Latar Belakang Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

3 kekayaan pemegang saham perusahaan. Sebagai contoh, net present value NPV menentukan proses obyektif agar perusahaan dapat menilai investasi untuk membuat investasi modal baru yang diharapkan. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional tidak akan terlepas dari masalah pemenuhan kebutuhan dana untuk pembiayaan. Faktor ketersediaan dana harus terpenuhi dengan baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Fakta tidak selalu sejalan dengan harapan. Dana yang diambil dari internal perusahaan sering tidak dapat mencukupi sehingga diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal. Kelangsungan hidup maupun kemampuan berkembang suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan modal. Kebutuhan atas modal yang diperlukan oleh suatu perusahaan dapat diperoleh antara lain dengan mengajukan kredit kepada bank, pinjaman kepada lembaga keuangan atau menggabungkan, meleburkan maupun mengalihkan perusahaannya kepada perusahaan lain Sudana, 2011. Namun, terdapat alternatif lain yang dapat dilakukan dalam mencari tambahan modal, yaitu mencari pihak yang bersedia membeli sebagian kepemilikan perusahaan. Penjualan kepemilikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu caranya yaitu melalui penjualan sebagian dari saham perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas yang dalam hal ini disebut dengan investor atau pemodal. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan bagi perusahaan yang sedang berkembang guna mendapatkan tambahan dana untuk keperluan pembiayaan dan pengembangan usaha perusahaan. Para investor yang 4 mempunyai dana lebih dan ingin menyimpannya sebagai investasi diharapkan akan memberikan keuntungan memilih pasar modal sebagai sarana berinvestasi. Oleh karena itu, pasar modal mempunyai peran penting sebagai lahan penyaluran dana secara efisien. Perusahaan yang berniat untuk menjual efek kepada investor dapat melakukannya di pasar modal melalui penawaran umum saham perdana atau initial public offering IPO. Ketika akan menerbitkan efek, perusahaan harus menjadi perusahaan terbuka agar dapat terdaftar di Bursa Efek Indonesia selanjutnya ditulis dengan istilah BEI. Persyaratan utama untuk melakukan initial public offering selanjutnya ditulis dengan istilah IPO adalah mendapatkan pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Tandelilin, 2010. Seluruh informasi mengenai perusahaan harus disampaikan kepada Bapepam dan berbagai dokumen perusahaan akan diperiksa. Selain pernyataan efektif dari Bapepam, perusahaan yang bermaksud mencatatkan sahamnya di bursa efek harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh bursa efek tersebut. Setelah semua persyaratan dipenuhi barulah sebuah perusahaan dapat menjual surat-surat berharga atau efek. Terdapat dua tahap dalam penjualan efek-efek tersebut. Tahap pertama adalah pada saat efek-efek tersebut untuk pertama kalinya ditawarkan ke publik dan biasa disebut initial public offering, yang penjualannya dilakukan pada pasar perdana primary market. Tahap kedua pada saat surat-surat berharga telah berpindah tangan dan diperdagangkan di pasar sekunder secondary market. Initial public offering atau penawaran umum saham perdana merupakan salah satu usaha yang 5 lebih disukai dalam menghimpun dana untuk membiayai keberlangsungan perusahaan. Namun pada prakteknya penetapan harga saham perdana pada IPO atau saat go public sangat sulit, karena tidak ada harga pasar sebelumnya yang dapat diobservasi untuk dipakai sebagai penetapan penawaran, selain itu kebanyakan dari perusahaan yang akan go public mempunyai sedikit atau bahkan tidak ada pengalaman terhadap penetapan harga saham tersebut dan pada umumnya dalam melakukan penjualan saham di pasar perdana, perusahaan menyerahkannya kepada underwriter yang merupakan perantara antara perusahaan yang membutuhkan dana dengan investor sebagai penyedia dana, sedangkan investor di pasar perdana dituntut untuk menggunakan berbagai sumber informasi agar dapat secara wajar menilai harga saham yang ditawarkan pada saat IPO Isfaatun dan Hatta, 2010. Informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam aktivitas pasar modal. Investor tentunya menginginkan tingkat keuntungan yang optimal atas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia BEI. Dengan adanya informasi publik investor dapat mereaksi informasi yang berkaitan dengan efisiensi di pasar modal. Salah satu sumber informasi bagi para investor berasal dari pihak manajemen perusahaan yang akan menerbitkan saham. Manajemen perusahaan harus menjelaskan kondisi perusahaan secara menyeluruh sebelum menawarkan sahamnya dengan cara menerbitkan prospektus. Prospektus merupakan salah satu ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM yang harus dipenuhi oleh sebuah 6 perusahaan yang akan melakukan IPO. Propektus berisi sejumlah informasi akuntansi dan informasi non-akuntansi dari perusahaan yang akan melakukan proses IPO. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri atas neraca, perhitungan laba rugi, laporan arus kas, dan penjelasan laporan keuangan, sedangkan informasi non-akuntansi berisi informasi selain laporan keuangan seperti underwriter penjamin emisi, auditor independent, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan dan informasi lainnya Nasirwan, 2012. Prospektus merupakan gabungan antara profil perusahaan dan laporan tahunan yang menjadi sebuah dokumen resmi yang digunakan oleh suatu lembaga atau perusahaan untuk memberikan gambaran tentang saham yang ditawarkan untuk dijual kepada publik. Selain saham, prospektus juga berisikan tentang penjelasan bidang usaha perusahaan, laporan keuangan, biografi dari dewan komisaris dan dewan direksi, informasi terinci mengenai kompensasi mereka, perkara-perkara yang sedang dihadapi perusahaan, daftar aset perusahaan, dan informasi yang bersifat material. Suatu prospektus harus mencakup semua informasi mengenai penawaran umum dari emiten atau perusahaan publik. Prospektus mengenai IPO akan didistribusikan oleh penjamin emisi atau pialang saham kepada investor potensial. Salah satu sumber informasi yang relevan untuk digunakan dalam menilai perusahaan yang akan go public adalah laporan keuangan yang terdapat di prospektus. Perusahaan tersebut akan menerbitkan bukan hanya saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan akan merekrut seorang bankir 7 investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan diatur oleh sebuah bursa saham Brealey et al., 2011: 472. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan. Dari informasi akuntansi dan non akuntansi dalam prospektus itulah investor dapat menganalisis atau melakukan penilaian terhadap perusahaan tersebut. Hasil analisis atau penilaian prospektus ini dapat digunakan investor untuk membuat berbagai keputusan atau kesimpulan. Misalnya, apakah investor akan membeli saham perusahaan tersebut, apakah prospek perusahaan tersebut bagus, dan apakah harga saham perdana yang ditawarkan relatif sesuai atau wajar dengan kondisi perusahaan. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian menggunakan analisis capital budgeting terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan initial public offering IPO periode 2009 dan 2010 dengan menggunakan prospektus dan laporan keuangan sebagai bahan perhitungan dan analisis, serta dibandingkan dengan kinerja perusahaan tersebut selama 5 tahun setelah melakukan IPO, sehingga penulis memilih judul penelitian tentang “Analisis Capital Budgeting dan Kinerja Keuangan Perusahaan Studi Kasus pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 dan 2010”. 8

