3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB dan
Indonesian Center for Biotechnology and Biodiversity ICBB Cilubang Nagrak Situgede Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember
2008 sampai dengan Juli 2009.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah sampel ganggang mikro air tawar dan tanah yang berasal dari berbagai lokasi dan ekosistem di Jawa Barat dan Jawa
Tengah serta beberapa jenis bahan kimia. Media yang digunakan sebagai media tumbuh ganggang mikro adalah media M4 media NORO dan media MJ media
Jorgensen sebagai media standar Takagi et al., 2005. Media ini akan
digunakan pada tahapan isolasi dan kultivasi ganggang mikro. Komposisi media standar disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Komposisi media standar
Media M4
Komposisi gL
Media MJ Komposisi
gL
NaNO
3
K
2
HPO
4
MgSO
4
.7H
2
O CaCl
2
.2H
2
O Ctric Acid
Fe-ammonium citrate EDTA
Na
2
CO
3
Trace Metal. Komposisi Trace Metal
H
3
BO
3
MnCl
2
.4H
2
O Zn.SO
4
.7H
2
O Na
2
Mo.O
4
.2H
2
O CuSO
4
.5H
2
O CONO
3 2
.6H
2
O 1.5
0,04 0.075
0.036 0.06
0.06 0.001
0.02 0.01
2.86 1.81
0.222 0.39
0.079 0.049
NaNO
3
K
2
HPO
4
Vit B 12 Na
2
SiO
3
.5H
2
O EDTA
Trace Metal I Trace Metal II
Komposisi Trace Metal I NaCl
KNO
3
NaH
2
PO
4
.
2
H
2
O NaHCO
3
Komposisi Trace Metal II Na
2
EDTA.
2
H
2
O FeCl
3
.
6
H
2
O CuSO
4
.7H
2
O ZnSO
4
.7H
2
O CoCl
2
.6H
2
O MnCl
2
.4H
2
O Na
2
MoO
4
1.5 0.04
0.001 0.454
0.05 0.001
0.01 0.58
1 0.166
0.5 4.1
0.932 10.5
20.2 3.4
0.73 0.20
Keterangan : Media M4 modifikasi media NORO Media Mj modofikasi media Jorgensen
Alat yang digunakan adalah erlenmeyer, autoklaf, shaker, laminar flow, sentrifuse, spektrofotometer spektronik 20 dan mikroskop flouresence.
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini disajikan pada bagan alir Gambar 2.
Keterangan: - - - adalah objek kajian Gambar 2 Bagan alir penelitian
Produksi total lipid Isolasi dan seleksi
ganggang mikro 28 Isolat
Pengambilan sampel ganggang mikro di
Jawa Barat dan Jawa Tengah Potensi ganggang mikro
Identifikasi ganggang mikro
Bahan Bakar Nabati BBN Optimasi pertumbuhan
ganggang mikro Analisis pengaruh
salinitas dan pH Analisis kadar
gula total Kultivasi
Ganggang Mikro 4 Isolat
Optimasi nitrogen dan fosfor
3.3.1 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan pada berbagai lokasi dan ekosistem di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Lokasi mewakili ekosistem dengan keragaman
yang tinggi yaitu ekosistem Kawah Vulkan Bledug Kuwu, bendungan besar yaitu waduk Sempor, Kebumen Jawa Tengah, kolam dan sawah yang
diperkirakan merupakan habitat hidup ganggang mikro. Deskripsi lokasi pengambilan sampel ganggang mikro disajikan pada Lampiran 1.
3.3.2 Tahapan Isolasi dan Seleksi Ganggang Mikro
Tahapan isolasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sampel ganggang mikro yang akan digunakan pada tahapan kultivasi. Tahapan isolasi
dilakukan dengan pemurnian biakan pada pengenceran bertingkat. Dari tahapan isolasi kemudian ganggang mikro diseleksi untuk selanjutnya akan dikultivasi
pada berbagai volume media biakan. Tahapan isolasi diawali dengan pemurnian sampel ganggang mikro pada
pengenceran bertingkat kemudian seluruh sampel ganggang mikro diisolasi sebanyak 0,25 ml ke dalam erlenmeyer berisi 5 ml volume media M4 dan Mj.
