Perubahan Suhu Global Akibat Gas Rumah Kaca

4.4 Perubahan Suhu Global Akibat Gas Rumah Kaca

Gas rumah kaca diartikan sebagai gas yang terdapat di atmosfer yang dapat menyerap dan memancarkan radiasi. Proses tersebut merupakan penyebab mendasar dari efek rumah kaca Prather dan Ehhalt 2001. Efek rumah kaca adalah fenomena alam yang mengisolasi bumi dari udara di luar angkasa. Radiasi matahari yang datang akan diserap dan dipancarkan kembali oleh bumi, maka dengan adanya gas rumah kaca maka tidak semua panas dari radiasi tersebut keluar dari atmosfer sehingga bumi berada pada suhu yang nyaman untuk ditinggali UMCH 2010. Seiring dengan meningkatnya kegiatan industri semenjak revolusi industri pada tahun 1750, konsentrasi gas rumah kaca mengalami peningkatan. Efek rumah kaca menyebabkan peningkatan rata-rata suhu global pemanasan global. Peningkatan suhu tergambar pada Gambar 6. Garis merah yang merupakan nilai rataan di setiap tahunnya mengalami variasi yang semakin lama semakin meningkat. Kenaikan tersebut terus terjadi seiring dengan semakin tingginya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Laporan IPCC tahun 2007 mengemukakan bahwa selama 100 tahun terakhir 1906-2005 temperatur permukaan bumi rata-rata telah naik sekitar 0.74 o C, dengan pemanasan yang lebih besar pada daratan dibandingkan lautan. Tingkat pemanasan rata-rata selama 50 tahun terakhir hampir dua kali lipat dari yang terjadi pada 100 tahun terakhir diakibatkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Grafik Gambar 6 menunjukan rata-rata suhu tahunan menurun yaitu pada periode 1940 –1970. Pada periode ini suhu justru mengalami penurunan ketika konsentrasi CO 2 dan gas rumah kaca lainnya mengalami peningkatan. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas matahari siklus bintik matahari yang juga mengalami penurunan selama siklusnya. Aktivitas matahari dan anomali suhu memiliki korelasi yang positif dan berpengaruh terhadap fluktuasi suhu global Sibian et al. 2005. Pada tahun 1950 diketahui bahwa siklus bintik matahari mengalami titik minimum dan baru meningkat mencapai titik maksimum pada tahun 1970. Selain itu revolusi nuklir yang terjadi pasca perang dunia ke dua 1945 dan letusan besar Gunung Agung di Bali 1963 juga turut menyumbangkan beberapa ton aerosol ke atmosfer sehingga radiasi yang masuk terhalang dan suhu global menurun pada periode 1940-1970 Leurox 2005. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global yang disebabkan oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama karbon dioksida CO 2 dan metana CH 4 , mengakibatkan dua hal utama yang terjadi di lapisan atmosfer paling bawah, yaitu fluktuasi curah hujan yang tinggi dan kenaikan muka laut Susandi et al. 2008. Mahmud dalam jurnalnya pada tahun 2007 juga memroyeksikan emisi dengan menggunakan mode MAGICC Model for the Assessment of Green-house-gas Induced Climate Change. Jurnal ini menyatakan bahwa konsentrasi CO 2 pada tahun 2050 akan naik menjadi 512 ppm. Konsentrasi CH 4 mengalami kenaikan menjadi 2300 ppb. Akibatnya kondisi temperatur naik sebesar 1.45°C, dan tinggi muka laut juga mengalami kenaikan sebesar 16 cm Gambar 6 Parubahan suhu global dari tahun 1850- 2007 Hutton 2010. Per u b ah an Su h u o C Tahun Tabel 7 Konsentrasi gas rumah kaca sebelum dan sesudah revolusi industri IPCC 2007 Gas Konsentrasi sebelum revolusi industri Konsentrasi tahun 2005 Peningkatan pertahun Masa hidup di atmosfer CO 2 280 ppm 379ppm 1.5 ppmth 5 -200 th CH 4 700 ppb 1,774 ppb 7.0 ppbth 12 th N 2 O 270 ppb 319 ppb 0.8 ppbth 114 th CFC-11 