6
2. Faktor luar kayu, diantaranya: a. Suhu
b. Kelembaban c. Sirkulasi udara
d. Cara penumpukan kayu Dalam sebuah sampel potongan kayu umumnya terdapat dua kadar air kayu
yang berbeda, yaitu kadar air rendah pada permukaan kayu dan kadar air yang tinggi pada bagian dalam kayu. Di antara kedua titik berlainan itu terdapat
peralihan kadar air yang berangsur-angsur menaikkan atau menurunkan kadar air.. Dalam arah longitudinal atau arah memanjang dari kayu gerakan air dalam
bentuk uap lebih mudah keluar, karena struktur sel yang berbentuk tabung buluh Dumanauw, 2003.
Salah satu usaha untuk mencegah dan membatasi penyusutan kayu ialah dengan membuat kayu pada kadar air keseimbangan kayu dengan
lingkungannya, atau batas kandungan air kayu yang terendah.
C. Karakteristik Termal Kayu
Karakteristik termal atau sifat panas adalah sifat fisik bahan yang berhubungan dengan panas. Thermal properties terdiri dari panas jenis,
konduktivitas panas dan difusivitas panas. 1. Panas Jenis
Setiap bahan memerlukan panas yang berbeda untuk menghasilkan kenaikan suhu tertentu. Perbandingan antara banyaknya panas yang diberikan
Q dengan kenaikan suhu ΔT disebut kapasitas panas benda tersebut Sears,
1950 atau dengan rumus: Kapasitas Panas =
∆
............................................................................... 1 Besarnya kapasitas panas benda berbeda-beda, kapasitas panas benda
dihitung dalam tiap satuan massa sehingga menghasilkan nilai spesifik yang disebut Kapasitas Panas Jenis Specific Heat Capacity dan diberi simbol Cp.
Cp =
K M
=
∆
=
∆
....................................................... 2
7
Panas jenis suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara kapasitas panas jenis bahan itu dengan panas jenis air. Karena besarnya
kapasitas panas jenis air adalah 1 kalgr
o
C maka nilai panas jenis air sama dengan nilai kapasitas panas jenisnya. Akan tetapi karena didefinisikan sebagai
perbandingan maka nilai tersebut hanya berupa bilangan tanpa satuan sehingga nilainya sama dalam tiap satuan. Berdasarkan definisi tersebut maka kapasitas
panas suatu benda sama dengan hasil kali massa benda itu dengan kapasitas panas jenisnya Sears, 1950.
2. Konduktivitas Panas Konduktivitas panas adalah karakteristik suatu bahan yang mnunjukkan
kemampuan bahan tersebut dalam mengkonduksikan panas. Pindah panas konduksi merupakan perpindahan energi di dalam bahan tanpa pergerakan
bahan itu sendiri. Konduksi terjadi ketika ada perbedaan suhu dalam bahan padat atau fluida statis. Aliran panas konduksi terjadi dari temperatur yang
lebih tinggi menuju temperatur yang lebih rendah, karena suhu yang lebih tinggi memiliki energi molekul yang lebih tinggi atau pergerakan molekul yang
lebih banyak. Energi disalurkan dari bagian berenergi tinggi menuju ke bagian yang berenergi lebih rendah melalui milekul yang berdekatan.
Konduktivitas panas λ didefinisikan sebagai jumlah panas Q yang
ditransmisikan melalui ketebalan bahan L tegak lurus permukaan A karena perbedaan suhu
ΔT pada kondisi stabil dan ketikan pindah panas hanya dipengaruhi oleh perbedaan suhu. Konduktivitas panas dihitung dengan
persamaan berikut: λ = Q × L A × ΔT ................................................................................. 3
3. Difusivitas panas Difusifitas panas didefinisikan sebagai laju perambatan panas secara difusi
dalam suatu bahan Mohsenin, 1980. Dalam hubungannya dengan sifat panas yang lain difusivitas merupakan perbandingan dari konduktivitas panas K
dengan kapasitas panas volumetrik Cw, dimana kapasitas panas volumetrik merupakan hasil kali antara massa jenis
ρ dengan panas jenis Cp, sehingga difusivitas panas
α dapat dirumuskan sebagai berikut:
8
α =
ρ
................................................................................................... 4 Dengan diketahuinya nilai difusivitas panas bahan maka akan diketahui
laju panas yang didifusikan keluar dari bahan sehingga akan dapat diduga waktu yang diperlukan untuk suatu proses perlakuan panas.
D. Pengeringan Kayu