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Dana yang diambil dari internal perusahaan sering tidak dapat mencukupi sehingga diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan IPO agar bisa memperoleh dana tambahan yang dibutuhkan untuk mengembangkan perusahaan. b. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan bagi perusahaan yang sedang berkembang guna mendapatkan tambahan dana untuk keperluan pembiayaan dan pengembangan usaha perusahaan. c. Kesulitan yang dialami oleh investor dalam menilai perusahaan yang baru saja melakukan IPO, sedangkan investor di pasar perdana dituntut untuk menggunakan berbagai sumber informasi agar dapat secara wajar menilai harga saham yang ditawarkan pada saat IPO. d. Kegunaan capital budgeting untuk mempertimbangkan apakah suatu rencana penanaman modal layak atau tidak untuk dilaksanakan. e. Informasi akuntansi dan non akuntansi dalam prospektus dapat digunakan investor untuk menganalisis atau melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan tersebut. Hasil analisis atau penilaian prospektus ini dapat digunakan investor untuk membuat berbagai keputusan atau kesimpulan. 9 2. Batasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti memberi batasan sebagai berikut : a. Perusahaan yang diambil adalah perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2009 dan 2010. b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang berakhir pada 31 desember dan mempublikasikan secara lengkap selama minimal 5 tahun semenjak melakukan IPO. c. Perusahaan tersebut menggunakan dana yang diperoleh dari IPO untuk proyek investasi. d. Penggunaan metode capital budgeting untuk menganalisis apakah proyek suatu perusahaan layak atau tidak untuk dilaksanakan. e. Kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO dilihat melalui rasio profitabilitas untuk melihat bagaimana kinerja perusahaan dalam mengahasilkan laba dan rasio leverage untuk mengetahui kemampuan perusahaan mengendalikan tingkat utang mereka dan meminimalkan resiko gagal bayar. 3. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Apakah perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO telah memenuhi kriteria kelayakan investasi analisis capital budgeting dengan menggunakan metode payback period, discounted payback period, net present value, internal rate of return, profitability index ? 10 b. Bagaimana kinerja perusahaan setelah melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia ? c. Bagaimana hasil analisis capital budgeting yang digunakan dalam penelitian ini apabila dibandingkan dengan hasil kinerja keuangan perusahaan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian a. Menganalisis kelayakan investasi perusahaan yang melakukan IPO menggunakan metode capital budgeting. b. Menganalisis kinerja perusahaan setelah melakukan IPO menggunakan rasio-rasio keuangan. c. Menganalisis hasil dari perhitungan menggunakan metode capital budgeting yang digunakan dibandingkan dengan hasil analisis kinerja keuangan perusahaan. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teknik apa saja yang digunakan dalam melakukan analisis capital budgeting serta dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan selama kuliah. b. Bagi investorcalon investor di pasar modal, hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi investor yang ingin menanamkan modalnya pada penawaran umum perdana. Dengan beracuan pada hasil penelitian ini, diharapkan investor dapat

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Antar Sektor Yang Go Public Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia ( 2005 – 2010 )

0 29 102

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 DAN 2011

0 14 229

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 DAN 2011

2 22 197

ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005 2006

1 3 71

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010)

0 0 14

PENDAHULUAN Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010).

0 0 11

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010

0 0 16

ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUSISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2008.

0 0 21

AN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBE lSISI (PADA PERUSAHAAN PENGAKUISIS AR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010

0 2 113