4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Isolasi dan Seleksi ganggang mikro
Tahapan isolasi diawali dengan mengisolasi 28 sampel ganggang mikro yang ditumbuhkan pada media M4 dan MJ. Setelah tahapan isolasi kemudian
dilakukan tahapan seleksi yang ditentukan berdasarkan kecepatan tumbuh, kondisi pertumbuhan, dan keanekaragaman pigmennya selama masa inkubasi.
Pada tahapan seleksi diperoleh empat isolat ganggang mikro yaitu ICBB 8970, ICBB 9013, ICBB 9070, ICBB 9065 yang selanjutnya digunakan pada tahapan
kultivasi.
4.2 Kultivasi ganggang mikro
Kultivasi ganggang mikro ICBB 8970, ICBB 9013, ICBB 9070, ICBB 9065 dilakukan pada berbagai volume media bertingkat. Hasil kultivasi pada volume
media tertinggi yaitu 250 ml kemudian digunakan pada tahapan optimasi.
4.3. Optimasi Nitrogen dan Fosfor dan Produksi Total Lipid
Ganggang membutuhkan berbagai unsur hara untuk pertumbuhannya, baik hara makro maupun mikro. Hara nitrogen dan fosfor merupakan unsur hara
makro utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ganggang mikro. Oleh karena itu maka objek optimasi hara dalam media biakan pada penelitian ini adalah
nitrogen dan fosfor, sedangkan sumber hara mikro yang digunakan dalam media biakan merupakan hara-hara yang digunakan pada komposisi umum media
standar.
4.3.1 Optimasi Nitrogen dan Fosfor
Optimasi nitrogen dan fosfor dilakukan menggunakan dua sumber nitrogen dan dua sumber fosfor.terhadap pertumbuhan masing-masing isolat
ganggang mikro. Pengaruh optimasi dengan sumber nitrogen KNO
3
dan fosfor KH
2
PO
4
disajikan pada Gambar 3 dan pengaruh optimasi nitrogen urea CONH
2 2
dan fosfor TSP CaH
2
PO
4 2
disajikan pada Gambar 4. Konsentrasi masing-masing sumber nitrogen dan fosfor adalah: standar 20mM N dan 0.2mM
P; nitrogen adalah 10mM N1; 30mM N2; 40mM N3 dan fosfor adalah 0.1mM P1; 0.5 mM P2; 1.0 mM P3.
Gambar 3 Pengaruh optimasi nitrogen KNO
3
dan fosfor KH
2
PO
4
terhadap pertumbuhan ganggang mikro a ICBB 8970 b ICBB 9013 c
ICBB 9070 d 9065 a
b
c
d
0.2 0.4
0.6 0.8
1
3 6
10 14
18 22
26 30
OD 62
0nm
Pertumbuhan hari
Standar N1
N2 N3
P1 P2
P3
0.2 0.4
0.6 0.8
1
3 6
10 14
18 22
26 30
OD 620n
m
Pertumbuhan hari
Standar N1
N2 N3
P1 P2
P3
0.2 0.4
0.6 0.8
1
3 6
10 14
18 22
26 30
OD 620nm
Pertumbuhan hari
Standar N1
N2 N3
P1 P2
P3
0.2 0.4
0.6 0.8
1
3 6
10 14
18 22
26 30
OD 620nm
Pertumbuhan hari
Standar N1
N2 N3
P1 P2
P3
G a
Gambar 4
OD 620
OD 620nm
OD 620n
m
OD 620nm
Pengaruh CaH
2
PO 8970 b
0.2 0.4
0.6
3 OD
620 nm
0.2 0.4
0.6
3 OD
620nm
0.2 0.4
0.6
3 OD
620n m
0.2 0.4
0.6
3 OD
620nm
h optimasi O
4 2
terhad ICBB 9013
6 10
Pert
6 10
Per
6 10
Per
6 10
P
nitrogen U dap pertumb
c ICBB 907
14 18
tumbuhan har
14 18
rtumbuhan ha
14 18
rtumbuhan har
14 18
Pertumbuhan
rea CONH buhan gang
70 d 9065
22 26
ri
22 26
ri
22 26
ri
22 26
hari
H
2 2
dan f ggang mikro
30
Stan N1
N2 N3
P1 P2
P3
30
Sta N1
N2 N3
P1 P2
P3
30
Sta N1
N2 N3
P1 P2
P3
30
Sta N1
N2 N3
P1 P2
P3
fosfor TSP o a ICBB
ndar
andar
ndar
ndar
a
b
c
d
4.3.2 Produksi Total Lipid
Setelah 30 hari masa inkubasi, biakan ganggang mikro kemudian diukur produksi biomasa dan produksi total lipidnya. Pengaruh optimasi nitrogen KNO
3
dan fosfor KH
2
PO
4
terhadap biomasa dan produksi total lipid ganggang mikro disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Pengaruh optimasi nitrogen KNO
3
dan fosfor KH
2
PO
4
terhadap biomasa dan produksi total lipid ganggang mikro
Parameter Standar N1 N2 N3 P1 P2 P3 ICBB 8970
Biomasa gL 0.1084
0.2532 0.1068 0.0598 0.3025 0.1065 0.0849
Total lipid 9.5
3.2 6.0 1.7 3.0 5.3 3.6 ICBB 9013
Biomasa gL 0.1940
0.0945 0.0746 0.0804 0.1562 0.1688 0.1883
Total lipid
5.2 10.5 12.3 4.5 12.0 8.4 7.6 ICBB 9070
Biomasa gL 0.1015
0.0744 0.0830 0.0680 0.0981 0.0630 0.0565
Total lipid
3.0 15.2 7.7 4.0 4.2 7.5 4.5 ICBB 9065
Biomasa gL 0.0846
0.0560 0.0861 0.0794 0.1028 0.0889 0.0670
Total lipid
18.0 20.5 14.0 15.8 14.5 17.3 18.4
Pengaruh optimasi nitrogen Urea CONH
2 2
dan fosfor TSP CaH
2
PO
4 2
terhadap biomasa dan kandungan total lipid ganggang mikro disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Pengaruh optimasi nitrogen Urea CONH
2 2
dan fosfor TSP CaH
2
PO
4 2
terhadap biomasa dan produksi total lipid ganggang mikro
Parameter Standar
N1 N2 N3 P1 P2 P3 ICBB 8970
Biomasa gL
0.0529 0.0596 0.0494 0.0566 0.0483 0.0502 0.0571 Total lipid
3.2 2.3 2.8 1.0 3.0 1.5 1.4
ICBB 9013
Biomasa gL
0.1202 0.0843 0.0782 0.0714 0.0755 0.0908 0.0937 Total lipid
3.0 8.8 8.0 4.2 9.5 6.5 4.4
ICBB 9070
Biomasa gL
0.0726 0.0850 0.0743 0.0644 0.0630 0.0650 0.0810 Total lipid
5.1 4.0 3.6 1.2 5.5 4.3 3.2
ICBB 9065
Biomasa gL
0.1182 0.0738 0.0665 0.0652 0.0780 0.0847 0.0945 Total
lipid 9.2 15.3 12.0 10.1 14.2 11.8 9.5
Sebagaimana organisme lainnya, pertumbuhan ganggang mikro dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan fisiologis seperti intensitas cahaya,
suhu, salinitas, pH juga unsur hara. Ganggang mikro membutuhkan berbagai unsur hara untuk pertumbuhannya baik hara makro maupun mikro. Unsur hara
makro yang dibutuhkan ganggang adalah nitrogen dan fosfor. Dalam penelitian ini digunakan dua sumber hara nitrogen dan fosfor untuk mengetahui sumber
hara yang terbaik terhadap pertumbuhan ganggang mikro selama masa inkubasi dan mendapatkan produksi total lipid tertinggi dengan membandingkan dengan
produksi biomasa yang dihasilkannya selama pertumbuhan. Dari hasil penelitian ganggang mikro ICBB 8970 dengan sumber nitrogen KNO
3
dan sumber fosfor KH
2
PO
4
secara umum memiliki laju pertumbuhan masa sel dan biomasa tertinggi pada konsentrasi KH
2
PO
4
0.1 mM P1 sebaliknya total lipid yang dihasilkan rendah. Laju pertumbuhan masa sel dan biomasa yang terendah
terdapat pada konsentrasi KNO
3
40 mM N3 dan total lipid yang juga paling rendah. Ganggang mikro ICBB 8970 dengan sumber nitrogen Urea CONH
2 2
dan fosfor TSP CaH
2
PO
4 2
secara umum memiliki laju pertumbuhan masa sel dan biomasa tertinggi pada konsentrasi Urea CONH
2 2
10mM N1. Laju pertumbuhan masa sel dan biomasa yang terendah terdapat pada konsentrasi
TSP CaH
2
PO
4 2
0.1 mM P1. Kandungan total lipid terhadap optimasi nitrogen dan fosfor tertinggi pada komposisi standar dan terendah pada konsentrasi
CONH
2 2
40 mM N3. Laju pertumbuhan ganggang mikro ICBB 8970 baik pada sumber nitrogen dan fosfor KNO
3
dan KH
2
PO
4
sebaliknya dengan sumber nitrogen dan fosfor Urea CONH
2 2
dan TSP CaH
2
PO
4 2
rata-rata laju pertumbuhannya rendah.
