percobaan lain kecuali kalau perlu perlindungan terhadap suhu tinggi, karena kelinci sangat peka terhadap suhu lingkungan tinggi. Suhu ideal adalah 15
o
C sampai 20
o
C, jika suhu melebihi dari 27
o
C maka akan mempengaruhi fisiologis kelinci dan lebih mudah stress jika berlangsung lama. Kandang setiap kelinci
dibersihkan satu kali dalam seminggu untuk menjaga sanitasi lingkungan dan kesehatan hewan coba sendiri. Setiap kandang kelinci dilengkapi dengan tempat
pakan dan minum yang terbuat dari aluminium untuk mencegah terjadinya proses korosif. Tempat makan ini juga dibersihkan setiap hari mencegah agar kondisi
hewan coba tetap sehat.
3.3.2 Pembuatan Ekstrak etanol rimpang Temu Putih
Proses pembuatan ekstrak etanol rimpang temu putih diawali dengan pembuatan simplisia rimpang temu putih. Bahan tanaman yang terpilih
dikeringkan, kemudian dihaluskan dan dilanjutkan dengan proses maserasi atau perendaman dengan pelarut etanol 70 dengan perbandingan 1:10. Maserasi
dilakukan selama 2x24 jam. Maserat dipisahkan dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama dan penampungan dilakukan setiap 24 jam.
Maserat ditampung dan dikumpulkan serta dilanjutkan dengan proses pemekatan dengan menggunakan rotary evaporator penguap putar sampai diperoleh ekstrak
kental BPOM 2004.
3.3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Sebanyak 9 ekor kelinci Oryctolagus cuniculus berjenis kelamin betina sudah
dewasa kelamin dengan umur 6-7 bulan dan berat rata-rata 1-1,5 kg dibagi ke dalam 3 kelompok perlakuan, yaitu:
1. Kelompok A : Kelompok normal hewan coba tidak mendapatkan
perlakuan sama sekali, hanya diberikan makan dan minum dalam jumlah yang tak terbatas
2. Kelompok B : kontrol positif hewan coba mendapatkan induksi
karsinogen MNU, juga diberikan curcumin sampai dengan masa induksi selesai
3. Kelompok C : Kelompok perlakuan hewan coba mendapatkan induksi
Metil-N-nitrosourea dan juga diberikan ekstrak etanol temu putih.
3.3.4 Induksi Metil-N-Nitrosourea intramamary
Induksan yang akan dipakai terlebih dahulu dilarutkan dalam NaCl fisiologis. Sebanyak 1 mg MNU dilarutkan 10 ml NaCl fisiologis konsentrasi 100
mikogram ml. Sebelum diinduksi, kelinci ditimbang untuk menentukan dosis MNU yang digunakan. Dosis yang telah diperoleh dibagi 2 supaya dapat
diaplikasikan pada kedua putting. Kelenjar mamari kelinci yang akan diinduksi terlebih dahulu dibersihkan dari rambut-rambutnya dicukur. Kelenjar mammari
yang akan diinduksi, yaitu kelenjar mammari kedua. Pengaplikasian MNU pada masing-masing putting dilakukan tegak lurus terhadap sumbu tubuh.
3.3.5. Pemberian Ekstrak Etanol Temu Putih dan Curcumin