PEMIJAHAN, PENETASAN TELUR DAN PERAWATAN LARVA

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PEMIJAHAN, PENETASAN TELUR DAN PERAWATAN LARVA

Pemijahan merupakan proses perkawinan antara induk jantan dengan induk betina. Pembuahan ikan dilakukan di luar tubuh. Masing-masing ikan jantan dan ikan betina mengeluarkan sperma dan ovum. Dengan melakukan pemijahan kelangsungan budidaya perikanan akan terus berjalan sehingga produksinya juga tidak akan berhenti. Induk jantan dan induk betina yang sudah siap pijah dipisahkan dan dipelihara dalam bak pemeliharaan induk selama 3 hari. Hal ini bertujuan agar ikan beradaptasi dengan lingkunganya sehingga saat pemijahan ikan tidak dalam kondisi stres. Pemijahan dilakukan pada pukul 08.00-09.00 dengan menggunakan metode stripping yaitu pengeluaran sel telur dan sperma dilakukan dengan di urut. Pengeluaran sel telur dan sperma dilakukan dengan stripping karena untuk pemijahan ikan mas dengan berat ikan diatas 3kg dibutuhkan tempat 8m 3 sedangkan ukuran bak budidaya tidak lebih dari 1 m 3 . Selain itu metode ini juga lebih efektif untuk proses pembuahan apabila dilakukan dengan baik dan benar. Gambar 10. Bak budidayapemeliharaan Jumlah dalam ½ ml sebanyak 142 butir, sedangkan jumlah telur keseluruhan sebanyak 315 ml maka total telur berdasarkan perhitungan adalah 89,744 butir telur dengan berat induk 5 kg. Menurut Cahyo 2010 jumlah telur ikan mas dengan berat diatas 3 kg adalah 80,000-135,000 butir. Telur hasil pemijahan di sebar secara merata ke dalam 6 bak budidaya. Telur ikan mas menetas setelah 3 hari pada suhu air 23.9 – 26.1 o C. Suhu air yang cukup rendah ini disebabkan oleh suhu lingkungan yang rendah juga yaitu 23.1-29 o C. Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang sedang mengalami musim hujan. Menurut Cholik et al 1986 suhu optimal pada penetasan telur ikan mas 17 adalah 26-28 o C, sedangkan menurut Standard Nasional Indonesia 1999 setelah 45 jam dan suhu sekitar 25 o C akan terjadi penetasan telur. Dengan suhu optimal tersebut diharapkan dapat mempecepat proses penetasan telur dan tingkat keberhasilan telur menetas. Oleh karena itu pada tahap ini perlu digunakan heater untuk mempertahankan suhu pada kondisi optimal. Faktor lain yang sangat berpengaruh pada keberhasilan penetasan telur adalah faktor kematangan gonad pada induk ikan dan kualitas air. Grafik suhu air dan suhu ruangan pada masa inkubasi dapat di lihat pada Gambar 6. Gambar 11. Grafik suhu air pada saat inkubasi Gambar 12. Grafik hubungan antara suhu ruangan dengan suhu air pada saat inkubasi Dari grafik diatas fluktuasi suhu air pada masa inkubasi masih sangat baik yaitu antara 1-2 o C per hari. Suhu air yang terlalu rendah akan mempengaruhi metabolisme telur sehingga akan menghambat perkembengan telur. Suhu air yang terlalu tinggi dapat mengganggu aktivitas enzim 18 penetasan pada telur dan akan mengakibatkan pengerasan pada chorion sehingga menghambat proses penetasan pada telur dan dapat mengakibatkan terjadinya keabnormalitasan cacat pada larva ikan yang dihasilkan. Dari hasil pengamatan, telur ada yang menetas dan ada yang tidak menetas. Telur yang menetas adalah telur bagian atas dan telur yang tidak bergerombol. Sedangkan telur yang berada di bawah dan bergerombol banyak yang tidak menetas. Hal ini terjadi karena telur yang berada dibawah dan bergerombol kesulitan dalam mengambil oksigen dari air sehingga akan menghambat proses metabolisme pada telur dan mengakibatkan telur membusuk. Gambar 13. Larva ikan mas Setelah telur menetas menjadi larva, larva ikan tidak diberi makan sampai 3 hari karena masih mempunyai cadangan makanan. Larva ikan merupakan fase yang paling kritis dalam budidaya ikan karena larva ikan mempunyai ketahanan yang kurang baik dan rentan pada perubahan kondisi lungkungan. Oleh karena itu, larva ikan yang kurang cepat beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan ini akan mengalami stress yang berakibat kematian. Masing-masing larva mempunyai kemampuan beradaptasi yang berbeda-beda tergantung individu ikan itu sendiri. Presentase penetasan ikan secara normal berkisar antara 50-80 Richter Rustidja, 1985. Setelah 3 hari larva di beri pakan berupa kuning telur sampai 1-2 minggu pertama, sedangkan larva berumur setelah 2 minggu diberi pakan berupa kutu airdaphnia. Larva ikan tetap dibiarkan pada bak budidayapemeliharaan hingga pendederan I awal yaitu kurang lebih selama satu bulan.

B. KUALITAS AIR