Isolat diinkubasi pada 27 ± 2 C dibawah cahaya dengan intensitas 1.2 ± 0.5 klux
dengan 12:12 jam fotoperiode. Setelah tahapan isolasi dilakukan tahapan seleksi ganggang mikro berdasarkan kecepatan tumbuh, kondisi pertumbuhan, dan
keanekaragaman pigmennya. Isolat ganggang mikro yang terseleksi disimpan pada agar miring sebagai stok serta pada gliserol 20, dan diletakkan didalam
freezer.
3.3.3 Tahapan Kultivasi
Tahapan kultivasi dilakukan agar ganggang mikro yang telah terseleksi diperoleh dalam jumlah atau masa sel yang cukup untuk digunakan pada
tahapan optimasi. Tahapan kultivasi dilakukan dengan menumbuhkan masing- masing isolat ganggang mikro terseleksi pada erlenmeyer kedalam media
dengan volume yaitu 25 ml, 50 ml 150 ml, dan 250 ml. Kultur tunggal dipastikan dengan peremajaan berulang dan pengamatan di bawah mikroskop.
Pertumbuhan awal diamati selama selang waktu 7-10 hari setelah ditumbuhkan. Setelah stok kultur pada volume media 250 ml mencapai
optical density OD 0.2 atau lebih maka biakan ganggang mikro siap untuk digunakan pada tahapan
optimasi.
3.3.4 Tahapan Optimasi Pertumbuhan ganggang mikro
Tahapan optimasi pertumbuhan dilakukan dengan menguji pertumbuhan ganggang mikro berdasarkan optimasi nitrogen dan fosfor terhadap produksi total
lipid, salinitas dan pH terhadap media biakan dan kadar gula total ganggang mikro dalam larutan media biakan
3.3.4.1 Optimasi Nitrogen dan Fosfor
Optimasi nitrogen dan fosfor dilakukan untuk mengetahui produksi biomasa, dan produksi total lipid ganggang mikro setelah 30 hari masa inkubasi.
Sedangkan laju pertumbuhan ganggang mikro diukur selama masa inkubasi. Proses optimasi diawali dengan menumbuhkan kultur biakan ganggang
sebanyak 10 ml kedalam media dengan volume 500 ml dengan dua sumber nitrogen dan fosfor pada berbagai konsentrasi. Biakan diinkubasi pada 27 ± 2
C dibawah cahaya dengan intensitas 1.2 ± 0.5 klux dengan 12:12 jam fotoperiode.
Pada beberapa spesies ganggang mikro, laju pertumbuhan diatur dengan memodifikasikan nitrogen dan fosfor Lambardi dan Wangersky, 1991. KNO
3
dan Urea CO NH
2 2
merupakan hara yang digunakan sebagai sumber nitrogen. Sebagaimana yang dideskripsikan oleh Change dan Page 1995, laju
pertumbuhan ganggang tertinggi dengan NO
3 -
, sedang dengan NH
4 +
dan yang paling rendah dengan Urea. Sumber fosfor ditambahkan dengan menggunakan
KH
2
PO
4
dan TSP CaH
2
PO
4 2
. Komposisi sumber nitrogen dan fosfor pada berbagai konsentrasi disajikan pada Lampiran 2. Sumber dan konsentrasi
nitrogen dan fosfor disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Sumber dan konsentrasi nitrogen dan fosfor
Konsentrasi Sumber
Nitrogen Fosfor
KNO
3
dan Urea CO NH
2 2
KH
2
PO
4
dan TSP CaH
2
PO
4 2
Standar 20 mM
0.2 mM N1
10 mM 0.2 mM
N2 30 mM
0.2 mM N3
40 mM 0.2 mM
P1 0.1 mM
20 mM
P2 0.5 mM
20 mM
P3 1.0 mM
20 mM
Ket: Konsentrasi nitrogen dan fosfor dimodifikasi dari komposisi media standar
3.3.4.2 Produksi Total Lipid
Setelah 30 hari masa inkubasi, biakan ganggang mikro kemudian diukur produksi biomasa dan produksi total lipidnya dengan ketetapan biakan ganggang
mikro telah mencapai kerapatan sel OD 0.2 atau lebih pada akhir masa inkubasi. OD diukur pada panjang gelombang 680 nm dengan
spektofotometer Lee et al., 1998.
