Karakteristik Iklim Jakarta TINJAUAN PUSTAKA
                                                                                ditahan  di  atas  permukaan  bumi.  Secara alami  gas  rumah  kaca  membuat  suhu
permukaan  bumi  berada  pada  titik  layak huni  bagi  mahkluk  hidup.  Selain  itu  gas
rumah  kaca  dalam  konsentrasi  tertentu  juga secara alami menjaga kestabilan iklim
Gas  rumah  kaca  juga  diartikan  sebagai gas  yang  terdapat  di  atmosfer  yang  dapat
menyerap dan
mengemisikan radiasi
bersama  dengan  inframerah.  Proses  tersebut yang  merupakan  penyebab  mendasar    efek
rumah kaca Prather dan Ehhalt  2001 IPCC  menyimpulkan  bahwa  kebanyakan
peningkatan  suhu  global  rata-rata  sejak pertengahan  abad  ke  20  disebabkan  oleh
peningkatan  konsentrasi  gas  rumah  kaca secara antropogenik.
Berdasarkan Protokol
Kyoto, yang
diklasifikasikan  sebagai  Gas  Rumah  Kaca adalah:  metan  CH
4
,  nitrat  oksida  N
2
O, hidroflorokarbon  HFCs,  perflorokarbon
PFCs, sulfurheksaflouride SF
6
, serta gas- gas  yang  terdapat  pada  Protokol  Montreal
yang telah
disempurnakan yaitu:
kloroflorokarbon CFCs,
hidrikloro- florokarbon HCFCs, dan juga halon.
Pada penyempurnaan Protokol Montreal, gas-gas  yang  dibahas  secara  fokus  adalah
perubahan  ozon  O
3
yang  terdapat  pada wilayah  troposfer.  Uap  air  H
2
O    yang terdapat  pada  wilayah  stratosfer  juga  perlu
dibahas,  tetapi  H
2
O  yang  terdapat  pada lapisan  troposfer  yang  merupakan  bagian
dari  siklus  hidrologi  dan  diperhitungkan dalam model iklim yang tidak didiskusikan.
Gas  lain  yang  termasuk  gas  rumah  kaca yang  reaktif  terhadap  gas  lainnya  yaitu
karbon monoksida CO, hidrogen H
2
, dan volatile  organic  compound  VOC  IPCC
2001. Gas  rumah  kaca  yang  terdapat  di
atmosfer  berasal  dari  dua  sumber  yaitu sumber  alami  dan  sumber  antropogenik.
Dalam  studi  beberapa  penelitian  inti  es  gas kelas  dua  yang  merupakan  gas  sintetik
diantaranya :  HFCs, PFCs, SF6, CFCs, dan halons  tidak  ada  diatmosfer  sebelum  abad
20,  hal  ini  mengindikasikan  bahwa  gas tersebut muncul  secara antropogenik setelah
abad 20 Butler et al. 1999.
Sedangkan  gas  CH
4
, NOx, CO
2
, O
3
, dan beberapa gas lainnya
sudah ada sacara alami di  atmosfer  dan  konsentrasinya  semakin
meningkat  seiring  dengan  berkembangnya industri.
Karbon  dioksida  meningkat  di  atmosfer melalui  pembakaran  bahan  bakar  fosil
minyak,  gas  alam,  dan  batu  bara,  sampah padat,  pohon-pohon,  dan  produk-produk
kayu, dan merupakan hasil dari reaksi kimia lainnya  seperti  industri  semen.  Karbon
dioksida juga dapat lepas dari atmosfer atau mengalami  sequestrasi  pada  saat  diserap
oleh  tumbuhan  sebagai  bagian  dari  siklus karbon biologis.
Metana CH
4
. Metana
diemisikan selama produksi dan pengangkutan batubara,
gas  dan  minyak  alam.  Emisi  metana  juga merupakan  hasil  dari  peternakan  dan
kegiatan pertanian
lainnya dan
oleh pembusukan
sampah organik
di pembuangan  sampah  padat  skala  besar
kota. Nitrat  oksida  N
2
O.  Nitrat  oksida diemisikan  selama  berlangsung  aktivitas
pertanian dan industri, serta selama kombusi bahan bakar dan sampah padat.
Flourinated gas,
Hidroflorokarbon, perflorokarbon  dan  sulfur  heksaflorida
adalah gas-gas rumah kaca yang sangat kuat yang  sintetis,  diemisikan  dari  sejumlah
proses-proses industri.
Kelompok  gas  ini  digunakan  untuk subtitusi ozone-depleting substances seperti
CFCs,  HCFCs,  dan  halons.  Gas-gas  ini secara  tipikal  diemisikan  dalam  kuantitas
yang  lebih  kecil,  tetapi  karena  gas-gas tersebut  merupakan  gas-gas  rumah  kaca
yang  kuat,  maka  disebut  sebagai  High Global  Warming  Potential  Gases  LAPAN
2009.
                