251ppt 1.4 pptth 45 th HFC-23 18 ppt 0.55 pptth 260 th CF 4 40 ppt 74ppt 1 pptth 50,000 th Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah kaca bergantung pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer, waktu tinggal di atmosfer, dan kemampuan penyerapan energi. Waktu tinggal gas rumah kaca di atmosfer juga mempengaruhi efektivitasnya dalam menaikkan suhu. Pada tahun 2005 konsentrasi CO 2 meningkat hingga mencapai 379 ppm memiliki kontribusi besar dalam menaikkan suhu global karena waktu tinggalnya yang mencapai 200 tahun. Gas CF 4 memiliki waktu tinggal yang sangat lama di atmosfer 50,000 tahun, dan nilai konsentrasi yang cukup besar 74 ppt menyebabkan gas tersebut memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan suhu global jika terus menunpuk di atmosfer. Gas lain yang juga berpengaruh pada efek rumah kaca adalah H 2 O. Kelimpahan zat ini sangat besar di atmosfer yaitu sebesar 0.3 massa atmosfer. Masa hidup has ini hanya 10 hari maka H 2 0 tidak dianggap efektif dalam menaikan suhu global Gavin 2005. Semakin panjang waktu tinggal gas di atmosfer, dan semakin besar peningkatan konsentrasinya maka semakin efektif pula pengaruhnya terhadap kenaikan suhu Sugiyono 2009. Global Warming Potential Setiap gas rumah kaca mempunyai potensi pemanasan global Global Warming Potential - GWP yang diukur secara relatif berdasarkan emisi CO 2 dengan nilai GWP 1. Semakin besar nilai GWP makin bersifat merusak Sugiyono 2009. GWP merupakan ukuran berapa banyak suatu massa gas rumah kaca diperkirakan berkontribusi pada pemanasan global. GWP adalah skala relatif yang membandingkan gas rumah kaca lain dengan massa CO 2 . Nilai dari GWP dihitung selama suatu interval tertentu dan selang waktu tertentu IPCC 2001. Tiga hal yang mempengaruhi nilai GWP antara lain: Penyerapan radiasi inframerah Lokasi spektral panjang gelombang penyerap Waktu gas tersebut bertahan di atmosfer Secara ilmiah GWP didefinisikan sebagai integrasi radiative forcing dalam jangka waktu tertentu dan dibandingkan dengan gas relatif tertentu IPCC 2007 . …….5 TH Time Horizon adalah lamanya waktu yang dihitung, adalah efisiensi radiasi karena kenaikkan kelimpaha gas tersebut di atmosfer, dan Cit adalah waktu yang dibutuhkan gas tersebut dengan kelimpahan tertentu bertahan di atmosfer life-time. Sedangkan dan Crt merupakan parameter yang sama dari gas relatif .. Dibandingkan dengan gas relatif CO 2 , CH 4 memiliki nilai GWP sebesar 25 yang menunjukkan potensinya dalam global warming adalah 25 kali lebih besar dari CO 2 . Sama halnya dengan N 2 O yang memiliki nilai GWP 298, yang berarti N 2 O memiliki potensi untuk menaikan suhu global sebesar 298 kali dari potensi CO 2 dalam menaikan suhu global. Gas selain CO 2 pada Tabel 8 memiliki nilai GWP yang lebih besar dan lebih bersifat merusak. Akan tetapi, peningkatan konsentrasi CO 2 dan waktu tinggalnya di atmosfer tetap dianggap ancaman terbesar penyebab pemanasan global. Selain GWP, parameter lain yang menggambarkan pengaruh gas rumah kaca terhadap perubahan iklim yang biasanya diindikasikan dengan kenaikan suhu adalah radiative forcing. Tabel 8 Komponen gas rumah kaca dan potensinya terhadap pemanasan global untuk TH Time Horizon 100 tahun dengan CO 2 sebagai gas relatif IPCC 2007 Komponen GRK Potensi Pemanasan Global GWP Carbon Dioxide CO 2 1 Methane CH 4 25 Nitrous Oxide N 2 O 298 Hydrofluorocarbons HFC 124 – 14.800 Perfluorocarbons PFC 7.390 – 12.200 Sulfur Hexafluoride 22.800 Radiative Forcing Radiative forcing merupakan sebuah index dari faktor yang bertindak sebagai sebuah mekanis potensial yang mengubah keseimbangan output dan input energi. Index ini bernilai negatif - apabila faktor mengubah suhu menjadi lebih dingin dan bernilai positif + untuk perubahan suhu ke arah lebih panas IPCC 2007. Kesetimbangan energi radiasi matahari diperoleh dari selisih nilai radiasi matahari yang masuk ke bumi melalui radiasi gelombang pendek dengan nilai radiasi matahari yang diemisikan oleh bumi dalam bentuk radiasi gelombang panjang. Apabila selisih nilai tersebut bernilai nol, maka kesetimbangan energi radiasi matahari tercapai Nahas 2010. Jika selisih nilai tersebut bernilai positif, artinya lebih banyak energi radiasi matahari yang diserap, maka hal ini dinamakan dengan positive feedback. Dampak dari positive feedback adalah naiknya temperatur rata-rata permukaan bumi yang mengarah terhadap terjadinya pemanasan secara global global warming. Sebaliknya, jika lebih banyak radiasi matahari yang diemisikan oleh permukaan bumi, maka hal ini disebut dengan negative feedback yang berdampak pada turunnya temperatur rata-rata permukaan bumi global dimming. Tabel 9 menjelaskan beberapa komponen radiative forcing serta nilai indexnya masing-masing. Nilai radiative forcing untuk gas rumah kaca seperti CO 2 dan CH 4 berniai positif, sedangkan ozon bernilai positif di bagian troposfer dan negatif di bagian stratosfer. Uap air yang terkandung di stratosfer bernilai positif. Radiative forcing dinyatakan sebagai jumlah energi per satuan luas, per satuan waktu energi yang diserap gas rumah kaca atau yang hilang. Nilai RF Radiative Forcing untuk aerosol juga benilai negatif. Total RF yang diakibatkan faktor anthropogenic sebesar 1.6 Wm -2, sedangkan total nilai RF yang disebabkan faktor natural hanya sebesar 0.12 Wm -2 Tabel 9 Nilai komponen radiative forcing IPCC 2007 Factor RF Component RF Wm-2 Total net Wm-2 Anthropogenic Long-life gases CO 2 1.66 1.61 N 2 O 0.48 CH 4 0.16 Halokarbon 0.34 Ozon Stratospheric -0.05 Tropospheric 0.35 Stratospheric H 2 O from CH 4 0.07 Surface Albedo Land use -0.2 Black carbon on snow 0.1 Aerosol direct effect -0.5 cloud albedo effect -0.7 Linier contrails -0.1 Natural Solar Irradiance 0.12 0.12 Tabel 10 Nilai konstanta dan beberapa rumusan untuk menentukan nilai radiative forcing Mhyre 1998 Jenis gas Persamaan radiative forcing , ΔF Wm −2 Konstanta CO 2 ΔF= α lnCC0 α=5.35 CH 4 ΔF= α√ε–√ε0–fM,N0–fM0,N 0 α=0.036 N 2 O ΔF= α√N–√N0–fM 0,N–fM0,N 0 α=0.12 CFC-11a ΔF= αX–X0 α=0.25 CFC-12 ΔF= αX–X0 α=0.32 Keterangan : fε,N = 0.47 ln[1+2.01×10−5 εN0.75+5.31×10−15 εεN1.52] C adalah CO 2 dalam ppm M adalah CH 4 dalam ppb N adalah N 2 O dalam ppb X adalah CFC dalam ppb Misalnya untuk karbon dioksida dengan kelimpahan pada tahun 1975 CO 2 sebesar 278 ppm dan pada tahun 2005 adalah sebesar 379 maka dengan menggunakan formula di bawah ini: ΔF=5.35x ln CCo……..…….6 didapatkan nilai radiative forcing dengan periode perubahan kelimpahan 1975-2005 adalah sebesar 1.66 W m -2 dan kenaikan suhu bumi sebesar 0.72 o C IPCC 2007. Dengan kenaikan konsentrasi CO 2 sebesar dua kali lipat dari konsentrasi masa revolusi industry 556 ppm, maka nilai radiative forcing CO 2 sebesar 3.7 W m -2 . Nilai tersebut akan meningkatkan suhu sebesar 1.5 o C dengan menggunakan persamaan 4 seperti di bawah ini: dT = 1.5 o Nilai di atas sebanding dengan perkiraan IPCC 2001 menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi CO 2 dua kali lipat akan diikuti oleh peningkatan temperatur udara rata-rata sebesar 1.5-4.5 o C.

4.5 Analisis Kecenderungan Suhu dan Curah Hujan Jakarta Observatory 1965-