Ganggang mikro ICBB 9013 dengan sumber nitrogen KNO
3
dan sumber fosfor KH
2
PO
4
secara umum memiliki laju pertumbuhan masa sel dan biomasa tertinggi pada komposisi standar. Laju pertumbuhan masa sel dan biomasa
terendah pada konsentrasi KNO
3
30 mM N2. Hal ini berbanding terbalik dengan kandungan total lipid yang dihasilkan. Kandungan total lipid tertinggi
pada konsentrasi KNO
3
30 mM N2 dan terendah pada komposisi standar. Ganggang mikro ICBB 9013 dengan sumber nitrogen Urea CONH
2 2
dan fosfor TSP CaH
2
PO
4 2
secara umum memiliki laju pertumbuhan masa sel dan biomasa tertinggi pada komposisi standar dan terendah pada konsentrasi Urea
CONH
2 2
40 mM N3. Kandungan total lipid terhadap optimasi nitrogen dan fosfor tertinggi pada konsentrasi TSP CaH
2
PO
4 2
0.1 mM P1 dan terendah pada komposisi standar. Produksi lipid pada ganggang memperlihatkan hasil
dari variasi pada lingkungan atau kondisi media biakan. Ganggang mikro ICBB 9070 dengan sumber nitrogen KNO
3
dan sumber fosfor KH
2
PO
4
secara umum memiliki laju pertumbuhan masa sel dan biomasa tertinggi pada komposisi standar dan terendah pada konsentrasi KH
2
PO
4
1.0 mM P3
.
Kandungan total lipid terhadap optimasi nitrogen dan fosfor tertinggi pada konsentrasi KNO
3
10 mM N1 dan terendah pada komposisi standar. Ganggang mikro ICBB 9070 dengan sumber nitrogen Urea CONH
2 2
dan fosfor TSP CaH
2
PO
4 2
secara umum memiliki laju pertumbuhan masa sel dan biomasa tertinggi pada konsentrasi Urea CONH
2 2
10mM N1 dan terendah pada konsentrasi TSP CaH
2
PO
4 2
0.1 mM P1. Kandungan total lipid terhadap optimasi nitrogen dan fosfor tertinggi pada konsentrasi TSP CaH
2
PO
4 2
0.1 mM P1 dan terendah pada konsentrasi CONH
2 2
40 mM N3. Kandungan total lipid pada kedua sumber nitrogen dan fosfor menghasilkan total lipid tertinggi
pada konsentrasi hara yang rendah yaitu N1 dan P1.
Ganggang mikro ICBB 9065 dengan sumber nitrogen KNO
3
dan sumber fosfor KH
2
PO
4
secara umum memiliki laju pertumbuhan masa sel dan biomasa tertinggi pada konsentrasi KH
2
PO
4
0.1 mM P1 dan terendah pada konsentrasi KNO
3
10 mM N1. Kandungan total lipid tertinggi pada konsentrasi KNO
3
10 mM N1 dan terendah pada konsentrasi KNO
3
30 mM N2. Ganggang mikro ICBB 9065 dengan sumber nitrogen Urea CONH
2 2
dan fosfor TSP CaH
2
PO
4 2
secara umum memiliki laju pertumbuhan masa sel dan biomasa tertinggi pada komposisi standar dan terendah pada konsentrasi Urea
CONH
2 2
40 mM N3. Kandungan total lipid tertinggi pada konsentrasi Urea CONH
2 2
10 mM N1 dan terendah pada komposisi standar. Produksi total lipid tertinggi dari empat sampel yang diuji terhadap nitrogen dan fosfor adalah
total lipid ganggang mikro ICBB 9065 dengan sumber nitrogen KNO
3
dan fosfor KH
2
PO
4
. Optimasi hara nitrogen dan fosfor dilakukan pada berbagai konsentrasi
yang komposisi masing-masing konsentrasi tersebut dimodifikasi dari komposisi media standar yang umum digunakan sebagai media tumbuh ganggang mikro
yaitu media M4 media NORO dan media MJ media Jorgensen Takagi et al.,
2005. Konsentrasi nitrogen dan fosfor rendah yaitu N1 dan P1, merupakan konsentrasi yang diambil dari setengah komposisi media standar, konsentrasi
nitrogen dan fosfor sedang yaitu N2 dan P2, diambil dari satu setengah komposisi media standar dan konsentrasi nitrogen dan fosfor tinggi yaitu N2 dan
P3 merupakan dua kali komposisi media standar. Tujuan daripada optimasi hara nitrogen dan fosfor pada berbagai konsentrasi ini adalah selain untuk mengetahui
laju pertumbuhan ganggang mikro selama masa inkubasi terhadap biomasa dan produksi total lipidnya juga untuk mengetahui apakah dengan melakukan
modifikasi konsentrasi hara dari komposisi media standar ini dapat juga menghasilkan pertumbuhan ganggang mikro yang optimal. Dari hasil penelitian
secara umum laju pertumbuhan ganggang mikro terhadap optimasi sumber hara nitrogen dan fosfor sangat bervariasi. Hal ini dapat diartikan bahwa kisaran
optimum kebutuhan hara ganggang mikro untuk pertumbuhannya bergantung pada berbagai faktor termasuk kepada jenis ganggang mikro tersebut. Pada
konsentrasi hara tinggi terutama nitrogen pada N3 secara umum laju pertumbuhan ganggang mikro terhambat sedangkan pada konsentrasi standar
secara umum menghasilkan laju pertumbuhan ganggang mikro tertinggi. Optimasi hara nitrogen pada konsentrasi rendah N1 dan konsentrasi fosfor
