Sistematika Penulisan Pengaturan Hukum Perjanjian

21 diperoleh disusun secara sistematis sehingga didapat gambaran yang komprehensif. Selanjutnya ditarik satu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berasal dari studi kepustakaan dan didukung dengan studi lapangan sehingga diperoleh penelitian yang bersifat deskriptif.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam skripsi ini merupakan suatu rangkaian yang saling berkaitan satu sama lainnya untuk dapat memudahkan dalam penyelesaiannya sehingga merupakan satu kesatuan yang sistematis. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bagian pendahuluan menjelaskan secara singkat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN KERJA Dalam bab ini diuraikan tentang pengaturan hukum perjanjian, syarat sahnya perjanjian, hapusnya suatu perjanjian, pengertian perjanjian kerja, serta bentuk-bentuk perjanjian kerja. BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA ANTARA KARYAWAN DENGAN PERUSAHAAN 22 Dalam bab ini dibahas hal-hal yang menguatkan topik permasalahan dalam skripsi ini yaitu Deskripsi Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit PTPN IV Pabatu. BAB IV : TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN KERJA PEMENUHAN HASIL PRODUKSI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT ANTARA KARYAWAN DENGAN PTPN IV PERKEBUNAN PABATU Bab ini menyajikan data yang diperoleh melalui hasil penelitianstudi lapangan yang berisikan tentang Mekanisme pelaksanaan perjanjian kerja antara serikat pekerja dengan PTPN IV, Tanggungjawab para pihak dalam Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit PTPN IV Pabatu, Hambatan Pelaksanaan Perjanjian Kerja dalam Pemenuhan Hasil Produksi Kelapa Sawit, serta Penyelesaian sengketa Pelaksanaan perjanjian kerja pemenuhan hasil produksi kelapa sawit pada PTPN IV perkebunan pabatu. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran sesuai dengan topik penelitian yang dikaji dalam skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 23 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA

A. Pengaturan Hukum Perjanjian

Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1313, disebutkan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Seorang atau lebih berjanji kepada seorang lain atau lebih atau saling berjanji untuk melakukan sesuatu hal. Ini merupakan suatu peristiwa yang menimbulkan satu hubungan hukum antara orang-orang yang membuatnya, yang disebut perikatan. 15 Kata perjanjian dan kata perikatan merupakan istilah yang telah dikenal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata. Pada dasarnya KUHPerdata tidak secara tegas memberikan defenisi mengenai perikatan, akan tetapi pendekatan terhadap pengertian perikatan dapat diketahui dari pengertian perjanjian dalam pasal 1313 KUHPerdata yang didefenisikan sebagai suatu perbuatan hukum dengan mana salah satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Sekalipun dalam KUHPerdata defenisi dari perikatan tidak dipaparkan secara tegas, akan tetapi dalam Pasal 1233 KUHPerdata ditegaskan bahwa perikatan selain dari Undang-Undang, perikatan juga dilahirkan dari perjanjian. Dengan demikian suatu perikatan belum tentu 15 I.G. Rai Widjaya, Merancang Suatu Kontrak, Jakarta, Kesaint Blanc, 2003, hal. 21 24 merupakan perjanjian sedangkan perjanjian merupakan perikatan, karena perikatan tersebut dapat lahir dari perjanjian itu sendiri. 16 Menurut para ahli hukum, ketentuan pasal 1313 KUH Perdata memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak jelas karena setiap perbuatan dapat disebut perjanjian, tidak terlihat asas konsensualisme, dan bersifat dualisme. Menurut Abdulkadir Muhammad, perjanjian adalah suatu persetujuan di mana dua orang atau lebih saling mengikat diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan. 17 Sedangkan menurut Setiawan, perjanjian adalah suatu perbuatan hukum, di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Perjanjian menurut Communis Opinio Doctorum pendapat para ahli adalah suatu perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan suatu akibat hukum. 18 Menurut Prof. R. Subekti menulis bahwa suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. 19 Yang menjadi Subjek dari suatu Perjanjian adalah: Sedangkan perjanjian didefenisikan sebagai suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. 20 1. Manusia Biasa 16 http:andinurdiansah.blogspot.com201101perbedaan-perikatan-dan-perjanjian.html , diakses Kamis, 05 Maret 2015 pukul 21:55 17 Abdulkadir Muhamad, Hukum Perjanjian, Bandung, PT. Alumni, 2013, hal.93 18 https:ihsan26theblues.wordpress.com20110602hukum-perjanjian , diakses Selasa, 10 Maret 2015 pukul 22:20 19 Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta, PT. Intermasa, 2001, hal.122 20 I.G. Rai Widjaya, Op.Cit., hal.22 25 Manusia biasa natuurlijke persoon, manusia sebagai subyek hukum telah mempunyai hak dan mampu menjalankan haknya dan dijamin oleh hukum yang berlaku dalam hal itu menurut pasal 1 KUH Perdata menyatakan bahwa menikmati hak perdata tidak tergantung pada hak kenegaraan. Setiap manusia pribadi natuurlijke persoon sesuai dengan hukum dianggap cakap bertindak sebagai subyek hukum kecuali dalam Undang-Undang dinyatakan tidak cakap seperti halnya dalam hukum telah dibedakan dari segi perbuatan-perbuatan hukum adalah sebagai berikut : a. Cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang dewasa menurut hukum telah berusia 21 tahun dan berakal sehat. b. Tidak cakap melakukan perbuatan hukum berdasarkan pasal 1330 KUH perdata tentang orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian adalah : - orang yang belum dewasa ; - mereka yang ditaruh dibawah pengampuan ; - orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang- undang, dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu. 2. Badan Hukum Badan hukum rechts persoon merupakan badan-badan perkumpulan yakni orang-orang persoon yang diciptakan oleh hukum. Badan hukum sebagai subyek hukum dapat bertindak hukum melakukan perbuatan hukum seperti manusia dengan demikian, badan hukum sebagai pembawa hak dan tidak 26 berjiwa dapat melalukan sebagai pembawa hak manusia seperti dapat melakukan persetujuan-persetujuan dan memiliki kekayaan yang sama sekali terlepas dari kekayaan anggota-anggotanya, oleh karena itu badan hukum dapat bertindak dengan perantara pengurus-pengurusnya. Objek dari perjanjian , Hak dan kewajiban untuk memenuhi sesuatu yang dimaksudkan disebut prestasi, yang menurut undang-undang bisa berupa menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu, atau tidak melakukan sesuatu. 21 Sebelum suatu perjanjian disusun perlu diperhatikan identifikasi para pihak, penelitian awal tentang masing-masing pihak sampai dengan konsekuensi yuridis yang dapat terjadi pada saat perjanjian tersebut dibuat. 22 Secara umum kontrak atau perjanjian lahir pada saat tercapainya kesepakatan para pihak mengenai hal yang pokok atau unsur esensial dari perjanjian tersebut. Walaupun dikatakan bahwa perjanjian lahir pada saat terjadinya kesepakatan mengenai hal pokok dalam kontrak tersebut, namun masih Setelah subjek hukum dala perjanjian telah jelas, termasuk mengenai kewenangan hukum masing-masing pihak, maka pembuat perjanjian harus menguasai materi atas perjanjian yang akan dibuat oleh para pihak. Dua hal paling dalam perjanjian adalah objek dan hakikat daripada perjanjian perjanjian serta syarat-syarat atau ketentuan yang disepakati.

B. Syarat Sahnya Perjanjian

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak Dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II)

0 77 97

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Kelapa Sawit Pt Perkebunan Nusantara Iv (Studi Kasus : Pks Kebun Ptpn Iv Kecamatan Sosa)

19 129 107

Tanggung Jawab Pihak Pengangkut dalam Perjanjian Pengangkutan Pulp antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV. Anugrah Toba Permai Lestari (Studi pada CV. Anugrah Toba Permai Lestari)

0 119 99

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pola Kemitraan Perkebunan Kelapa Sawit Inti-Plasma Antara PT. Boswa Megalopolis Dengan Masyarakat (Suatu Penelitian Di Kabupaten Aceh Jaya)

14 150 149

Analisis Peranan Perkebunan Kelapa Sawit dalam Pembangunan Wilayah (Studi Kasus PTPN II Kebun Bandar Klippa)

36 179 90

Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana

11 226 142

TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN CHARTER PESAWAT UDARA ANTARA PT. AIRBORNE INFORMATICS Tanggung Jawab Para Pihak dalam Perjanjian Charter Pesawat Udara Antara PT. Airborne Informatics dengan PT. Whitesky Aviation.

3 7 10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA A. Pengaturan Hukum Perjanjian - Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Perjanjian Antara Karyawan Dengan Ptpn Iv Perkebunan Pabatu)

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Perjanjian Antara Karyawan Dengan Ptpn Iv Perkebunan Pabatu)

0 0 14

Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Perjanjian Antara Karyawan Dengan Ptpn Iv Perkebunan Pabatu)

0 0 8