34 mengelola informasi tersebut secara cepat dan akurat hal tersebut dapat
diwujudkan apabila dapat memanfaatkan teknologi informasi yang baik. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan pemerintah daerah adalah suatu pemanfaatan sistem terpadu yang menggabungkan prosedur
manual dengan proses elektronis dalam pengambilan data pembukuan dan pelaporan semua transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas seluruh entitas
Pemerintah Daerah.
6. Sistem Pengendalian Internal
IAPI 2011: 319.2 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain
entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a keandalan pelaporan
keuangan, b efektivitas dan efisiensi operasi, dan c kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Agoes, 2012.
Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan- tujuan berikut:
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
d. Efektivitas dan efisiensi operasi
35 Tujuan pokok struktur pengendalian intern tersebut dapat dipenuhi
dengan pengendalian yang baik. Tujuan pertama dan kedua dapat dipenuhi dengan pengendalian akuntansi, sedangkan tujuan ketiga dan keempat dapat
dipenuhi dengan pengendalian administrasi yang baik Rahayu dan Suhayati, 2010.
Pengendalian internal merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan yang terdiri dari keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap
hukum-hukum dan peraturan-peraturan, serta efektivitas dan efisiensi operasi Boynton Kell, 1996.
Pengendalian internal klasik tidak terpisahkan dari perkembangan ilmu manajemen
dan menekankan
pada sistem
pengendalian yang
terdokumentasi dengan baik, mulai dari perencanaan plan, pelaksanaan do, evaluasi check dan pengembangan act Kumaat, 2011.
Menurut Rahayu dan Suhayati 2010 didalam bukunya menjelaskan bahwa alasan pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor
adalah: 1.
Luas lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin besar dan kompleks. 2.
Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan
mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.
36 3.
Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga dapat mengurangi biaya audit.
4. Digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupun
penyimpangan dalam organisasi. 5.
Auditor menggunakan perolehan pemahaman atas struktur pengendalian intern untuk melakukan penaksiran risiko pengendalian
untuk arsersi dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan.
Sejalan dengan berlalunya waktu, semakin disadari adanya berbagai faktor yang masih perlu di artikulasikan lebih jauh, seperti faktor manusia
falsafah hidup, gaya hidup, perilaku, kompetensi yang saling berinteraksi dalam lingkungan bisnis yang membentuk tata nilai budaya perusahaan,
adanya risiko intrinsik atau risiko potensial yang kurang terbaca pada historicalcurrent data, dan kelemahan komunikasi internal. Jadi, sejak
tahun 1992 Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission COSO memperkenalkan kerangka pengendalian Control
Framework yang terdiri dari 5 unsur sebagai berikut: 1.
Lingkungan Pengendalian Control Environment, Lingkungan Pengendalian meliputi sikap para manajemen dan karyawan terhadap
pentingnya pengendalian internal organisasi. Lingkungan pengendalian ini sangat penting karena menjadi dasar bagi efektivitas unsur-unsur
pengendalian internal yang lain.
37 2.
Penilaian Risiko Risk Assesment, Semua organisasi menghadapi resiko, yaitu dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu
aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis profit dan non- profit maupun non bisnis. Risiko yang telah diidentifikasi dapat
dianalisisdievaluasi sehingga bisa diperkirakan intensitas dan tindakan apa untuk meminimalkannya.
3. Prosedur Pengendalian Control Procedure, Prosedur pengendalian
ditetapkan untuk standardisasi proses kerja, sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya
ketidakberesan serta kesalahan. 4.
Pemantauan Monitoring, Pemantauan terhadap sistem Pengendalian Internal akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas
pengendalian. Pengendalian intrnal dapat dimonitor secara efektif melalui penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha
pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh
sistem akuntansi. 5.
Informasi dan Komunikasi Information and Communication, Informasi dan komunikasi merupakan unsur-unsur yang penting dari pengendalian
internal perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan pemantauan diperlukan oleh
manajemen, untuk pedoman operasi, dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum serta peraturan-peraturan yang berlaku pada
38 perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan.
Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal, hukum, peristiwa, dan kondisi yang berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan serta pelaporan eksternal Kumaat, 2011.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam mencapai tujuan mengenai keandalan suatu laporan keuangan sehingga dapat dipercaya oleh
pengguna laporan keuangan bahwa laporan tersebut telah dirancang sesuai dengan standar yang berlaku.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu