T METODOLOGI PENELITIAN A.

D. T

p p Tahapan Pe Kegi peralatan, p penurunan k 1. Persi ukur 2. Persi kayu samp seban 13 c poton seban Ko enelitian iatan penelit persiapan b kadar air . iapan peralat Persiapan pada oven, iapan bahan Sampel y u hasil gergaj pel kayu be nyak 5 poto m x 7 cm ng dan samp nyak 108 bu onduktivitas panas tian terdiri ahan, pengu Gambar tan n peralatan t dan pengece yang digunak aji sebanyak erukuran pan ong untuk pe x 2 cm unt pel untuk pe uah. Pengukuran panas Panas spes dari empat ukuran sifa 11. Tahapan erdiri dari k ekan alat. kan terdiri d 500gram un njang, lebar engukuran b tuk uji kond engeringan b M Persiap persi sifat sifik Be tahapan, ya at panas ba n penelitian alibrasi alat dari empat je ntuk penguku r dan tebal berat jenis, s duktivitas p berukuran 15 Meranti pan peralatan iapan bahan rat jenis aitu tahapan ahan dan p ukur, pemas enis jenis, ya kuran sifat te 2 cm x 2cm ampel kayu anas kayu s 5 cm x 5 cm Pengukuran air Pengamatan fisik Pembuatan Pengukuran k suara 29 n persiapan pengukuran sangan alat aitu serbuk ermal kayu, m x 2 cm berukuran sejumlah 5 m x 0,5 cm kadar n cacat gitar kualitas 30 3. Pengukuran sifat panas kayu Pengukuran sifat panas kayu terdiri dari 3 proses, yaitu pengukuran konduktivitas panas, pengukuran panas spesifik dan pengukuran berat jenis. a. Konduktivitas panas Pengukuran konduktivitas panas dilakukan dengan menggunakan Thermal Conductivity Meter dengan sampel berukuran panjang lebar dan tebal 13 x 7 x 2 cm, arus 0,5 mA dan pemanasan selama 15 menit. b. Pengukuran panas spesifik Tahapan pengukuran panas spesifik sebagai berikut: 1. Isilah gelas ukur dengan 50 ml air panas dan 50 ml air dingin lalu timbang massa air tersebut. 2. Ukur suhu air pada kedua gelas ukur sebelum dimasukkan ke kalorimeter. 3. Aduk selama 1 menit agar tercampur merata. 4. Catatlah suhu pada saat 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit dan 15 menit hingga konstan. Lalu masukkan ke rumus untuk mendapatkan konstanta kalorimeter C. 5. Untuk menghitung panas spesifik kayu menggunakan metoda yang sama, namun air panas diganti dengan serbuk kayu. c. Pengukuran berat jenis Berat jenis ditentukan dengan rumus ..............................................................................................35 ρ = berat jenis kgm 3 m = berat sampel kg v = dimensi sampel Untuk melakukan pengukuran berat jenis, berat dan dimensi sampel diukur lalu sampel dilumuri dengan lilin yang dipanaskan. Sampel yang telah dilumuri lilin dimasukkan dalam air dan dihitung perubahan muka airnya. Perubahan muka air adalah volume sampel dan lilin, lalu kurangkan dengan volume lilin. Untuk mendapatkan 31 volume lilin harus dilakukan pengukuran berat jenis lilin dengan cara yang sama. 4. Pengukuran berat dan kadar air kayu Sampel yang telah disiapkan diukur dimensi dan berat awalnya untuk mendapatkan posisi awal kadar air bahan. Lalu siapkan 27 sampel untuk dimasukkan kedalam oven yang akan dibagi dalam tiga rak, sehingga tiap rak disusun 9 sampel. Terdiri dari 8 sampel untuk penurunan kadar air dan 1 sampel untuk suhu sampel. Sampel dijepit diatas landasan kayu menggunakan klip kertas untuk menghindari panas langsung dari rak besi. Pengukuran massa dan kadar air dilakukan setiap jam selama proses pengeringan berlangsung hingga berat kayu konstan. Pembuatan gitar Kayu yang telah dikeringkan dipilih yang terbaik untuk dibuat sebagai gitar. Pembuatan gitar dilakukan sesuai dengan panduan pembuatan gitar oleh Jim Williams 1999 dengan bantuan buruh tukang kayu meubel selama tujuh hari. 5. Kadar Air Kesetimbangan Me dan Konstanta Pengeringan K Kadar air kesetimbangan bahan dihitung dengan persamaan 7. Tiap sampel yang digunakan dalam perlakuan suhu diukur kadar airnya hingga keadaan seimbang. Kadar air terakhir ditetapkan sebagai kadar air kesetimbangan. Konstanta pengeringan bahan dihitung dengan persamaan 14. Penghitungan dilakukan pada tiap jam lama pengeringan sehingga didapatkan konstanta pengeringan pada tiap jam pada setiap sampel dan perlakuan suhu. Pengolahan data selanjutnya dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel. 6. Pengukuran kualitas suara Pengukuran kualitas suara dilakukan dengan metode digital Sali dan Kovac. Pengukuran dilakukan di ruangan bersuhu 22 o C, dengan tingkat bising maksimal 15 dB, menggunakan microphone dan amplifier, direkam ke komputer, lalu suara hasil rekaman diolah dengan 32 menggunakan software Audacity 1.3 untuk memunculkan rentang suara yang dihasilkan gitar. Mikropon diletakkan 180 mm dari senar, lalu dipetik dengan menggunakan plektrum berbentuk plastik map tipis yang dijepit pada sebuah tiang dan diberi beban 100 gram lalu dilepaskan agar dihasilkan besar gaya petik yang sama. Nada hasil petikan direkan dengan mikropon dan disambungkan ke perangkat komputer. Nada hasil perekaman yang digunakan sebagai nada acuan adalah saat 0,5 detik setelah dipetik, karena saat ini adalah nada maksimum yang bisa diperoleh. Suara dari gitar yang telah dibuat dibandingkan dengan gitar standar pabrik gitar Yamaha Indonesia tipe CG-101a. Dilakukan perekaman nada C 123 Hz, G 169 Hz dan F 87,3 Hz pada kedua gitar lalu hasil rekaman diolah dengan bantuan software Audacity 1.3 untuk membandingkan amplitudo dan durasi nada yang dihasilkan. Gambar 12. Penempatan Mikropon

