Arus Kas Analisiscapital Budgetingdan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Go Publicdi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 Dan 2010)

31 bersangkutan. Meskipun dalam beberapa kasus suatu proyek baru mungkin mengambil penjualan dari proyek perusahaan yang ada sekarang, namun dalam kasus lain usaha baru mungkin benar- benar bisa membawa penjualan baru ke lini yang sudah ada. Intinya adalah arus kas apa pun yang masuk ke bagian mana pun dari perusahaan itu yang mungkin dihasilkan dari keputusan yang diambil harus diperhitungkan pada saat mengambil keputusan itu Arthur, 2010.

c. Arus Kas Bebas

Menurut Dayananda 2002, secara umum arus kas bebas suatu proyek akan termasuk ke dalam salah satu dari tiga kategori berikut ini: 1 Pengeluaran awal Pengeluaran awal mencakup arus kas keluar yang langsung diperlukan untuk membeli aktiva dan untuk mengoperasikannya. Jumlah ini mencakup biaya memasang aktiva itu harga pembelian aktiva plus pengeluaran apa pun yang terkait dengan pengiriman atau pemasangan dan pengeluaran tunai non biaya seperti kenaikan kebutuhan modal kerja. Biaya setelah pajak dari berbagai pengeluaran yang terjadi sebagai akibat dari investasi baru juga harus dimasukkan sebagai arus kas keluar. 32 2 Arus kas bebas tahunan Arus kas bebas tahunan berasal dari arus kas operasi, perubahan dalam modal kerja, dan pengeluaran modal apa pun yang terjadi. Dalam perhitungan akan dimulai dengan laporan pro forma lalu setelah itu dilakukan penyesuaian untuk depresiasi bunga, dan modal kerja, serta pengeluaran modal apa pun yang terjadi. 3 Arus kas akhir Perhitungan arus kas akhir umumnya mencakup nilai akhir perusahaan ditambah atau dikurangi pendapatan atau kerugian kena pajak apa pun yang terkait dengan penjualannya. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi arus kas akhir antara lain nilai sisa proyek setelah pajak, pengeluaran kas yang terkait dengan penghentian proyek dan pendapatan kembali atas pengeluaran non biaya yang terjadi pada saat awal proyek dimana hal ini mencakup investasi modal kerja.

4. Initial Public Offering

Untuk mempercepat perkembangan usahanya, salah satu aksi korporasi perusahaan adalah mencari modal dari pihak luar dengan melakukan penawaran saham perdana selanjutnya disebut sebagai IPO. IPO adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten perusahaan yang akan go public untuk menjual saham atau 33 efek kepada calon investor berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Aspek yang menentukan keberhasilan IPO antara lain ketepatan waktu, pemilihan calon investor yang tepat, serta struktur penawaran saham. Serta, perusahaan yang melakukan IPO selayaknya harus dapat memenuhi kriteria keuangan dan non keuangan, seperti telah membuktikan tingkat rasio keuangan yang baik, penempatan posisi yang penting dalam sektor industrinya, dapat membuktikan memiliki prospek yang baik, serta memiliki tim manajemen dan corporate governance yang baik. Umumnya, perusahaan yang melakukan IPO akan memperoleh sejumlah keuntungan seperti: a. Memperoleh tambahan modal, karena dengan mengedarkan saham, uang yang didapat dari investor yang membelinya akan mengalir kedalam modal perusahaan, sehingga proyek investasi perusahaan akan semakin terwujud dengan adanya modal ini. b. Menciptakan instrumen keuangan yang sifatnya dapat dinegosiasikan ketika akan melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan lain seperti merger, konsolidasi, dan sebagainya. c. Meningkatkan fleksibilitas perusahaan dalam melakukan pendanaan ekuitas, sehingga perusahaan akan mendapatkan modal ekuitas lebih cepat. 34 d. Meningkatkan citra perusahaan, karena dengan dilakukannya IPO, artinya perusahaan telah memiliki reputasi yang baik dimata para investor dan menaruh kepercayaan bahwa modal yang diinvestasikan akan memberikan return yang menguntungkan bagi investor juga. Dalam penelitian Ritter dan Welch 2002, alasan mengapa perusahaan melakukan IPO terbagi kedalam 2 teori, yaitu Life Cycle Theories dan Market-Timing Theories. Teori yang pertama menjelaskan bahwa dengan going public, perusahaan akan membantu menaikkan value dari perusahaan itu sendiri dibandingkan dengan apa yang didapat dari penjualan langsung. Yang dimaksud dengan value disini adalah nilai kepercayaan perusahaan dimata para shareholders dan stakeholders atas return yang dihasilkan, sedangkan menurut teori yang kedua adalah bahwa perusahaan tidak akan melakukan IPO jika mereka mengetahui bahwa mereka sedang dalam kondisi undervalued. Artinya perusahaan akan melakukan IPO jika kondisi waktu pasar memang sedang menguntungkan. Hal ini membuat perusahaan untuk semakin waspada dalam menentukan waktu yang tepat untuk melakukan IPO. Proses IPO di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Bab IX mengenai Emiten dan Perusahaan Publik, perusahaan di Indonesia mengatur tahapan dalam melakukan penawaran umum. Kusumawardhani 2009 merangkum tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Antar Sektor Yang Go Public Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia ( 2005 – 2010 )

0 29 102

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 DAN 2011

0 14 229

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 DAN 2011

2 22 197

ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005 2006

1 3 71

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010)

0 0 14

PENDAHULUAN Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010).

0 0 11

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010

0 0 16

ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUSISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2008.

0 0 21

AN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBE lSISI (PADA PERUSAHAAN PENGAKUISIS AR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010

0 2 113