Pengukuran produksi total lipid dilakukan dengan proses ekstraksi. Proses ekstraksi lipid ganggang mikro dilakukan dengan metode
chemical solvent oil extraction Bligh dan Dyer, 1959, yaitu dengan menggunakan
bahan kimia sebagai pelarut. Pelarut kimia yang digunakan adalah metanol dan chloroform dengan tahapan : tabung ditimbang dan dicatat berat tabung reaksi
kosong; dimasukkan perlakuan ganggang, disentrifuse 3500 rpm selama 10 menit; dibuang supernatan lalu disimpan dalam oven selama 1 malam hingga
kering 80 C; biomasa ganggang mikro yang telah kering ditambahkan dengan 4
ml aquadest bebas ion; ditambahkan metanol 10 ml dan chloroform sebanyak 5 ml; dishaker kembali selama 1 malam; kemudian ditambahkan kembali aquadest
bebas ion 5ml + 5 ml chloroform; sentrifuse 3500 rpm selama 10 menit; diambil endapan lipid yang mengendap selanjutnya diletakkan di dalam tabung reaksi
dan dipanaskan untuk menghilangkan campuran larutan kimia yang ditambahkan sebelumnya.
Perhitungan total lipid ganggang mikro adalah:
Keterangan: Lw = Berat Lipid g
Bw = Berat biomasa g
3.3.4.3 Analisis Pengaruh Salinitas dan pH
Analisis pengaruh salinitas dan pH dilakukan untuk mengetahui kondisi media biakan yang sesuai terhadap salinitas dan pH bagi pertumbuhan sel
ganggang mikro melalui pengukuran rapat optis OD yang diukur setelah 30 hari masa inkubasi. Masing-masing perlakuan di ulang 3x. Kombinasi perlakuan
faktorial 3 x 3 dari 3 taraf salinitas dan 3 taraf pH disajikan pada Tabel 6. Lw
Total lipid = X 100
Bw
Tabel 6 Kombinasi perlakuan faktorial 3 x 3 dari tiga taraf salinitas dan tiga taraf pH
Salinitas molL Nacl
pH 5.0
B1 7.0 B2 9.0
B3 0.2 A1
A1B1 A1B2 A1B3 0.4 A2
A2B1 A2B2 A2B3 0.6 A3
A3B1 A3B2 A3B3
Steel dan Torrie 1981, memberikan model matematis untuk rancangan acak lengkap faktorial sebagai berikut:
Y
ij
= + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ ε
ij
dimana:
Y
ij
= Respon = Nilai Tengah Populasi
α
i
= Pengaruh dari faktor 1 salinitas
β
j
= Pengaruh dari faktor 2 pH
αβ
ij
= Pengaruh interaksi faktor Salinitas dan pH
ε
ij
= Pengaruh galat percobaan Instrumen statistik yang digunakan adalah SAS 9.1.
3.3.4.4 Analisis Kadar Gula Total
Ganggang adalah organisme yang dapat berfotosintesis. Gula merupakan senyawa organik kompleks pertama yang dibentuk tumbuhan sebagai hasil
fotosintesis Suradikusumah, 1989. Pengukuran kadar gula total dalam larutan media biakan pada ganggang mikro dilakukan dengan menggunakan Spektronik
20. Metode yang digunakan untuk menetapkan kadar gula total ganggang mikro dalam larutan media biakan adalah metode
fenol sulfat Halme et al., 1993. Prinsip metode ini adalah sampel yang mengandung gula gula sederhana dan
turunannya bereaksi dengan fenol dan H
2
SO
4
akan menghasilkan warna orange - kekuningan yang stabil.
