Penelitian Terdahulu Rasio Leverage

45 untuk menentukan tingkat diskonto yang dibutuhkan dalam penggunaan beberapa teknik. Penelitian juga menemukan bahwa perusahaan- perusahaan Palestina di Jalur Gaza mempertimbangkan banyak faktor sebelum mengadopsi teknik penganggaran modal sebagai dasar untuk membandingkan proyek-proyek investasi yang berbeda dan bahwa ketersediaan data dan informasi untuk perusahaan, diikuti dengan preferensi CBT yang berkonsentrasi pada arus kas dan keyakinan manajemen teknik, ditemukan menjadi faktor yang paling penting yang dipertimbangkan sebelum mengadopsi teknik penganggaran modal sebagai dasar untuk mengevaluasi proyek-proyek investasi yang diusulkan. 4 Tomonari Shinoda 2010, “Capital Budgeting Management Practices in Japan ”. Survey kepada 225 orang yang bertanggung jawab atas penganggaran modal pada Ordinary least square Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan- perusahaan Jepang mengelola pengambilan keputusan mereka 46 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo dengan kombinasi metode payback period dan metode net present value. Sementara sebagian besar manajer keuangan memanfaatkan beberapa alat dalam proses capital budgeting, hasil ini mencerminkan keselarasan yang lebih baik dari pandangan antara akademisi dan bisnis. 5 Morris dan Jonathan 2011, “The Capital Budgeting Decisions of Small Businesses ”. Perusahaan kecil yang terdaftar pada National Federation of Independent Business Multivariate Regression Sementara perusahaan besar cenderung mengandalkan analisis discounted cash flow disukai oleh pelaku keuangan, banyak perusahaan kecil mengevaluasi proyek menggunakan payback period atau berdasarkan keberanian pemilik. Latar belakang pendidikan yang terbatas dari beberapa pemilik usaha dan staf kecil ukuran sebagian menjelaskan mengapa perusahaan kecil menggunakan alat-alat evaluasi proyek relatif unso- phisticated. Namun, mereka juga mengidentifikasi alasan bisnis yang spesifik termasuk kekhawatiran 47 likuiditas dan tantangan estimasi arus kas untuk menjelaskan mengapa perusahaan kecil tidak secara eksklusif menggunakan analisis discounted cash flow ketika mengevaluasi proyek. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa prosedur evaluasi investasi yang optimal untuk perusahaan besar dan kecil mungkin berbeda. 6 Simon Gervais 2009, “Behavioral Finance: Capital Budgeting and Other Investment Decisions ”. Responden dari penelitian ini adalah manajer- manajer perusahaan besar di Amerika Penelitian ini merupakan survey tentang efek bias perilaku pada capital budgeting. Sebuah gambaran besar literatur psikologi menemukan bahwa orang cenderung percaya diri dan terlalu optimis. Karena seleksi diri, manajer perusahaan cenderung lebih dipengaruhi oleh bias-bias ini daripada populasi umum. Memang, literatur menemukan bahwa manajer bias overinvest arus kas bebas perusahaan mereka, memulai terlalu banyak merger, mulai lebih banyak perusahaan dan proyek-proyek baru yang lebih, dan 48 cenderung untuk tetap dengan kebijakan investasi yang tidak menguntungkan lagi. langkah-langkah perbaikan untuk mengurangi efek dari bias manajer termasuk belajar, diskon tarif meningkat, dan insentif kontrak, tetapi efektivitas mereka dalam mengendalikan overinvestment tampaknya terbatas. 8 Patricia dan Glenn 2008, “Capital Budgeting Practices of the Fortune 1000: How Have Things Changed? ” Responden penelitian ini 1000 perusahaan terbesar di amerika Ordinary least square Pandangan akademisi dan manajer keuangan senior perusahaan di Fortune 1000 pada teknik penganggaran modal dasar di perusahaan lebih kuat dari sebelumnya. Metode capital budgeting dengan tingkat diskonto umumnya lebih disukai teknik non-diskonto. Meskipun dimungkinkan hasil survei mencerminkan peningkatan kecanggihan keuangan dan ketersediaan teknologi komputer murah, itu menunjukkan bahwa NPV adalah alat penganggaran modal yang paling sering dipilih, diikuti oleh IRR. Selain itu, 49 perusahaan dengan anggaran modal yang lebih besar cenderung mendukung NPV dan IRR. Sebagian besar responden setuju bahwa WACC adalah titik awal terbaik untuk menentukan tingkat diskonto yang sesuai. metode tambahan populer termasuk analisis sensitivitas, analisis skenario, arus kas inflasi disesuaikan, nilai tambah ekonomi, dan IRR tambahan. Hal ini menarik untuk melacak perkembangan MIRR selama dekade berikutnya untuk melihat apakah teknik ini keuntungan penerimaan yang lebih, terutama bagi perusahaan- perusahaan dengan anggaran modal besar.

D. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini akan menganalisa perusahaan-perusahaan yang melakukan initial public offering IPO periode 2009-2015 dengan menggunakan prospektus dan laporan keuangan sebagai bahan perhitungan dan analisa capital budgeting, lalu dibandingkan dengan kinerja perusahaan tersebut selama 5 tahun setelah melakukan IPO. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan go public di BEI Bursa Efek Indonesia periode 2009 dan 2010. Dimana di BEI Bursa Efek Indonesia adalah tempat perusahaan mempublikasi laporan keuangan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan tersebut, yang telah diaudit dengan pengambilan periode terkini yaitu periode 2009 dan 2010. Adapun metode analisis yang digunakan dalam proses pengolahan data adalah capital budgeting atau penganggaran modal dengan menggunakan beberapa teknik capital budgeting, yaitu Payback Period PP, Discounted Payback Period, Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Profitability Index PI dan dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu Net Profit Margin NPM, Operating Profit Margin OPM, Return on Equity ROE, Return on Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER, Debt to Asset Ratio DAR, dan Earning per Share EPS.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono 2009, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain populasi adalah keseluruhan dari objek 52 penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan yang melakukan go public di Bursa Efek Indonesia periode 2009- 2015.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2009. Tujuan mengapa dalam penelitian ini dilakukan sampling karena jumlah atau populasi yang sangat besar sehingga keterbatasan peneliti untuk dapat meneliti populasi. Teknik sampling yang diambil adalah teknik sampling purposive sampling. Yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Dalam penentuan sampel penelitian, peneliti menentukan beberapa kriteria berikut: a. Perusahaan yang diambil adalah perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2009 dan 2010. b. Perusahaan diambil terdaftar dan tidak mengalami delisting Konsisten selama periode 2009-2015. c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang berakhir pada 31 desember dan mempublikasikan secara lengkap selama minimal 5 tahun semenjak melakukan IPO. d. Pada laporan keuangan dan prospektus, terdapat kelengkapan data keuangan untuk melakukan pengukuran menggunakan metode capital budgeting dan kinerja perusahaan. e. Perusahaan tersebut menggunakan dana yang diperoleh dari IPO untuk proyek investasi.

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Antar Sektor Yang Go Public Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia ( 2005 – 2010 )

0 29 102

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 DAN 2011

0 14 229

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 DAN 2011

2 22 197

ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005 2006

1 3 71

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010)

0 0 14

PENDAHULUAN Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010).

0 0 11

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010

0 0 16

ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUSISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2008.

0 0 21

AN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBE lSISI (PADA PERUSAHAAN PENGAKUISIS AR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010

0 2 113