2 Dampak kuat. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak
yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera, seperti penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi
pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor.
3 Pengaruh kuat. Televisi mempunyai kemampuan kuat untuk mempengaruhi
persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di muka televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan.
Kebanyakan calon pembeli lebih ”percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali yang merupakan cerminan
bonafiditas pengiklan.
b. Kelemahan Televisi
1 Biaya besar. Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di televisi adalah
biaya absolut yang sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. Sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala adalah rendah, biaya
absolut dapat membatasi niat pengiklan. Biaya produksi, termasuk biaya pembuatan film dan honorarium artis yang terlibat, dapat menghabiskan jutaan
rupiah. Belum lagi penyiarannya yang harus diulang-ulang pada jam-jam siaran utama.
2 Khalayak tidak selektif. Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk
menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif, karena segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Jadi,
iklan-iklan yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar tidak tepat.
3 Kesulitan teknis. Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan-iklan
yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam siarannya.
2.3 Komunikasi Pemasaran
Untuk memenangkan persaingan bisnis yang semakin ketat, pada tahun 90-an mulai diperkenalkan konsep yang memadukan strategi komunikasi dan pemasaran,
sehingga memunculkan istilah komunikasi pemasaran. Harris 1991 memunculkan istilah marketing public relations MPR. Jefkins 1988 menyebutnya marketing
communication. Kasali 1992 menegaskan bahwa perpaduan konsep tersebut disebut
sebagai bauran komunikasi pemasaran marketing communication mix. Sedangkan Temporal 2001 dan Stout dalam Straubhaar and LaRose 2006 sepakat dengan istilah
komunikasi pemasaran terpadu integrated marketing communication. Pada dasarnya istilah bagi konsep komunikasi pemasaran berlandaskan pada dua
konsep, yaitu komunikasi dan pemasaran. Strategi komunikasi menekankan pada pengelolaan komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif serta kesan-kesan
konsumen terhadap perusahaan dan produknya Harris, 1991. Menurut Rachmadi 1992 komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi yang dapat dipercaya untuk
menciptakan kemauan baik. Sementara strategi pemasaran menurut Harris 1991 menekankan pada upaya merangsang pembelian dan kepuasan konsumen. Jefkins 2004
menyatakan bahwa kegiatan pemasaran merupakan proses manajemen yang bertanggung jawab mengenali, mengantisipasi dan memuaskan keinginan atau
kebutuhan konsumen demi meraih laba. Jefkins 1988 menyebutkan komunikasi pemasaran aims at creating a favorable
marketing situation in advance of selling, distribution, advertising and sales promotion. Menurut Temporal 2001 untuk pembangunan suatu merek diperlukan komunikasi
yang bersifat strategis dalam mengkomunikasikan nilai-nilai dan kepribadian merek, yaitu strategi komunikasi pemasaran terpadu. Suatu strategi komunikasi total merupakan
strategi yang sangat penting dalam pembangunan merek, karena strategi ini menentukan keefektivan penciptaan citra. Komunikasi-komunikasi mengutarakan janji merek
tersebut yang akan dialami oleh para konsumen. Nada dan gaya komunikasi mencerminkan kepribadian merek dan pemilihan media mempengaruhi penetrasi
segmennya. Menurut Stout dalam Straubhaar and LaRose 2006 integrated marketing communication assures that the use of all commercial media and messages is clear,
consistent, and achieves impact. Jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan suatu strategi
dalam membangun produk atau merek dengan cara mengkomunikasikan nilai-nilai dan kepribadian merek melalui upaya penciptaan situasi pemasaran yang menyenangkan
melalui periklanan maupun bentuk promosi penjualan lainnya yang bersifat informatif, persuasif, jelas dan konsisten. Dalam penelitian ini difokuskan pada komunikasi
pemasaran melalui periklanan.
2.4 Periklanan