II - 31
2.1.4 Strategi Bisnis TELKOM
Persaingan dunia telekomunikasi semakin kompleks. Untuk dapat bertahan dalam persaingan dengan operator-operator telekomunikasi yang lain, TELKOM
mempunyai beberapa strategi bisnis untuk mengelola unit-unit kerjanya. Adapun strategi yang digunakan sebagai berikut.
1. Multi service bundling Multi service bundling merupakan strategi bisnis TELKOM yang
bertujuan untuk mengenalkan pelanggan bahwa TELKOM bukan hanya sebagai penyedia layanan telepon, tetapi juga berbagai layanan berbagai layanan lain
secara paket. Oleh karena itu, untuk mengembangkan bisnis InfoCom, TELKOM harus dapat meberikan layanan terpadu, misalnya sambungan telepon untuk
layanan multimedia. Strategi multi service bundling juga akan mengikutsertakan TELKOM-Group, yaitu pelanggan sebagai pelanggan TELKOM sekaligus
menjadi pelanggan perusahaan yang tergabung dalam TELKOM-Group. 2. Service excellent
Service excellent sudah menjadi keharusan dalam berkompetisi. Layanan prima baik dari sisi kualitas produk, delivery, price, dan layanan purna jual
menjadi bagian penting yang harus mendapat perhatian jajaran TELKOM. 3. Build business scale
Membangun bisnis berskala besar sangat penting bagi TELKOM yang sudah dikenal sebagai national company oleh karena itu central policy harus
diperkuat dan produk harus mencakup national wide. Produk-produk dengan branding local perlu dihentikan kemudian dibuatkan standarisasinya sehingga
apabila diimplementasikan secara nasional akan membentuk business scale yang besar dan kompetitif barrier to entry bagi pesaing.
4. Strong financial growth Pertumbuhan perusahaan secara financial sudah sangat perlu ditingkatkan
dan akan semakin menjadi kunci kesinambungan dan pertumbuhan perusahaan.
2.1.5 Jaringan Telekomunikasi TELKOM
Jaringan telekomunikasi di TELKOM sering disebut sebagai jaringan akses, yang merupakan jaringan transmisi yang menghubungkan antara terminal
II - 32 pelanggan UNI atau user network interface dengan sentral lokal SNI atau
service network interface. Secara umum sistem telekomunikasi dibangun dalam bentuk jaringan-jaringan lokal dan non lokal. Jaringan lokal adalah jaringan yang
menghubungkan sentral telepon dengan pesawat telepon pelanggan, di dalamnya termasuk semua infrastruktur yang menghubungkan sentral telepon dengan
pelanggan. Sedangkan jaringan non lokal merupakan jaringan yang menghubungkan antara sentral yang satu dengan sentral yang lain, yang termasuk
didalamnya sistem transmisi sinyal antar sentral telekomunikasi. Secara umum, jaringan lokal telekomunikasi yang dimiliki oleh PT. TELKOM Indonesia dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu jarlokat, jarlokar, dan jarlokaf. a.
Jarlokat,
Jarlokat merupakan jaringan lokal telekomunikasi yang menggunakan media kabel tembaga atau sering disebut sebagai jaringan lokal akses kabel
tembaga. Pada jaringan ini, media kabel tembaga merupakan media utama untuk menghubungkan konsumen dengan sentral telepon.
b. Jarlokar,
Jarlokar merupakan jaringan lokal telekomunikasi yang menggunakan media transmisi radio untuk menghubungkan konsumen dengan sentral atau
sering disebut sebagai jaringan lokal akses radio. Pada jarlokar, penggunaan gelombang radio dapat diaplikasikan pada sebagian atau keseluruhan jaringan.
Gambar 2.3 Jaringan kabel metal
Sumber: TELKOM, 2006
Gambar 2.4 Jaringan transmisi radio
Sumber: TELKOM, 2006
D is trib u tio n P o in t
S S T
S E N T R A L
K A B E L S E K U N D E R K A B E L P E N A N G G A L
II - 33 c.
Jarlokaf,
Jarlokaf merupakan jaringan lokal telekomunikasi yang menggunakan media kabel fiber optik untuk menghubungkan konsumen dengan sentral atau
sering disebut sebagai jaringan lokal akses kabel fiber optik. Tujuan dari semua jaringan telekomunikasi baik lokal maupun non lokal
yang dimiliki oleh TELKOM adalah untuk menyediakan jasa telekomunikasi yang efektif dan efisien baik bagi pelanggan sebagai pengguna jasa ataupun bagi
TELKOM sebagai perusahaan penyedia jasa telekomunikasi. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penentuan proyek instalasi jaringan fisik yaitu :
1. Pertimbangan efisiensi biaya penyelesaian proyek tenaga kerja, bahan baku,
peralatan. 2.
Pertimbangan efisiensi waktu penyelesaian proyek. 3.
Pertimbangan kelayakan proyek aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknologi, aspek hukum, aspek lingkungan, aspek finansial.
2.5 LANDASAN TEORI