atas : a.
12 bak pemeliharaan budidaya b.
1 bak filtrasi c.
1 bak penyimpanan d.
1 bak penyuplai e.
Pipa f.
Pompa air g.
Dudukan bak h.
Kran 2.
Stopwatch dan mistar 3.
Aerator 4.
Gelas ukur 5.
Thermo Recorder 6.
Hanna Instrumen alat ukur pH, suhu, ECTDS 7.
DO meter
C. TAHAPAN PENELITIAN
1. Pengujian sistem resirkulasi
Pengujian sistem resirkulasi dilakukan dengan mengalirkan air kedalam sistem. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa sistem berjalan dengan baik. Pembersihan bak pemeliharaan dari
kotoran-kotoran atau benda-benda yang dapat menghambat aliran air. 2.
Pemijahan ikan mas Kegiatan ini meliputi pemilihan induk yang sudah siap untuk pijah. Berat induk jantan 3 kg dan
berat induk betina 5 kg. Ikan yang sudah siap pijah tidak langsung dipijahkan namun dipelihara terlebih dahulu pada bak budidaya. Pemijahan dilakukan secara alami namum pengeluaran ovum dan
sperma dilakukan secara stripping. Pemijahan dilakukan pada pagi hari. Telur dan sperma di campur dalam wadah berupa baskom kemudian diberi tanda untuk mempermudah menghitung jumlah telur.
Telur di ambil ½ ml sebagai sample untuk menghitung jumlah total telur yang dihasilkan. Setelah itu ditambahkan air dan di sebar kedalam bak budidaya. Untuk menghitung jumlah total telur ikan adalah
: a.
Masukan air hingga setinggi tanda pada baskom b.
Hitung volume air dengan gelas ukur ml c.
Jumlah total telur = Jumlah air ml x jumlah telur dalam ½ ml sample