rendah P1 memiliki laju pertumbuhan yang rendah pula. Hal ini dapat diartikan bahwa suplai hara yang cukup, baik hara nitrogen maupun fosfor terhadap
media biakan ganggang mikro menghasilkan laju pertumbuhan yang baik, dimana hara-hara ini dimanfaatkan ganggang mikro sebagai sumber nutrisi untuk
pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan Bold dan Wynne 1985, yang menyatakan bahwa nitrogen dan fosfor merupakan elemen yang paling penting
sebagai sumber nutrisi ganggang untuk pertumbuhannya. Produksi biomasa ganggang mikro diukur untuk mendapatkan persen
total produksi lipid. Berdasarkan hasil penelitian secara umum produksi biomasa ganggang mikro tertinggi diperoleh pada ganggang mikro ICBB 9013, hal ini
sejalan dengan rata-rata laju pertumbuhannya yang juga tinggi sedangkan produksi biomasa terendah secara umum diperoleh oleh ganggang mikro ICBB
9065. Perbedaan produksi biomasa ganggang mikro ini dapat dihubungkan dengan suplai hara baik nitrogen maupun fosfor yang diberikan pada media
biakan. Hal ini juga dapat diartikan bahwa suplai hara yang diberikan dengan berbagai konsentrasi pada ganggang mikro ICBB 9013 merupakan konsentrasi
yang optimum untuk pertumbuhannya sehingga menghasilkan laju pertumbuhan yang optimal. Sebaliknya ganggang mikro ICBB 9065 tidak dapat memanfaatkan
sumber hara baik nitrogen dan fosfor yang diberikan kedalam media dengan baik untuk dapat menghasilkan biomasa yang optimal. Produksi biomasa
berhubungan dengan kemampuan ganggang dalam memanfaatkan hara pada kultur biakannya Becker, 1994.
Lipid merupakan kelompok senyawa yang kaya akan karbon dan hidrogen. Senyawa yang termasuk lipid adalah lemak dan minyak. Dalam
tanaman lipid disintesis dari kelanjutan oksidasi karbohidrat. Disamping sinar matahari, salinitas dan pH, ketersediaan nutrien seperti hara nitrogen dan fosfor
dapat mempengaruhi produksi lipid ganggang mikro. Hara nitrogen dan fosfor di butuhkan tanaman termasuk ganggang dalam jumlah yang cukup untuk dapat
menjalankan kehidupannya. Kebutuhan hara terhadap masing-masing ganggang mikro berbeda. Hal ini terlihat pada optimasi nitrogen dan fosfor yang dilakukan
pada media biakan terhadap laju pertumbuhan, biomasa juga produksi total lipid ganggang mikro. Pada konsentrasi hara nitrogen dan fosfor standar rata-rata
seluruh isolat ganggang mikro memiliki laju pertumbuhan yang tinggi dengan biomasa yang juga tinggi tetapi umumnya memilki produksi total lipid yang
rendah, sebaliknya pada konsentrasi hara nitrogen dan fosfor rendah
m l
g d
d k
p p
d r
d t
l m
G
l d
d b
C t
U menghasilka
lipid tinggi, ganggang y
dalam kultu dimana bio
konsentrasi Borowitzka
pertumbuha proses biok
diperoleh, p respirasi. D
dengan me total lipid
larutan med mikro ICBB
Gambar 5 Sec
lipid lebih tin dengan nitr
diartikan ba bentuk NO
3
Change dan tertinggi den
Urea. an laju pertu
hal ini terlih ang tumbuh
ur biakan ak masa, prote
nitrogen y dan Bor
an dan prod kimia yang
produksi tota Dimana lipid
ngoksidasi ganggang
dia biakanny 9065 disajik
Foto lipid KNO
3
d ara keseluru
nggi pada su ogen urea
ahwa gangg
3 -
Nybakke n Page 19
ngan NO
3 -
, umbuhan dan
at pada gan h pada kond
kan cenderu ein dan asa
yang renda rowitzka, 1
duksi lipid g terjadi dida
al lipid gang dalam jarin
karbohidrat mikro ICBB
ya rendah S kan pada Ga
d ganggang dan sumber f
uhan laju pe umber nitrog
CONH
2 2
gang mikro en, 1993 da
95, menam sedang de
n biomasa y nggang mikr
disi yang kek ung menga
am nukleat ah ganggan
1988. Sela ganggang m
alam sel ga ggang mikro
ngan tanama sehingga p
B 9065 ting Salisbury da
ambar 5.
g mikro ICB fosfor KH
2
P ertumbuhan
gen KNO
3
dan fosfor lebih dapa
an fosfor da mbahkan ba
ngan NH
4 +
yang rendah ro ICBB 906
kurangan nit kumulasi s
menurun ng akan te
ain keterse mikro juga
nggang. Be o merupaka
an terbentuk pada waktu
gi dengan an Cleon, 19
B 9065 den PO
4
, biomasa d dan fosfor
TSP CaH at memanfa
alam bentuk hwa laju pe
dan yang p h dengan tot
65. Dilapor trogen dan k
sejumlah b Becker, 19
erdiri dari ediaan nu
berhubunga erdasarkan
an produk d k dari prose
pengukura kadar gula
992. Lipid
ngan sumbe dan juga pro
KH
2
PO
4
dib H
2
PO
4 2
. Ha aatkan nitrog
k PO
4 2-
Bo ertumbuhan
paling renda tal produksi
kan bahwa kahat fosfat
besar lipid 994. Pada
total lipid trien, laju
an dengan hasil yang
dari proses es respirasi
n produksi total pada
ganggang
er nitrogen oduksi total
bandingkan al ini dapat
gen dalam oyd, 1992.
