Sejarah Perusahaan TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

II - 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini membahas tentang gambaran umum TELKOM yang merupakan tempat dilaksanakannya penelitian. Menyajikan informasi mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, logo, maskot, struktur organisasi dan strategi bisnis, jaringan telekomunikasi. Selain itu juga berisi landasan teori yang memuat teori-teori yang menunjang dalam pengolahan data yaitu diantaranya konsep manajemen kualitas, konsep analisis sistem, dan fault tree analisis FTA dan failure mode and effect analysis FMEA.

2.4 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Sub bab ini membahas tentang gambaran umum TELKOM yang merupakan tempat penelitian. Menyajikan informasi mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, logo, maskot, struktur organisasi dan strategi bisnis, jaringan telekomunikasi.

2.1.1 Sejarah Perusahaan

Secara umum, sejarah berdirinya TELKOM dapat dibedakan menjadi dua fase, yaitu fase sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk fase sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, cikal bakal TELKOM dimulai pada tahun 1884 oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama “Post En Telegraafdiens” yang didirikan dengan staatshblad No. 52 tahun 1884. Fase sesudah kemerdekaan Republik Indonesia dimulai pada tahun 1945 saat terjadi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia sebagai negara merdeka, berdaulat, dan lepas dari pemerintahan Jepang. Pada tahun 1960, pemerintah mengeluarkan PERPU no.19 tahun 1960 tentang persyaratan sebuah perusahaan negara yang kemudian disusul dengan PERPU no.240 tahun 1961 untuk mengubah status jawatan TELKOM menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Postel. Pada tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro PN Pos Giro, dan Perusahaan Negara Telekomunikasi PN Telekomunikasi. Kemudian tahun 1974 II - 27 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi Perumtel yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan Persero Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no 25 tahun 1991. Pada tanggal 14 November 1995 mulai dilakukan penawaran umum perdana saham TELKOM initial public offering atau IPO dan sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di bursa efek Jakarta BEJ, bursa efek Surabaya BES, New York stock exchange NYSE dan London stock exchange LSE. Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan public offering without listing atau POWL di Tokyo stock exchange. Untuk menampung bidang-bidang usahanya, maka sejak 1 Juli 1995 TELKOM telah menghapus struktur wilayah usaha telekomunikasi WITAL dan meresmikan dimulainya era divisi regional dan satu divisi network. Divisi regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayah masing-masing, sedangkan divisi network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. Divisi regional Divre TELKOM mencakup wilayah-wilayah yang dibagi tujuh Divre, yaitu: 1. Divre I Sumatra 2. Divre II DKI Jakarta-Banten 3. Divre III Jabar 4. Divre IV Jateng-DIY 5. Divre V Jatim 6. Divre VI Kalimantan 7. Divre VII Indonesia Timur Divisi regional IV Jateng DIY adalah salah satu dari tujuh divisi regional PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang merupakan product owner dan delivery channel untuk layanan dan jaringan infokom. Adapun infrastruktur infokom yang dimiliki Divre IV terdiri access network, switching atau nodes, transport network dan fasilitas pendukung dimana area pelayanannya dibagi menjadi lima datel yaitu Semarang, Yogyakarta, Solo, Pekalongan dan Purwokerto, serta 28 catel. II - 28

2.1.2 Visi Dan Misi TELKOM Visi

Dokumen yang terkait

Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

0 50 77

Usulan Perbaikan Kualitas Produk Genteng dengan Metode Six Sigma (DMAIC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).

11 66 166

Rancangan Perbaikan Kualitas Dan Efektivitas Dengan Integrasi Konsep Overall Equipment Effectiveness, Failure Mode & Effect Analysis Dan Fault Tree Analysis Di PT.Paperteries De Mauduit (PDM) Indonesia

4 45 120

Penggunaan Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Pada Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari

28 123 220

ANALISIS PENYEBAB LOSSES ENERGI LISTRIK AKIBAT GANGGUAN JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN JARINGAN SUMBERLAWANG

5 29 72

TUGAS AKHIR ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA MESIN BUBUT DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (Studi Kasus di UD. Kian Maju Desa Karangasem).

0 0 14

PENDAHULUAN ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA MESIN BUBUT DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (Studi Kasus di UD. Kian Maju Desa Karangasem).

1 2 7

Usulan Peningkatan Kualitas Jasa Berdasarkan Penyebab Ketidakpuasan Mahasiswa Dengan Menggunakan Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode & Effect Analysis Di Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha.

0 0 38

Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT. ABC).

0 1 6

Manajemen Risiko Operasional Onshore Processing Facility Dengan Menggunakan Risk Failure Mode And Effect Analysis Dan Fault Tree Analysis - ITS Repository

0 0 100