Etiologi tumor Tumor .1 Definisi tumor

2.5 Tumor 2.5.1 Definisi tumor Neoplasma atau tumor adalah gangguan pertumbuhan sel yang ditandai dengan adanya proliferasi sel yang berlebihan, abnormal, dan tidak terkendali. Tumor atau neoplasma terjadi akibat transformasi atau perubahan satu atau lebih unsur penting di dalam tubuh hospes, dan seringkali terjadi pada satu atau lebih tempat metastatik Priosoeryanto 1994. Smith dan Jones 1961 mendefinisikan tumor sebagai pertumbuhan sel baru yang berproliferasi terus-menerus tanpa terkendali, memiliki kemiripan dengan sel normal asal, dan tidak mempunyai keteraturan struktur, serta tidak mempunyai fungsi ataupun penyebab yang jelas. Menurut Warshhawksky dan Landolph 2006, tumor merupakan istilah umum untuk menunjukkan adanya massa atau pertumbuhan jaringan yang abnormal. Tumor mengarah pada sel yang tumbuh terus-menerus secara tidak terkendali, tidak terbatas dan tidak normal. Pertumbuhan ini tidak terkoordinasi dengan jaringan lain sehingga berbahaya bagi tubuh Priosoeryanto 1994.

2.5.2 Etiologi tumor

Penyebab tumor sangat kompleks, secara umum belum diketahui. Secara sederhana, penyebabnya dibagi 2 yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Berdasarkan Data statistik menunjukkan bahwa kanker, 80 dari seluruh kematian yang tejadi akibat kanker berhubungan dengan faktor ekstrinsik yang bisa dikendalikan atau dicegah, sedangkan 5-10 merupakan faktor herediter Warshawsky dan Landolph 2006. Faktor ekstrinsik yaitu faktor yang berasal dari lingkungan, meliputi agen biologik, agen fisik dan agen kimia. Agen biologik meliputi parasit dan Virus. Contoh parasit yang dapat menyebabkan tumor adalah Spirocerca lupi, cacing nematoda pada anjing. Cacing ini memberikan rangsangan kronis pada dinding esophagus sehingga terjadi proliferasi secara berlebihan. Menurut Warshawsky dan Landolph 2006, yang termaksud agen fisik adalah radiasi ionisasi sinar-X, radium, uranium dan radiasi nonionisasi sinar UV. Tumor dapat juga diinduksi secara iatrogenik, misalnya melalui transplantasi organ. Agen kimia meliputi senyawa organik dan senyawa inorganik. Contoh senyawa organik diantaranya adalah hidrokarbon aromatic polisiklik, amina, amina aromatic, bifenil, hidrokarbon klorinasi, ether dan lain-lain. Senyawa inorganik meliputi logam berat dan metaloid, seperti timbal, nikel, mangan, kromium, kadmium, arsen, merkuri dan sebagainya Warshawsky Landolph 2006. Faktor intrinsik meliputi diet, stimulasi hormonal, genetik, dan usia tua. Diet merupakan faktor penting yang mendukung perkembangan sel tumor dalam tubuh, meskipun diet tidak menjadi penyebab secara langsung. Makanan berlemak, berkolesterol, dan berprotein tinggi, tetapi rendah serat dapat menjadi timbulnya tumor. Daging yang diawetkan baik dengan nitrit atau pengasapan juga dapat menyebabkan tumor Mardiana 2007. Bahan alam yang bersifat karsinogenik dapat mengkontaminasi makanan, adalah aflatoksin Theilen Madewell 1987. Stimulasi hormon seperti estrogen, progesteron, testosteron, atau prolaktin berkaitan dengan kejadian tumor terutama pada kelenjar mamari dan prostat. Hormon ini menginduksi terjadinya tumor yang disebabkan karsinogen, tetapi bukan penyebab langsung. Faktor genetik sangat penting dalam beberapa jenis kanker karena perubahan dalam informasi genetik DNA. Perubahan informasi genetic ini merupakan dasar neoplasia dan dapat diwariskan. Usia tua pada umumnya merupakan salah satu faktor predisposisi kejadian kanker menurut studi epidemiologis Spector Spector 1993.

2.5.3 Penggolongan dan Transformasi Tumor

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Efek Hipoglikemia Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahogani Jack.) Dan Gambaran Mikrostruktur Limpa Pada Mencit (Mus musculus L.) Yang Telah Diinduksi Diabetes Dengan Aloksan

5 43 77

Efek Imunomodulator Ekstrak Rimpang Temu Giring (Curcuma Heyneana Val. Et Van Zijp.) Terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

4 58 85

Pengaruh Iradiasi Gamma pada Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe.) dan Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923

1 34 73

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe.) TERHADAP EFEK ANTIINFLAMASI Na DIKLOFENAK PADA TIKUS PUTIH JANTAN.

0 1 11

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe.) TERHADAP EFEK ANTIINFLAMASI ASAM MEFENAMAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN.

1 3 9

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) PADA TIKUS EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) PADA TIKUS PUTIH JANTAN.

0 0 14

PENDAHULUAN EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) PADA TIKUS PUTIH JANTAN.

0 0 11

EFEK ANTIINFLAMASI INFUSA RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe) PADA TIKUS YANG DIINDUKSI KARAGENIN

0 0 8