ganggang ah dengan
Berdasarkan pembahasan diatas, diketahui bahwa kisaran konsentrasi nitrogen dan fosfor yang optimal terhadap laju pertumbuhan ganggang mikro
sangat bervariasi tergantung pada jenis ganggang mikro tersebut. Hal ini juga berlaku terhadap pemanfaatan sumber nutrient tersebut terhadap produksi
biomasa dan produksi total lipidnya. Diketahui bahwa laju pertumbuhan ganggang mikro sejalan dengan produksi biomasanya tetapi berbanding terbalik
dengan produksi total lipidnya. Objek pemanfaatan ganggang mikro sebagai upaya untuk mendapatkan sumber bahan baku yang potensial sebagai bahan
baku alternatif penghasil BBN adalah produksi lipidnya. Oleh karena itu mendapatkan produksi total lipid ganggang mikro tertinggi merupakan salah satu
tujuan dalam penelitian ini bukan biomasa yang dihasilkannya.
4.4 Analisis Pengaruh Salinitas dan pH
4.4.1 Ganggang mikro ICBB 8970
Salinitas adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap organisme air dalam mempertahankan tekanan osmotik protoplasma dengan air sebagai
lingkungan hidupnya sedangkan pH berpengaruh terhadap fisiologis ganggang. Analisis pengaruh kombinasi faktor salinitas dan faktor pH dilakukan untuk
mengetahui kondisi media biakan yang sesuai terhadap salinitas dan pH bagi pertumbuhan sel ganggang mikro melalui pengukuran rapat optis OD yang
diukur setelah 30 hari masa inkubasi. Kombinasi faktor salinitas dan faktor pH terhadap rapat optis OD
620nm
ganggang mikro disajikan pada Lampiran 8. Hasil ANOVA terhadap pengaruh kombinasi faktor salinitas dan faktor
pH ganggang mikro ICBB 8970 pada taraf nyata α=0.05 disajikan pada
Lampiran 9, dapat dinyatakan bahwa terdapat kombinasi yang nyata antara faktor salinitas dan faktor pH terhadap pertumbuhan masa sel ganggang mikro
ICBB 8970 atau kombinasi antara faktor – faktor utama signifikan secara statistik p = 0.0001
α = 0.05 dengan nilai koefisien determinasi r
2
sebesar 98.80 . Berdasarkan hasil analisis p = 0.0001
α = 0.05 maka dilakukan uji lanjut kombinasi dengan DMRT dan diperoleh untuk semua kombinasi faktor pH 5.0
tidak berbeda nyata terhadap faktor salinitas. Nilai rata-rata pertumbuhan masa sel ganggang mikro ICBB 9013 tertinggi diperoleh pada kombinasi faktor
salinitas 0.2 M dan pH 7.0 yaitu 0.73 dan terendah pada seluruh rata-rata kombinasi faktor pH 5.0 terhadap faktor salinitas 0.2, 0.4 dan 0.6 M yaitu 0.01,
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Kombinasi faktor salinitas dan faktor pH terhadap pertumbuhan
ganggang mikro ICBB 8970
Salinitas molL
pH Rata-rata 5.0 7.0 9.0
0.2
0.01
d
0.73
a
0.69
a
0.48
0.4 0.01
d
0.57
b
0.56
b
0.38
0.6 0.01
d
0.45
c
0.52
bc
0.33
Rata-rata 0.01 0.58 0.59
Ket. Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 menurut uji
Duncan DMRT.
Berdasarkan hasil diatas secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kombinasi faktor salinitas dan faktor pH terhadap pertumbuhan rata-rata masa
sel ganggang terhambat pada pH rendah pH 5.0. Menurut Colman dan Gehl 1983, aktivitas fotosintesis akan turun menjadi maximum 33 ketika pH turun
pada 5.0. Ganggang mikro ICBB 8970 diduga adalah jenis ganggang mikro yang memiliki toleransi tinggi terhadap salinitas tetapi tidak toleran terhadap pH
rendah. Rendahnya pH media menyebabkan terganggunya sistem kehidupan dan metabolisme ganggang sehingga menyebabkan pertumbuhan masa sel
ganggang ini rendah. Menurut Wardoyo 1982, perairan yang berkondisi asam dengan pH kurang dari 6 menyebabkan ganggang tidak dapat hidup dengan
baik. Perairan dengan nilai pH lebih kecil dari 4.0 merupakan perairan yang sangat asam dan dapat menyebabkan kematian mahluk hidup, sedangkan pH
lebih dari 9.5 merupakan perairan yang sangat basa dan dapat mengurangi produktivitas organisme air termasuk ganggang. Menurut Borowitzka dan
Borowitzka 1988, pH media mempengaruhi banyak proses yang berhubungan dengan pertumbuhan dan metabolisme ganggang, termasuk kemampuannya
dalam menyerap CO
2
untuk proses fotosintesis dan kemampuannya dalam menyerap ion-ion.
