Asam Organik selain Asam Laktat Hidrogen Peroksida

11

2. Asam Organik selain Asam Laktat

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa asam laktat merupakan produk utama dari metabolisme homofermentif dari isolat BAL yang digunakan pada penelitian ini. Selain itu sebagai perbandingan akan dijelaskan juga asam-asam organik lain yang dihasilkan pada metabolisme heterofermentatif sebagai hasil samping dari asam laktat. Asam asetat Gambar 4 merupakan nama umum dari asam etanoat dan dikenal juga dengan asam cuka sedangkan asam propionat merupakan nama umum dari asam propanoat Hart et al., 2003. Di antara asam organik yang umum dihasilkan oleh BAL, asam asetat diketahui merupakan inhibitor utama dengan spektrum penghambatan yang luas baik terhadap bakteri, khamir, maupun kapang diikuti oleh asam propionat yang memiliki spektrum penghambatan terhadap jenis kapang dan khamir tertentu. Aktivitas antimikroba yang kuat dari asam-asam organik tersebut dijelaskan dengan nilai pKa derajat disosiasi asam asetat dan asam propionat yang lebih besar dibandingkan nilai pKa asam laktat. Nilai pKa asam asetat dan asam propionat berturut-turut 4.87 dan 4.75 sedangkan asam laktat 3.08. sebagai contoh pada pH 4, hanya 11 persen asam laktat yang tidak terdisosiasi sedangkan 85 persen asam asetat dan 95 persen asam proponat terdisodiasi. Asam laktat diketahui berperan sebagai agen pereduksi pH sedangkan asam asetat dan asam propionat adalah agen antimikroba yang sesungguhnya Ouwehand dan Vesterlund dalam Salminen, 2004. Gambar 4. Struktur asam asetat Hart et al., 2010

3. Hidrogen Peroksida

Salminen et al., 2004 menyatakan keberadaan hidrogen peroksida H 2 O 2 dalam BAL diawali dari kondisi aerob yang memungkinkan enzim- 12 enzim seperti oksidase yang mengandung flavoprotein, NADH oksidase, dan superoksida dismutase untuk bekerja dan menghasilkan hidrogen peroksida. Akumulasi dari hidrogen peroksida akan sulit dihilangkan karena BAL tidak memiliki heme yang merupakan bahan dasar pembentukan katalase. Meski begitu, BAL diketahui dapat menekan akumulasi zat tersebut dikarenakan memiliki enzim peroksidase, flavoprotein, dan pseudokatalase yang dapat bertindak seperti katalase. Efek bakterisidal dari hidrogen peroksida dikarenakan kemampuannya sebagai oxidizing agent terhadap sel bakteri. Bagian dari dinding sel seperti gugus sulfidryl dan lipid membran sel dapat dengan mudah teroksidasi Salminen et al., 2004. Akibatnya proses metabolisme seperti glikolisis terhambat dan kerja enzim seperti hexokinase dan aldehid- 3-phospat juga terganggu. Selain itu, hidrogen peroksida juga diketahui dapat mengikat oksigen oxygen scavenger sehingga dapat membuat lingkungan menjadi anaerob yang menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Umumnya hidrogen peroksida bersifat bakteriostatik terhadap bakteri Gram positif dan bersifat bakterisidal untuk bakteri Gram negatif.

4. Karbon Dioksida