farmasetik modern menjadi elemen yang krusial. Potensi penggunaan produk alam sebagai agen antitumor pertama kali ditemukan pada sekitar tahun 1950 oleh
U.S. National Cancer Institute NCI dibawah kepemimpinan Dr. Jonathan Hartwell Cragg et al. 2005. Salah satu produk alam berasal dari tumbuhan.
Beragam jenis tumbuhan dan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya
berkolerasi positif dengan khasiat yang dimilikinya.
Penelitian dengan hewan model saat ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui efek pemberian tanaman obat. Dengan harapan dapat diketahui
keamanan penggunaannya terhadap gambaran klinis pada proses pembentukan tumor ataupun mengobati perkembangan tumor. Kelinci merupakan salah satu
hewan coba yang baik digunakan untuk penelitian proses pembentukan tumor dan mengetahui keamanan didalam penggunaannya. Kelinci digunakan dalam
penelitian tumor mammary karena ukuran kelenjar mammary yang relatif besar sehingga lebih muda diamati perkembangannya.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek pemberian ekstrak etanol Temu putih dan Curcumin terhadap gambaran klinis kelinci pada
proses pembentukan tumor mammary yang diinduksi dengan Metil-N- Nitrosourea.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah tentang efek pemberian ekstrak etanol rimpang temu putih didalam
mempertahankan gambaran klinis dalam keadaan normal.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Curcumin
Curcumin pertama kali diisolasi pada tahun 1815. Diperoleh dalam bentuk kristal pada tahun 1870 Vogel dan Pelletier 2006, dan diidentifikasi sebagai
1,6-Hepatadiene-3,5-dione-1,7-bis 4-hidroksi-3-metoksipenil-1E,6E
atau diferuloymethane. Struktur feruloylmethane dari curcumin telah dikonfirmasi
sebagai hasil penelitian secara sintetis oleh Lampe Lampe 1910; Lampe Milobedzka 1913. Curcumin merupakan serbuk berwarna kuning yang bersifat
tidak larut dalam air dan ether, tetapi larut dalam etanol, dimetilsulfokside, dan aseton. Curcumin memiliki titik cair pada 183
C, struktur molekular curcumin yaitu C
21
H
20
O
6
dengan berat molekul 368,37 g mol Aggarwal 2006.
Curcumin Curcumin I secara alami terbentuk di dalam rimpang Curcuma longa, yang dibiakkan secara komersial dan dijual dengan nama dagang
Turmeric®, sebagai bahan celup berwarna kuning. Turmeric mengandung curcumin yang berikatan dengan bahan kimia lain yang dikenal sebagai
curcuminoid Srinivasan 1952. Curcuminoid dalam jumlah besar terkandung di dalam
Turmeric adalah
Demethoxycurcumin Curcumin
II, Bisdemethoxycurcumin Curcumin III, dan saat ini diidentifikasi sebagai
Cyclocurcumin III Kiuchi et al. 1993. Curcumin yang dijual secara komersil mengandung curcumin I sekitar 77, Curcumin II sekitar 17, dan Curcumin
III sekitar 3 sebagai komponen utama. Kompleks curcumin juga dikenal sebagai Indian saffron
R
, kunyit kuning, akar kuning, kacha haldi, ukon, warna kuning alami-3 Aggarwal 2006.
2.2 Temu putih Curcuma zedoaria