4.4.2 Ganggang mikro ICBB 9013
Hasil ANOVA terhadap pengaruh kombinasi faktor salinitas dan faktor pH ganggang mikro ICBB 9013 pada pada taraf nyata
α=0.05 disajikan pada Lampiran 10, dapat dinyatakan bahwa terdapat kombinasi yang tidak nyata
antara faktor salinitas dan faktor pH terhadap pertumbuhan masa sel ganggang
mikro ICBB 9013 atau tidak signifikan secara statistik p = 0.4203 α = 0.05
dengan nilai koefisien determinasi r
2
sebesar 93.19 artinya keragaman pertumbuhan dari ganggang mikro ICBB 9013 mampu dijelaskan oleh faktor –
faktor dalam model. Berdasarkan uji DMRT pada masing-masing faktor utama diperoleh nilai rata-rata pertumbuhan masa sel ganggang mikro ICBB 9013
tertinggi pada salinitas dengan kandungan garam NaCl 0.2 M yaitu 0.58 sedangkan untuk pH, pertumbuhan masa sel yang tertinggi diperoleh pada pH
7.0 dan 9.0 yaitu 0.52 dan 0.55, disajikan pada Tabel 10. Tabel 10
Kombinasi faktor salinitas dan faktor pH terhadap pertumbuhan ganggang mikro ICBB 9013
Salinitas molL
pH Rata-rata 5.0 7.0 9.0
0.2 0.32 0.68 0.73 0.58
a
0.4 0.16 0.42 0.44 0.37
b
0.6 0.17 0.48 0.49 0.34
b
Rata-rata 0.21
b
0.52
a
0.55
a
Ket. Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 menurut uji
Duncan DMRT
Secara umum berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada media pH 5.0 pertumbuhan rata-rata masa sel paling kecil yaitu 0.21. Hal ini
dapat disebabkan oleh terganggunya fisiologis gangang untuk tumbuh oleh rendahnya pH media. Konsentrasi ion hidrogen H
+
dalam cairan sel dan protoplasma sangat penting bagi fisiologis tumbuhan. Ganggang umumnya hidup
dengan baik pada pH netral pH 7. Pengaruh pH pada pertumbuhan ganggang telah banyak dipelajari. Pertumbuhan ganggang laut jenis
Chlorella sp. sangat baik pada kisaran pH 6 - 8 dan kisaran salinitas 20 – 40 ppt Sutomo, 1990.
4.4.3 Ganggang mikro ICBB 9070
Hasil ANOVA terhadap pengaruh kombinasi faktor salinitas dan faktor pH ganggang mikro ICBB 9070 pada taraf nyata
α=0.05 disajikan pada Lampiran 11, dapat dinyatakan bahwa terdapat kombinasi yang nyata antara faktor
salinitas dan faktor pH terhadap pertumbuhan masa sel ganggang mikro ICBB 9070 atau kombinasi antara faktor –faktor utama signifikan secara statistik p =
0.0001 α = 0.05 dengan nilai koefisien determinasi r
2
sebesar 89.55 .
Berdasarkan hasil analisis p = 0.0001 α = 0.05 maka dilakukan uji lanjut
kombinasi dengan DMRT dan diperoleh bahwa kombinasi faktor salinitas 0.6 M dan pH 7.0 menghasilkan rata-rata pertumbuhan masa sel ganggang mikro
ICBB 9070 tertinggi yaitu 0.18 sedangkan rata-rata pertumbuhan masa sel ganggang mikro ICBB 9070 terendah yaitu 0.01 pada salinitas 0.2 M dan pH 5.0,
disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Kombinasi faktor salinitas dan faktor pH terhadap pertumbuhan
ganggang mikro ICBB 9070
Salinitas molL
pH Rata-rata 5.0 7.0 9.0
0.2 0.01
d
0.09
bc
0.07
c
0.06
0.4 0.08
bc
0.11
b
0.10
b
0.10
0.6 0.11
b
0.18
a
0.06
c
0.12
Rata-rata
0.07 0.13 0.08
Ket. Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 menurut uji
Duncan DMRT.
Berdasarkan hasil analisis statistik diatas, terlihat bahwa kombinasi faktor salinitas dan pH yang rendah menghasilkan rata-rata pertumbuhan masa sel
ganggang mikro yang rendah pula, hal ini dapat diartikan bahwa ganggang mikro ICBB 9070 membutuhkan perlakuan salinitas dan pH pada konsentrasi tertentu
untuk mendukung pertumbuhannya. Pada beberapa spesies ganggang kebutuhan akan lingkungan fisiologisnya tertentu pula. Menurut Isnansetyo dan
Kurniastuty 1995, ganggang Phaeodactylum sp. bertoleransi terhadap kadar
garam 20-70
00
dan mengalami pertumbuhan optimal pada kisaran salinitas 35
00
. Chaetoceros sp. memiliki kisaran salinitas sangat tinggi yaitu 6-50
00
, dengan kisaran salinitas 17-25
00
sebagai salinitas optimum untuk pertumbuhannya. Sedangkan pada
Skletonema costatum salinitas yang optimal untuk pembentukan auksospora adalah 20-35
00
.
