Parameter Yang Diukur METODOLOGI PENELITIAN A.

32 menggunakan software Audacity 1.3 untuk memunculkan rentang suara yang dihasilkan gitar. Mikropon diletakkan 180 mm dari senar, lalu dipetik dengan menggunakan plektrum berbentuk plastik map tipis yang dijepit pada sebuah tiang dan diberi beban 100 gram lalu dilepaskan agar dihasilkan besar gaya petik yang sama. Nada hasil petikan direkan dengan mikropon dan disambungkan ke perangkat komputer. Nada hasil perekaman yang digunakan sebagai nada acuan adalah saat 0,5 detik setelah dipetik, karena saat ini adalah nada maksimum yang bisa diperoleh. Suara dari gitar yang telah dibuat dibandingkan dengan gitar standar pabrik gitar Yamaha Indonesia tipe CG-101a. Dilakukan perekaman nada C 123 Hz, G 169 Hz dan F 87,3 Hz pada kedua gitar lalu hasil rekaman diolah dengan bantuan software Audacity 1.3 untuk membandingkan amplitudo dan durasi nada yang dihasilkan. Gambar 12. Penempatan Mikropon

E. Parameter Yang Diukur

1. Sifat Fisik a. Massa Bahan Massa bahan diukur pada awal proses, selama proses dan pada akhir proses pengeringan. Pengukuran kadar air dilakukan tiap jam selama pengeringan berlangsung. Pengeringan dilakukan selama empat kali dengan perlakuan suhu yang berbeda. b. Kadar air Pengukuran kadar air meliputi kadar air basis basah dan kadar air basis kering. Kadar air yang diukur meliputi kadar air awal dan kadar air akhir setelah proses pengeringan berakhir. Pengukuran kadar air 33 dilakukan dengan standard pengeringan kayu ASTM D 4442, yaitu dengan mengeringkan kayu selama 24 jam dengan suhu 110 o C maka kadar air dianggap nol. Kadar air bahan dihitung dengan persamaan: m = .......................................................................... 36 M = ................................................................................ 37 c. Suhu dan RH Pengukuran suhu dilakukan pada 24 titik menyebar di dalam oven, terdiri dari suhu dinding oven, suhu udara, suhu permukaan bahan dan suhu dalam bahan. Pengukuran ini dilakukan secara otomatis oleh hybrid recorder. 2. Lama Pengeringan Pengukuran suhu dilakukan secara otomatis oleh recorder. Lamanya pengeringan dilakukan hingga berat kayu telah konstan. Lama pengeringan dapat dihitung dengan rumus Kollman yaitu t = , .....................................................................38 t = lama pengeringan jam KAo = Kadar air awalbb KAi = Kadar air akhir bb α t = Koefisien pengeringan 0,0625 untuk hardwood, dan 0,0477 untuk softwood d = ketebalan papan mm v = suhu bola kering o C Lama pengeringan berlangsung dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Suhu dan lama pengeringan Suhu o C Lama Pengeringan jam 30 48 50 24 70 18 90 12 34 3. Karakteristik Nada Dari gitar yang dibuat berdasarkan pengeringan 90 C dilakukan pengukuran nada. Nada yang diukur adalah nada C 123 Hz, G 169 Hz dan F 87,3 Hz. Nada ini dipilih karena mewakili rentang nada tinggi, rendah dan sedang. Gitar pengeringan dibandingkan dengan gitar Yamaha CG-101a, dibandingkan durasi dan amplitudonya. Durasi dan amplitudo suara diperoleh dari hasil pengolahan suara dengan software Audacity 1.0.

F. Rancangan Percobaan

Dokumen yang terkait

Kualitas Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dan Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) dengan Perlakuan Jumlah Lapisan dan Berat Labur Perekat

2 45 80

Hubungan Antara Umur Dan Tingkat Juvenilitas Dengan Keberhasilan Stek Dan Sambungan Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula MIQ.)

0 13 124

Pemanfaatan Air Kelapa untuk Meningkatkan Pertumbuhan Stek Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.)

0 2 4

Kualitas Pertumbuhan dan Karakteristik Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) hasil budidaya

0 2 50

Tabel Volume Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) dan Meranti Kuning (Shorea multiflora Miq) di Areal IUPHHK Provinsi Kalimantan Tengah

0 4 35

Hubungan Antara Umur Dan Tingkat Juvenilitas Dengan Keberhasilan Stek Dan Sambungan Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula MIQ.)

2 11 57

Kualitas Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dan Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) dengan Perlakuan Jumlah Lapisan dan Berat Labur Perekat

0 0 10

KUALITAS BALOK LAMINASI DARI KAYU SENGON (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) DAN KAYU MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) DENGAN PERLAKUAN JUMLAH LAPISAN DAN BERAT LABUR PEREKAT

0 0 10

Kualitas Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dan Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) dengan Perlakuan Jumlah Lapisan dan Berat Labur Perekat

0 0 10

KUALITAS BALOK LAMINASI DARI KAYU SENGON (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) DAN KAYU MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) DENGAN PERLAKUAN JUMLAH LAPISAN DAN BERAT LABUR PEREKAT

0 1 10