Kadar Air Kesetimbangan Model Persamaan Kadar Air Keseimbangan Konstanta pengeringan

46 yaitu terjadi pepindahan uap air dari dalam bahan ke permukaan bahan kemudian dari permukaan bahan ke udara bebas. Terjadinya mekanisme diatas karena adanya perbedaan tekanan uap air antara bahan yang dikeringkan dengan udara luar. Menurut Hall 1957, aliran atau migrasi air dari tempat yang bertekanan uap tinggi ke tempat yang bertekanan uap rendah adalah sebanding dengan selisih tekanan uapnya.

E. Kadar Air Kesetimbangan

Kadar air kesetimbangan bahan sangat bergantung pada suhu dan kelembaban. Hubungan antara suhu, kelembaban, kadar air awal dan akhir bahan dapat dilihat pada tabel. Tabel 8. Hubungan suhu, RH, kadar air awal dan kadar air kesetimbangan pada setiap perlakuan pengeringan. Percobaan Suhu RH KA awal KA setimbang C bk bk 1 30 79,2 88,54 16,93 2 50 66,5 89,46 14,99 3 70 49,3 89,74 12,04 4 90 33,9 90,7 11,21 Matahari 38 82,6 35,69 20,94 Dari tabel diatas dapat diambil suatu perbandingan antara suhu, RH dan kadar air kesetimbangan yaitu semakin tinggi suhu pengeringan maka semakin rendah kadar air kesetimbangan yang dihasilkan, serta semakin rendah RH maka semakin rendah pula kadar air kesetimbangan yang dihasilkan. Dari perbandingan diatas dapat diambil hubungan antara suhu, RH dan kadar air kesetimbangan yaitu kadar air kesetimbangan berbanding lurus dengan RH tetapi berbanding terbalik dengan temperatur.

F. Model Persamaan Kadar Air Keseimbangan

Persamaan kadar air keseimbangan diperoleh setelah didapat nilai kadar air kesetimbangan Me. Sedangkan nilai kadar air keseimbangan dinamis diperoleh berdasarkan penurunan kadar air selama pengeringan. Model persamaan kadar air kesetimbangan yang dikemukakan oleh henderson pada masing-masing suhu dan RH dicari dengan metode kuadrat terkecil. Persamaan model henderson untuk tiap perlakuan berturut-turut 30 C, 50 C, 70 C, 90 C dan pengeringan matahari dapat dilihat pada persamaan. 47 Tabel 9. Persamaan model henderson pada berbagai percobaan. Percobaan Suhu C Persamaan 1 30 1 – RH = exp 5,56 10 -3 t Me 0,016 2 50 1 – RH = exp 4,37 10 -3 t Me 0,117 3 70 1 – RH = exp 2,42 10 -3 t Me 0,272 4 90 1 – RH = exp 2,37 10 -3 t Me 0,088 Matahari 38 1 – RH = exp 58,6 10 -3 t Me 1,278

G. Konstanta pengeringan

Konstanta pengeringan merupakan paduan unsur-unsur difusifitas dan bentuk benda. Pada penelitian ini nilai K diperoleh dari penurunan kadar air. Nilai K yang didapat pada masing-masing suhu dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 10. Konstanta pengeringan pada berbagai percobaan. Percobaan Suhu C Konstanta Pengeringan Jam -1 1 30 0,1071 2 50 0,1957 3 70 0,2352 4 90 0,2722 Matahari 38 0,0219 Nilai-nilai konstanta pengeringan hanya berlaku bagi model pengeringan lapisan tipis yang digunakan. Tiap-tiap model pengeringan menghasilkan konstanta pengeringan tersendiri. Sebagian peneliti menganggap bahwa konstanta pengeringan merupakan fungsi suhu, kadar air dan kelembaban relatif.

H. Analisis Suara Gitar

Dokumen yang terkait

Kualitas Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dan Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) dengan Perlakuan Jumlah Lapisan dan Berat Labur Perekat

2 45 80

Hubungan Antara Umur Dan Tingkat Juvenilitas Dengan Keberhasilan Stek Dan Sambungan Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula MIQ.)

0 13 124

Pemanfaatan Air Kelapa untuk Meningkatkan Pertumbuhan Stek Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.)

0 2 4

Kualitas Pertumbuhan dan Karakteristik Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) hasil budidaya

0 2 50

Tabel Volume Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) dan Meranti Kuning (Shorea multiflora Miq) di Areal IUPHHK Provinsi Kalimantan Tengah

0 4 35

Hubungan Antara Umur Dan Tingkat Juvenilitas Dengan Keberhasilan Stek Dan Sambungan Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula MIQ.)

2 11 57

Kualitas Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dan Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) dengan Perlakuan Jumlah Lapisan dan Berat Labur Perekat

0 0 10

KUALITAS BALOK LAMINASI DARI KAYU SENGON (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) DAN KAYU MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) DENGAN PERLAKUAN JUMLAH LAPISAN DAN BERAT LABUR PEREKAT

0 0 10

Kualitas Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dan Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) dengan Perlakuan Jumlah Lapisan dan Berat Labur Perekat

0 0 10

KUALITAS BALOK LAMINASI DARI KAYU SENGON (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) DAN KAYU MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) DENGAN PERLAKUAN JUMLAH LAPISAN DAN BERAT LABUR PEREKAT

0 1 10