4.4.4 Ganggang mikro ICBB 9065
Hasil ANOVA terhadap pengaruh kombinasi faktor salinitas dan faktor pH ganggang mikro ICBB 9650 pada taraf nyata
α=0.05 disajikan pada Lampiran 12, dapat dinyatakan bahwa terdapat kombinasi yang tidak nyata antara faktor
salinitas dan faktor pH terhadap pertumbuhan masa sel ganggang mikro ICBB
9065 atau tidak signifikan secara statistik p = 0.2608 α = 0.05 dengan nilai
koefisien determinasi r
2
sebesar 93.37 artinya keragaman pertumbuhan dari ganggang mikro ICBB 9013 mampu dijelaskan oleh faktor – faktor dalam model.
Berdasarkan uji DMRT pada masing-masing faktor utama diperoleh bahwa terhadap masing-masing faktor salinitas 0.2 M, 0.4 M, 0.6 M tidak berbeda
nyata sedangkan pada faktor pH pH 5.0, 7.0, 9.0 masing-masing berbeda nyata. Nilai rata-rata pertumbuhan masa sel ganggang mikro ICBB 9065 tertinggi
pada pH 7.0 yaitu 0.13 dan terendah yaitu 0.01 pada pH 5.0, sedangkan faktor salinitas memberikan pengaruh yang sama besar terhadap rata-rata
pertumbuhan masa sel ganggang mikro ICBB 9065, disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Kombinasi faktor salinitas dan faktor pH terhadap pertumbuhan
ganggang mikro ICBB 9065
Salinitas molL
pH Rata-rata 5.0 7.0 9.0
0.2 0.01 0.11 0.10 0.07
a
0.4 0.02 0.14 0.11 0.09
a
0.6 0.01 0.15 0.11 0.09
a
Rata-rata 0.01
c
0.13
a
0.10
b
Ket. Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 menurut uji
Duncan DMRT.
Berdasarkan hasil rata-rata pertumbuhan, ganggang mikro ICBB 9065 memiliki rata-rata pertumbuhan masa sel yang paling rendah dibandingkan
dengan ganggang lainnya. Hal ini dapat diartikan bahwa ganggang mikro ICBB 9065 menghasilkan biomasa yang rendah karena produksi biomasa sejalan
dengan laju pertumbuhan. Pertumbuhan ganggang mikro ICBB 9065 juga terhambat pada perlakuan pH rendah pH 5.0. Menurut Hickling 1971, air yang
bersifat basa dan netral menjadikan organisme yang hidup di dalamnya lebih produktif untuk tumbuh dan berkembang dibandingkan dengan air yang
bersifat asam. Pada kondisi media asam pH 5.0 laju pertumbuhan ganggang menjadi rendah.
Secara keseluruhan analisis pengaruh faktor salinitas dan faktor pH tidak dikaitkan dengan faktor suhu dan intensitas cahaya. Hal ini dikarenakan
ganggang mikro ICBB 9013, ICBB 8970, ICBB 9070 dan ICBB 9065 ditumbuhkan dalam kultur media tertutup pada skala laboratorium dimana suhu dan intensitas
cahaya diatur pada 27 ± 2 C dengan intensitas 1.2 ± 0.5 klux dengan 12:12 jam
fotoperiode. Pengaruh kombinasi faktor Salinitas dan faktor pH terhadap rata- rata pertumbuhan isolat ganggang mikro disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 Pengaruh kombinasi faktor salinitas dan faktor pH terhadap rata-
rata pertumbuhan isolat ganggang mikro
Ganggang mikro ICBB 9013 merupakan ganggang mikro yang memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dengan berbagai perlakuan salinitas dan pH
dibandingkan dengan ganggang mikro ICBB 8970 dan ICBB 9070. Sedangkan ganggang mikro ICBB 9065 merupakan ganggang mikro yang paling rendah rata
-rata pertumbuhannya. Secara keseluruhan ganggang mikro terhambat pertumbuhannya pada pH rendah pH 5.0 sedangkan pada pH tinggi pH 9.0
ganggang masih dapat tumbuh dengan baik. Pengaruh faktor salinitas dengan garam NaCl memperlihatkan respon yang berbeda–beda bagi pertumbuhan
masa sel ganggang mikro. Kombinasi faktor salinitas dan faktor pH yang terbaik terhadap rata-rata pertumbuhan masa sel ganggang mikro adalah pada salinitas
0.2 M NaCl dan pH 7.0. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa pH rendah dapat menyebabkan ganggang tidak tumbuh dengan baik Wardoyo, 1982.
