Pengaruh Waktu Inkubasi terhadap Aktivitas Antimikroba

25 erlenmeyer diamati pertumbuhan sel dan dilakukan pengukuran Optical Density OD berdasarkan nilai Absorbansi setiap 1 jam hingga jam ke- 9 kemudian setiap 2 jam hingga jam ke-21. Pengukuran dilakukan hingga diperoleh nilai OD konstan menggunakan spektrofotometer UV- VIS pada panjang gelombang 660 nm. Pengenceran dilakukan jika OD mendekati 1 atau lebih dari 1 untuk menghindari penyimpangan data dikarenakan sampel yang terlalu pekat. Nilai Absorbansi A adalah nilai absorbansi yang terukur pada alat sedangkan Optical Density OD adalah Nilai Absorbansi A dikalikan dengan faktor pengenceran. OD = A x FP dimana OD : Optical Density A : Nilai Absorbansi FP : Faktor Pengenceran

c. Pengaruh Waktu Inkubasi terhadap Aktivitas Antimikroba

Tahap ini dilakukan dengan metode difusi agar dan metode kontak menggunakan supernatan yang telah dinetralkan untuk mengetahui keberadaan senyawa antimikroba selain asam organik. Pada tahap ini kultur BAL yang telah diketahui kurva pertumbuhannya, diinkubasi berdasarkan waktu yang diperlukan oleh tiap isolat untuk mencapai fase yang berkaitan erat dengan sintesis senyawa antimikroba dalam fase pertumbuhannya. Pada metode difusi agar dalam tahap ini, diperlukan proses pemisahan badan sel untuk pengujian supernatan bebas sel yang mengandung senyawa antimikroba. Isolat Bal diremajakan dalam 10 ml MRSB selama 24 jam kemudian diinokulasikan ke dalam 50 ml MRSB dan diinkubasi sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan kultur tersebut untuk mencapai fase stasioner dari kurva pertumbuhannya. Supernatan bebas sel diperoleh dengan cara mensentrifugasi kultur cair dengan kecepatan 8000 rpm, 4 o C selama 15 menit. Selanjutnya supernatan yang diperoleh dinetralkan dan disaring dengan milipore 0.22 µm. Filtrat yang dihasilkan kemudian diuji 26 aktivitasnya terhadap bakteri uji dengan metode difusi agar namun pada tahap ini jumlah bakteri uji yang terkandung dalam sumur agar adalah 10 6 sel per ml dan supernatan yang dimasukkan ke dalam sumur sebanyak 50 µl. Bakteri uji yang digunakan hanya gram positif yaitu Listeria monocytogenes, Bacillus cereus, dan Staphylococcus aureus. Zona bening Zona penghambatan yang terbentuk menunjukkan adanya penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri uji oleh supernatan. Diameter zona penghambatan mm diukur dengan jangka sorong sebanyak dua kali pada posisi yang berbeda dan dirata-ratakan Pada tahap ini juga dilakukan metode kontak. Isolat BAL diremajakan dalam 10 ml media cair selama 24 jam kemudian diinokulasikan ke dalam 50 ml MRSB dan diinkubasi sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan kultur tersebut untuk mencapai fase stasioner dari kurva pertumbuhannya. Supernatan bebas sel diperoleh dengan cara mensentrifugasi kultur cair dengan kecepatan 8000 rpm, 4 o C selama 15 menit Kim et al., 2000. Selanjutnya supernatan yang diperoleh dinetralkan dan disaring dengan milipore 0.22 µm. Filtrat yang dihasilkan diuji aktivitasnya hanya terhadap bakteri uji L. monocytogenes dengan metode kontak. Hasil metode kontak pada tahap ini juga dianalisis dengan pengujian statistik ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan menggunakan program SPSS untuk dibandingkan dengan kontrol.

d. Konfirmasi Pengujian Bakteriosin