E. Parameter Yang Diukur

Dokumen yang terkait

Kualitas Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dan Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) dengan Perlakuan Jumlah Lapisan dan Berat Labur Perekat

2 45 80

Hubungan Antara Umur Dan Tingkat Juvenilitas Dengan Keberhasilan Stek Dan Sambungan Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula MIQ.)

0 13 124

Pemanfaatan Air Kelapa untuk Meningkatkan Pertumbuhan Stek Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.)

0 2 4

Kualitas Pertumbuhan dan Karakteristik Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) hasil budidaya

0 2 50

Tabel Volume Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) dan Meranti Kuning (Shorea multiflora Miq) di Areal IUPHHK Provinsi Kalimantan Tengah

0 4 35

Hubungan Antara Umur Dan Tingkat Juvenilitas Dengan Keberhasilan Stek Dan Sambungan Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula MIQ.)

2 11 57

Kualitas Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dan Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) dengan Perlakuan Jumlah Lapisan dan Berat Labur Perekat

0 0 10

KUALITAS BALOK LAMINASI DARI KAYU SENGON (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) DAN KAYU MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) DENGAN PERLAKUAN JUMLAH LAPISAN DAN BERAT LABUR PEREKAT

0 0 10

Kualitas Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dan Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) dengan Perlakuan Jumlah Lapisan dan Berat Labur Perekat

0 0 10

KUALITAS BALOK LAMINASI DARI KAYU SENGON (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) DAN KAYU MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) DENGAN PERLAKUAN JUMLAH LAPISAN DAN BERAT LABUR PEREKAT

0 1 10