4.5 Analisis Kadar Gula Total
Ganggang adalah organisme yang dapat berfotosintesis. Gula merupakan senyawa organik kompleks pertama yang dibentuk tumbuhan
sebagai hasil fotosintesis Suradikusumah, 1989. Analisis kadar gula total dalam larutan media biakan ganggang mikro dilakukan setelah 30 hari masa
inkubasi dengan rapat optis OD 0.2 atau lebih. Hal ini dilakukan karena laju pertumbuhan ganggang mikro ICBB 8970, ICBB 9013, ICBB 9070, ICBB 9065
0.2 0.4
0.6 0.8
ICBB 8970 ICBB 9013 ICBB 9070 ICBB 9065 OD
620 nm
Isolat ganggang mikro
sangat beragam. Kadar gula total ganggang mikro dalam larutan media biakan setelah substitusi nilai absorbans disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13 Kadar gula total ganggang mikro setelah substitusi nilai absorbans
Ganggang mikro
Kadar gula total mg100ml
Pengamatan Hari 1 2 3 4 5 6 7
ICBB 8970
0.038 0.038 0.038 0.049 0.049 0.071 0.071 ICBB
9013 0.049 0.071 0.071 0.093 0.093 0.093 0.093
ICBB 9070
0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.027 0.027 ICBB
9065 0.000 0.000 0.004 0.004 0.004 0.016 0.016
Analisis kadar gula total ganggang mikro dalam larutan media biakan ditetapkan sebagai ekivalen glukosa dengan metode fenol sulfat dengan
spektrofotometer cahaya tampak yang bila bereaksi akan membentuk senyawa berwarna orange kekuningan stabil yang memiliki gugus kromofor dan
menunjukkan serapan maksimum pada
490 nm
. Ganggang mikro ICBB 8970 memiliki kadar gula total dalam larutan media biakan tertinggi yaitu 0.071
mg100ml pada hari ke -7 pengamatan dan teredah yaitu 0.038 mg100ml setelah masa inkubasi. Peningkatan kadar gula total dalam larutan media biakan
ganggang mikro ICBB 8970 dikarenakan adanya peningkatan jumlah masa sel ganggang mikro yang melakukan proses fotosintesis. Ganggang mikro ICBB
9013 memiliki kadar gula total dalam larutan media biakan tertinggi yaitu 0.093 mg100ml pada hari ke empat hingga pada hari terakhir pengamatan dan
terendah yaitu 0.049 mg100ml pada hari pertama pengamatan. Ganggang mikro ICBB 9070 memiliki kadar gula total dalam larutan media biakan tertinggi
yaitu 0.027 mg100ml pada hari terakhir pengamatan dan terendah yaitu 0.016 mg100ml selama 5 hari pengamatan. Ganggang mikro ICBB 9065 memiliki
kadar gula total dalam larutan media biakan tertinggi yaitu 0.016 mg100ml pada hari terakhir pengamatan dan terendah 0, hal ini dapat disebabkan karena
proses fotosintesis ganggang mikro ICBB 9065 berlangsung dengan intensitas yang rendah sehingga gula yang dibentuk ganggang sebagai hasil dari proses
fotosintesis menjadi tidak terukur pada waktu pengamatan, tetapi setelah hari ke
-3 pengamatan terjadi peningkatan dan kadar gula total pada ganggang miko ICBB 9065 dapat di analisis.
Secara umum kadar gula total ganggang mikro dalam larutan media biakan yang tertinggi terdapat pada ganggang mikro ICBB 9013 dan yang paling
rendah yaitu pada ganggang mikro ICBB 9065. Tingginya kadar gula total dalam larutan media biakan pada ganggang mikro ICBB 9013 dapat disebabkan karena
proses fotosintesis pada ganggang ini berjalan dengan baik oleh masa sel. Selain gula senyawa lain juga dihasilkan sebagai bahan cadangan sel seperti
lipid dimana karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat adalah komposisi kimia sel yang terdapat pada semua ganggang mikro. Kandungan masing-masing
komposisi kimia tersebut sangat bervariasi tergantung pada jenis maupun lingkungan fisiknya. Ganggang mikro ICBB 9013 merupakan ganggang mikro
yang memiliki kadar gula total dalam larutan media biakan tertinggi dengan produksi total lipid rendah. Sebaliknya, ganggang mikro ICBB 9065 memiliki
kadar gula total dalam larutan media biakan terendah tetapi dengan produksi total lipid tertinggi. Hal ini dapat diartikan karena, gula yang merupakan kelompok
karbohidrat paling sederhana terbentuk dari proses fotosintesis dengan memanfaatkan lipid sebagai sumber energinya. Sedangkan lipid dalam jaringan
tanaman dibentuk melalui proses respirasi dengan mengoksidasi karbohidrat Salisbury dan Cleon, 1992. Menurut Bold dan Wynne 1985, 1.7 dari berat
dinding sel Pleurotaenium adalah lipid, 0.32 adalah nitrogen dan selebihnya
adalah glukosa, galaktosa, dan arabinosa.
4.6 Identifikasi Ganggang Mikro