Tahapan Pembuatan kurva standar Larutan standar glukosa dibuat dalam satuan Bagian Per Juta bpj yaitu:
10 bpj, 20 bpj, 40 bpj, 60 bpj, 80 bpj, 100 bpj. Masing-masing larutan standar glukosa dicampur dengan 0.5 ml fenol 5 dan 2.5 ml H
2
SO
4
5N dalam tabung reaksi, dikocok homogen, didiamkan selama 10 menit. Serapan masing-masing
konsentrasi larutan baku glukosa diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 490nm. Larutan blanko adalah 0.5 ml aquadest dicampur dengan 0.5 ml fenol 5 dan 2.5 ml H
2
SO
4
5N. Penetapan kadar gula ganggang mikro
Untuk penetapan kadar gula total dalam larutan media biakan, larutan isolat ganggang mikro harus berupa cairan yang jernih, jika ada endapan maka
perlu dilakukan penyaringan untuk menghilangkan endapan. Larutan isolat ganggang mikro tanpa endapan diambil 1 ml, dicampur dengan 0.5 ml fenol 5
dan 2.5 ml H
2
SO
4
5N dalam tabung reaksi, dikocok homogen, dan didamkan 10 menit. Serapan masing-masing kandungan gula pada ganggang mikro diukur
dengan spektrofotometer pada 490nm. Berdasarkan pembacaan kurva standar glukosa pada 490 nm, diperoleh formula persamaan garis regresi linier yang
merupakan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbans dimana y = absorban dan x = konsentrasi.
3.3.5 Identifikasi Ganggang Mikro
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui galur ganggang mikro spesifik yang digunakan selama proses penelitian. Identifikasi ganggang mikro yang
utama didasarkan pada karakteristik morfologi umum serta sifat-sifat selular seperti: sifat pigmen fotosintetik; struktur sel dan flagela yang dibentuk oleh sel-
sel yang bergerak, serta lipid sebagai bahan cadangan organik yang dihasilkan sel. Proses identifikasi dilakukan dengan mengacu pada Bold dan Wynne 1985.
Untuk mengetahui kandungan lipid sebagai bahan cadangan organik yang dihasilkan sel, proses identifikasi dilakukan dengan menggunakan
mikroskop flouresence. Prinsip kerja mikroskop ini adalah intensitas cahaya yang tinggi sehingga sampel yang mengandung lipid yang telah diwarnai akan
menghasilkan cahaya yang terpendar.
3.3.5.1 Tahapan identifikasi lipid ganggang mikro
Identifikasi ganggang mikro ditetapkan dengan menggunakan pewarnaan nile red NR. Larutan stock untuk NR disiapkan dengan menambahkan 2.5 mg
NR ke dalam 100 ml aseton. Sel ganggang mikro diwarnai dengan menempatkan 3 ml biakan di petridisk, kemudian ditambahkan 200 l larutan NR. Proses
pewarnaan berlangsung selama 30 menit. Diambil 1 tetes sel ganggang mikro yang telah diwarnai dan diletakkan di atas objek glass kemudian diamati
dibawah mikroskop flouresence.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Isolasi dan Seleksi ganggang mikro
Tahapan isolasi diawali dengan mengisolasi 28 sampel ganggang mikro yang ditumbuhkan pada media M4 dan MJ. Setelah tahapan isolasi kemudian
dilakukan tahapan seleksi yang ditentukan berdasarkan kecepatan tumbuh, kondisi pertumbuhan, dan keanekaragaman pigmennya selama masa inkubasi.
Pada tahapan seleksi diperoleh empat isolat ganggang mikro yaitu ICBB 8970, ICBB 9013, ICBB 9070, ICBB 9065 yang selanjutnya digunakan pada tahapan
kultivasi.
4.2 Kultivasi ganggang mikro