PANEN HASIL DAN PEMBAHASAN

25

C. PANEN

Gambar 22. Ikan hasil pendederan I Panen dilakukan pada akhir pendederan I dan tidak dilakukan pada awal penetasan larva. Hal ini disebabkan oleh ikan yang masih larva sangat sulit dilakukan perhitungan sehingga perhitungan dilakukan ketika ukuran ikan sudah cukup besar . Panjang ikan hasil pendederan I adalah 1.1-3.5cm dengan jumlah total ikan 5139 ekor. Jumlah ikan pada masing-masing bak dapat di lihat pada Gambar 21. Gambar 23. Grafik jumlah ikan pada tiap bak 26 Gambar 21.menunjukan bahwa jumlah ikan pada tiap bak tidak sama berbeda bahkan pada bak filtrasi juga terdapat ikan. Hal ini disebabkan karena larva ikan yang baru menetas memiliki tubuh yang masih terlalu kecil dan belum kuat untuk melawan arus air. Ketika larva ikan mas berada pada lubang pembuangan air maka larva tersebut terbawa arus hingga masuk kedalam bak filtrasi. Oleh karena itu dilakukan modifikasi pada lubang pembuangan air dengan memberikan pipa hampir setinggi permukaan air agar larva ikan terhalang dan tidak terbawa arus air. Namun modifikasi yang dilakukan masih belum maksimal karena masih banyak larva ikan yang masuk ke dalam lubang pembuangan sehingga perlu penambahan saringan yang ukuranya lebih kecil dari larva ikan dan lebih besar dari zat-zat sisa kotoran dan makanan yang tersuspensi. Jumlah ikan mas yang paling banyak pada bak budidaya berada pada bak 2 dengan jumlah 1032 ekor dan paling sedikit pada bak 4 dengan jumlah 555 ekor. Rata-rata jumlah ikan pada tiap bak berada diatas 500 ekor. Gambar 24. Grafik volume air pada tiap bak Gambar 25. Kepadatan ikan pada tiap bak 27 Dengan volume rata – rata di atas 195 liter Gambar 22. pada bak budidaya maka kepadatan ikan dapat dil ihat pada Gambar 23. Grafik tersebut menunjukan bahwa kepadatan ikan pada bak budidaya cukup baik yaitu rata-rata 3ekorliter. Jumlah ikan dalam tiap liternya dapat di lihat pada tabel 3 Axelrod, 1989. Tabel 3. Jumlah air berdasarkan ukuran ikan Ukuran ikan Jumlah Air lcm ikan 2 cm 1.0 2-5 cm 1.5 6-9 cm 2.0 10-13 cm 3.0 14 cm 4.0 Sumber : Axelrod, H.R., 1989 Kepadatan ikan tertinggi terdapat pada bak filtrasi yang mencapai 38.55 ekorliter. Tingginya kepadatan ikan pada bak filtrasi disebabkan oleh larva yang terbawa arus ke lubang pembuangan sehingga terjadi penumpukan pada bak filtrasi. Meskipun kepadatan ikannya tinggi akan tetapi ikan masih tetap sehat dan tidak menghambat pertumbuhan ikan. Hal ini menunjukan bahwa kualitas air pada bak filtrasi masih cukup bagus. 28

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Sistem resisrkulasi air terkendali SRAT dapat diaplikasikan untuk budidaya ikan mas Cyprinus carpio mulai dari pemijahan hingga pendederan I awal. Dari 89,744 butir telur dihasilkan benih ikan sebanyak 5139 ekor dari pemijahan hingga pendederan I. Hal ini menunjukan bahwa sistem ini belum optimal untuk pemijahan ikan mas dan penetasan telur karena jumlah telur yang menetas kurang dari 50. Telur yang tidak menetas akibat bak budidaya untuk penetasan terbatas sehingga telur menumpuk dan membusuk. 2. Suhu air pada sistem antara 23.9-30.1 o C, DO berada pada nilai 5.01-5.61, pH berada pada nilai 6.9-7.1, TDS berada pada nilai 127-132 ppm dan debit air rata-rata 0.012 literdetik. 3. Kualitas air dapat dipertahankan pada kondisi optimal untuk budidaya ikan mas yaitu suhu air masih berada diantara 25-30 o C, DO diatas 5 ppm, pH antara 6.5-8.5, TDS di bawah 500 ppm, dan kadar ammonia berada pada kondisi ideal. 4. Fluktuasi suhu masih berada pada batas yang diizinkan yaitu tidak lebih dari 3 o C per hari. 5. Sistem resirkulasi air terkendali ini SRAT juga cocok untuk budidaya ikan mas dengan kepadatan yang cukup tinggi.

B. SARAN

1. Ketika musim hujan suhu lingkungan bisa sangat rendah sehingga perlu pemasangan heater untuk mempertahankan suhu air yang optimal terutama pada saat penetasn telur yang membutuhkan suhu cukup hangat. 2. Perlu modifikasi pada lubang pembuangan air yaitu dengan menambahkan saringan dengan ukuran lebih kecil dari larva ikan mas sehingga larva tidak hanyut terbawa arus air. 3. Perlu modifikasi pada lubang pengeluaran air ke bak filtrasi dengan menambahkan saringan berupa kain atau saringan yang menjulur hingga ka dalam air pada bak filtrasi. Hal ini untuk menghindari agar larva ikan tidak masuk ke dalam bak filtrasi. 4. Usahakan tidak terjadi penumpukan telur pada saat penetasan karena akan menyebabkan telur membusuk sehingga telur tidak menetas, bisa menggunakan subtrat seperti ijuk.