3.3.4.2 Produksi Total Lipid
Setelah 30 hari masa inkubasi, biakan ganggang mikro kemudian diukur produksi biomasa dan produksi total lipidnya dengan ketetapan biakan ganggang
mikro telah mencapai kerapatan sel OD 0.2 atau lebih pada akhir masa inkubasi. OD diukur pada panjang gelombang 680 nm dengan
spektofotometer Lee et al., 1998.
Pengukuran produksi total lipid dilakukan dengan proses ekstraksi. Proses ekstraksi lipid ganggang mikro dilakukan dengan metode
chemical solvent oil extraction Bligh dan Dyer, 1959, yaitu dengan menggunakan
bahan kimia sebagai pelarut. Pelarut kimia yang digunakan adalah metanol dan chloroform dengan tahapan : tabung ditimbang dan dicatat berat tabung reaksi
kosong; dimasukkan perlakuan ganggang, disentrifuse 3500 rpm selama 10 menit; dibuang supernatan lalu disimpan dalam oven selama 1 malam hingga
kering 80 C; biomasa ganggang mikro yang telah kering ditambahkan dengan 4
ml aquadest bebas ion; ditambahkan metanol 10 ml dan chloroform sebanyak 5 ml; dishaker kembali selama 1 malam; kemudian ditambahkan kembali aquadest
bebas ion 5ml + 5 ml chloroform; sentrifuse 3500 rpm selama 10 menit; diambil endapan lipid yang mengendap selanjutnya diletakkan di dalam tabung reaksi
dan dipanaskan untuk menghilangkan campuran larutan kimia yang ditambahkan sebelumnya.
Perhitungan total lipid ganggang mikro adalah:
Keterangan: Lw = Berat Lipid g
Bw = Berat biomasa g
3.3.4.3 Analisis Pengaruh Salinitas dan pH
Analisis pengaruh salinitas dan pH dilakukan untuk mengetahui kondisi media biakan yang sesuai terhadap salinitas dan pH bagi pertumbuhan sel
ganggang mikro melalui pengukuran rapat optis OD yang diukur setelah 30 hari masa inkubasi. Masing-masing perlakuan di ulang 3x. Kombinasi perlakuan
faktorial 3 x 3 dari 3 taraf salinitas dan 3 taraf pH disajikan pada Tabel 6. Lw
Total lipid = X 100
Bw
Tabel 6 Kombinasi perlakuan faktorial 3 x 3 dari tiga taraf salinitas dan tiga taraf pH
Salinitas molL Nacl
pH 5.0
B1 7.0 B2 9.0
B3 0.2 A1
A1B1 A1B2 A1B3 0.4 A2
A2B1 A2B2 A2B3 0.6 A3
A3B1 A3B2 A3B3
Steel dan Torrie 1981, memberikan model matematis untuk rancangan acak lengkap faktorial sebagai berikut:
Y
ij
= + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ ε
ij
dimana:
Y
ij
= Respon = Nilai Tengah Populasi
α
i
= Pengaruh dari faktor 1 salinitas
β
j
= Pengaruh dari faktor 2 pH
αβ
ij
= Pengaruh interaksi faktor Salinitas dan pH
ε
ij
= Pengaruh galat percobaan Instrumen statistik yang digunakan adalah SAS 9.1.
3.3.4.4 Analisis Kadar Gula Total
Ganggang adalah organisme yang dapat berfotosintesis. Gula merupakan senyawa organik kompleks pertama yang dibentuk tumbuhan sebagai hasil
fotosintesis Suradikusumah, 1989. Pengukuran kadar gula total dalam larutan media biakan pada ganggang mikro dilakukan dengan menggunakan Spektronik
20. Metode yang digunakan untuk menetapkan kadar gula total ganggang mikro dalam larutan media biakan adalah metode
fenol sulfat Halme et al., 1993. Prinsip metode ini adalah sampel yang mengandung gula gula sederhana dan
turunannya bereaksi dengan fenol dan H
2
SO
4
akan menghasilkan warna orange - kekuningan yang stabil.
Tahapan Pembuatan kurva standar Larutan standar glukosa dibuat dalam satuan Bagian Per Juta bpj yaitu:
10 bpj, 20 bpj, 40 bpj, 60 bpj, 80 bpj, 100 bpj. Masing-masing larutan standar glukosa dicampur dengan 0.5 ml fenol 5 dan 2.5 ml H
2
SO
4
5N dalam tabung reaksi, dikocok homogen, didiamkan selama 10 menit. Serapan masing-masing
konsentrasi larutan baku glukosa diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 490nm. Larutan blanko adalah 0.5 ml aquadest dicampur dengan 0.5 ml fenol 5 dan 2.5 ml H
2
SO
4
5N. Penetapan kadar gula ganggang mikro
Untuk penetapan kadar gula total dalam larutan media biakan, larutan isolat ganggang mikro harus berupa cairan yang jernih, jika ada endapan maka
perlu dilakukan penyaringan untuk menghilangkan endapan. Larutan isolat ganggang mikro tanpa endapan diambil 1 ml, dicampur dengan 0.5 ml fenol 5
dan 2.5 ml H
2
SO
4
5N dalam tabung reaksi, dikocok homogen, dan didamkan 10 menit. Serapan masing-masing kandungan gula pada ganggang mikro diukur
dengan spektrofotometer pada 490nm. Berdasarkan pembacaan kurva standar glukosa pada 490 nm, diperoleh formula persamaan garis regresi linier yang
merupakan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbans dimana y = absorban dan x = konsentrasi.
3.3.5 Identifikasi Ganggang Mikro