Operasionalisasi Variabel Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

56

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah X 1 SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Namun Roesyanto 2007:3 menyatakan bahwa rata-rata pemerintah daerah belum dapat menyusun laporan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu PP No. 24 Tahun 2005 yang sekarang sudah berganti menjadi PP No. 71 Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan SAP. Sehubungan dengan penyusunan laporan keuangan daerah yang sesuai dengan SAP, maka perlu diperhatikan faktor pemahaman terhadap SAP agar hasil dari laporan keuangan daerah dapat dipertanggungjawabkan Wiraputra, 2014 Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan Santoso Pambelum 2008 pengukuran pemahaman standar akuntansi pemerintah dengan menggunakan skala interval Likert. Setiap responden diminta untuk menjawab 10 pertanyaan yang berkaitan dengan 5 poin penilaian yaitu: 1 TM Tidak Memahami, 2 HSM Hanya Sedikit Memahami, 3 SM Sedikit Memahami, 4 M Memahami, 5 SMS Sangat Memahami Sekali. Skor 1 diberikan ketika responden menganggap sama sekali tidak memahami standar akuntansi pemerintah untuk membuat laporan keuangan menjadi berkualitas. Sedangkan untuk skor 5 diberikan ketika responden menganggap bahwa dirinya telah sangat 57 memahami standar akuntansi pemerintah untuk membuat laporan keuangan sehingga menjadi laporan yang berkualitas 2. Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah X 2 Menurut Sari et al 2014 pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah sangat penting dalam menciptakan laporan keuangan yang berkualitas. Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah merupakan penerapan sistem mulai dari pengelompokan, penggolongan, pencatatan dan pemrosesan aktivitas keuangan pemerintah daerah ke dalam sebuah laporan keuangan sebagai suatu informasi yang nantinya dapat digunakan oleh pihak tertentu dalam pengambilan keputusan oleh masing- masing SKPD dalam proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan Yuliani et. al 2010 pengukuran pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dengan menggunakan skala interval Likert. Setiap responden diminta untuk menjawab 10 pertanyaan yang berkaitan dengan 5 poin penilaian yaitu: 1 STS Sangat Tidak Setuju, 2 TS Tidak Setuju 3 N Netral, 4 S Setuju, 5 SS Sangat Setuju. Skor 1 diberikan ketika responden sangat tidak setuju dengan pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dapat membantu dalam pembuatan laporan keuangan menjadi berkualitas. Sedangkan untuk skor 5 diberikan ketika responden sangat setuju dengan pemanfaatan 58 sistem informasi akuntansi keuangan daerah dapat membantu dalam pembuatan laporan keuangan menjadi berkualitas. 3. Sistem Pengendalian internal Pengendalian internal merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan yang terdiri dari keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum-hukum dan peraturan-peraturan, serta efektivitas dan efisiensi operasi Boynton Kell, 1996. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan Munawaroh 2010 pengukuran pemanfaatan sistem pengendalian internal dengan menggunakan skala interval Likert. Setiap responden diminta untuk menjawab 20 pertanyaan yang berkaitan dengan 5 poin penilaian yaitu: 1 TP Tidak Pernah, 2 JR Jarang 3 KK Kadang-Kadang, 4 SR Sering, 5 SL Selalu. Skor 1 diberikan ketika responden yang menganggap bahwa tidak pernah adanya pemantauanpengawasan terhadap kinerja yang dilakukan. Sedangkan untuk skor 5 diberikan ketika responden yang menganggap bahwa selalu adanya pemantauanpengawasan terhadap kinerja yang dilakukan. 4. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Y Menurut Mardiasmo 2009 laporan keuangan organisasi sektor publik merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntanbilitas sektor 59 publik. Adanya tuntutan semakin besar terhadap pelaksanaan akuntanbilitas menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk membetikan informasi kepada publik, salah satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan. Meskipun demikian, informasi keuangan bukan merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi akuntansi berfungsi memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan alat untuk melaksanakan akuntanbilitas sektor publik secara efektif, bukan tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Kualitas menurut KBBI adalah Tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau taraf kepandaian, kecakapan, dan sebagainya serta mutu. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan Yuliani et. al 2010 pengukuran kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dengan menggunakan skala interval Likert. Setiap responden diminta untuk menjawab 9 pertanyaan yang berkaitan dengan 5 poin penilaian yaitu: 1 TP Tidak Pernah, 2 JR Jarang 3 KK Kadang-Kadang, 4 SR Sering, 5 SS Sangat Sering. Skor 1 diberikan ketika responden yang menganggap bahwa laporan keuangan yang disajikan tidak relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Sedangkan untuk skor 5 diberikan ketika responden yang dipahami menganggap bahwa laporan keuangan yang disajikan benar-benar relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. 60 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Indikator Butir Skala X 1 Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah 1. Neraca 2. Penyajian laporan realisasi anggaran 3. Laporan arus kas 4. Penyajian CALK 5. Penilaian persediaan 6. Pengakuan investasi 7. Pengakuan aset tetap 8. Perlakuan akuntansi kotruksi 9. Perlakuan akuntansi kewajiban 10. Perlakuan akuntansi koreksi kesalahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Likert X 2 Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah a. Tingkat kecepatan b. Tiingkat keamanan c. Tingkat efisiensi biaya d. Tingkat kualitas hasil. 11-20 Likert X3 Sistem Pengendalian Internal Komponen Pengendalian Internal 1. Pengendalian Lingkungan a Nilai integritas dan etika b Dewan komisaris dan komite audit c Struktur organisasi d Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab 2. Penaksiran Resiko a Laju partumbuhan yang pesat b Kegiatan – kegiatan luar c Keputusan-keputusan akutansi 3. Aktivitas Pengendalian a Dokumen dan catatan yang memadai b Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan c Performance review 21-24 25-28 29-32 Likert 61 Tabel 3.1 Lanjutan Variabel Indikator Butir Skala X3 Sistem Pengendalian Internal 4. Informasi dan Komunikasi Informasi a Mendapatkan informasi eksternal dan internal, untuk menyediakan suatu laporan b Menyediakan informasi yang memadai dan tepat waktu c Terdapat keefektifan komunikasi antara pegawai dan pengawas 5. Pemantauan 33-36 37-40 Likert Y Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Relevan a. Memiliki umpan balik b. Tepat waktu c. Lengkap Andal a. Penyajian jujur b. Dapat diverifikasi c. Netralitas Dapat dibandingkan Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal Dapat dipahami Batas pemahaman para Pengguna 41-43 44-47 48 49 Likert Sumber: Diolah dari berbagai referensi

E. Metode Analisis Data 1.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

22 191 103

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

13 63 113

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH, PENGALAMAN KERJA DAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Pengalaman Kerja Dan Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

0 2 14

PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 1 17

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

0 0 9

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

0 1 2

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

1 2 11

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

0 0 23

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP), PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PATI

1 3 17

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP), PENGENDALIAN INTERNAL, DAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas) - re

0 1 15