20
Gambar 15. Grafik tinggi air pada tiap bak budidaya Dari Gambar 15. dapat di lihat bahwa tinggi air pada masing-masing juga cukup seragam
dengan rata-rata 44.6 cm pada bak budidaya dan 38.5 cm pada bak filtrasi. Pada bak budiaya tinggi air maksimum 45.9 cm dan tinggi air minimum 44 cm. Tinggi air di ukur dari datum yang sama yaitu
dasar bak. Adanya perbedaan tinggi ini juga disebabkan oleh permukaan lantai yang miring dan penyumbatan pada pipa saluran pembuangan bak budidaya. Penyumbatan tersebut disebabkan oleh
sisa-sisa makanan dan kotoran, siput atau benda-benda lain yang menumpuk pada saluran pembuangan. Oleh karena itu perlu pembersihan dan perawatan secara rutin agar tidak terjadi
penyumbatan.
2. DO Dissolved Oxygen
Gambar 16. Grafik DO pada tiap bak budidaya Dari Gambar 16. dapat diketahui bahwa nilai DO pada bak budidaya di atas batas minimum
untuk budidaya ikan mas yaitu 5 mgl ppm. Menurut Standard Nasional Indonesia 1999 besarnya
21
DO yang baik pada budidaya ikan mas adalah diatas 5 ppm. Secara kesluruhan rata-rata nilai DO pada bak budidaya adalah 5.35 ppm dengan nilai terendah 5.22 ppm dan nilai tertinggi 5.52 ppm.
Ketersediaan oksigen pada sistem sangat dipengaruhi oleh pergerakan permukaan air yang beriakbergelombang sehingga akan mempercepat proses difusi udara kedalam air. Dalam hal ini debit
yang mengalir pada sistem sangat berpengaruh pada ketersediaan oksigen dalam air. Semakin besar debit maka akan semakin tinggi juga kadar oksigennya. Jumlah ikan yang ada dalam air juga
berpengaruh pada ketersediaan oksigen dalam air. Semakin padat jumlah ikan dalam air maka ketersediaan oksigen dalam air juga berkurang.
Ikan mas termasuk ikan yang membutuhkan kadar oksigen terlarut yang tinggi. Apabila kadar oksigen dalam air sangat rendah akan menyebabkan kematian pada ikan mas. Oleh karena itu
kadar oksigen pada bak budidaya perlu dipertahankan pada kondisi yang optimal kadar oksigennya yaitu dengan ditambahkan aerator. Selain itu, masalah konsentrasi oksigen rendah juga dapat
diperkecil melalui pengaturan pemberian pakan. Kelebihan pemberian pakan biasanya diikuti dengan proses pembusukan yang memanfaatkan oksigen dari air dan hasilnya adalah bahan anorganik.
3. pH
Gambar 17. Grafik pH air pada bak budidaya Nilai pH pada bak budidaya antara 6.9-7.1, hal ini dapat di lihat pada Gambar 17. Nilai
tersebut sangat baik untuk budidaya ikan mas. Menurut Standard Nasional Indonesia 1999 nilai pH yang baik untuk budidaya ikan mas adalah 6.5-8.5. Dari grafik diatas dapat di lihat bahwa nilai pH
naik turun namun masih berada pada batas yang optimal. Penurunan pH dalam air terjadi akibat aktivitas ikan yang menghasilkan asam seperti kotoran
ikan dan zat-zat hasil metabolisme. Selain itu, Air yang banyak mengandung karbondioksida biasanya mempunyai pH lebih rendah dari 7 dan bersifat asam. Semakin padat jumlah ikan maka semakin kecil
juga nilai pH. Selain itu pergantian air yang jarang dilakukan juga dapat menyebabkan penurunan pH. pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi biota yang ada
dalam air. Perairan asam akan kurang prodiktif dan dapat membunuh ikan didalamnya. Pada pH
22
rendah keasaman yang tinggi kandungan oksigen terlarut akan berkurang sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas pernapasan meningkat dan selera makan akan berkurang.
4. Suhu